Senin, 22 Oktober 2012

~ PENYESALAN YANG TIADA HENTI ~

Aku menikah dengan laki-laki yang aku cintai, tiba-tiba suamiku menikah dengan wanita lain, sehingga membuatku putus asa dan melakukan tindakan yang begitu buruk dengan cara minum-minuman keras dan mulai melakukan hal-hal yang sangat merugikan diriku,
IBUku, saat itu yang memberikan dukungan penuh dan menghiburku tidak pernah aku hiraukan, aku betul-betul sakit hati karena ulah suamiku, keadaan membuat aku menutup diri walaupun itu terhadap ibuku.. Ibu yang sejak kecil merawatku seorang diri, ibu yang bekerja keras untuk membiayai kehidupanku seorang diri, karena ayahku semenjak aku berumur 2 tahun telah pergi dan menikah lagi dengan wanita lain.
Hingga aku pun merasa apa yang terjadi dengan ibuku dulu, kenapa terjadi pula padaku, nasehat demi nasehat dari ibuku tidak pernah aku hiraukan.. Hingga aku pun berpikir untuk bekerja keluar negeri agar aku bisa melupakan masalah yang menimpaku.

Malam keberangkatanku, aku dan ibuku memasak kepala ayam goreng, kami makan sambil menangis karena kita akan berpisah. Aku benar-benar tidak menyadari kalau itu malam terakhir aku melihat wajah ibuku. Keberangkatanku pun terjadi, setelah dua bulan di penampungan akhirnya aku pun berangkat ke luar negeri yaitu Hongkong. Baru 4 bulan aku bekerja dan masih dalam potongan gaji, kabar buruk itu aku terima, tepat jam 5 pagi sebuah sms aku terima kalau ibuku telah menutup mata untuk selamanya, ingin rasanya aku segera pulang, tapi mana mungkin uang sepersenpun aku tak punya dan masih dalam potongan egent, hanya tangisan penyesalan hingga saat ini yang aku rasakan, orang tua satu-satunya yang aku miliki telah pergi untuk selamanya tanpa aku di sampingnya. Begitu menyesal aku, seandainya dulu aku mendengar nasehat ibuku, agar aku kuat untuk menahan sakit hati mungkin aku masih bisa menemani hari-hari terakhir ibuku. “Aku menyesal bu, sungguh menyesal.. Takku hiraukan dirimu hanya demi memikirkan diriku sendiri, tapi kini aku benar-benar menyesal dan hidup sendiri tanpa dirimu lagi... Semoga kau bahagia ibu, bentar lagi hari 100 harinya wafatmu, aku janji akan hadir di hari itu. aku pulang bu, untuk melihatmu, walau kini hanya makammu yang aku lihat. Maaf kan aku IBU…”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa tinggalkan pesan, kritik dan sarannya.. Makasih ^_^

Senin, 22 Oktober 2012

~ PENYESALAN YANG TIADA HENTI ~

Aku menikah dengan laki-laki yang aku cintai, tiba-tiba suamiku menikah dengan wanita lain, sehingga membuatku putus asa dan melakukan tindakan yang begitu buruk dengan cara minum-minuman keras dan mulai melakukan hal-hal yang sangat merugikan diriku,
IBUku, saat itu yang memberikan dukungan penuh dan menghiburku tidak pernah aku hiraukan, aku betul-betul sakit hati karena ulah suamiku, keadaan membuat aku menutup diri walaupun itu terhadap ibuku.. Ibu yang sejak kecil merawatku seorang diri, ibu yang bekerja keras untuk membiayai kehidupanku seorang diri, karena ayahku semenjak aku berumur 2 tahun telah pergi dan menikah lagi dengan wanita lain.
Hingga aku pun merasa apa yang terjadi dengan ibuku dulu, kenapa terjadi pula padaku, nasehat demi nasehat dari ibuku tidak pernah aku hiraukan.. Hingga aku pun berpikir untuk bekerja keluar negeri agar aku bisa melupakan masalah yang menimpaku.

Malam keberangkatanku, aku dan ibuku memasak kepala ayam goreng, kami makan sambil menangis karena kita akan berpisah. Aku benar-benar tidak menyadari kalau itu malam terakhir aku melihat wajah ibuku. Keberangkatanku pun terjadi, setelah dua bulan di penampungan akhirnya aku pun berangkat ke luar negeri yaitu Hongkong. Baru 4 bulan aku bekerja dan masih dalam potongan gaji, kabar buruk itu aku terima, tepat jam 5 pagi sebuah sms aku terima kalau ibuku telah menutup mata untuk selamanya, ingin rasanya aku segera pulang, tapi mana mungkin uang sepersenpun aku tak punya dan masih dalam potongan egent, hanya tangisan penyesalan hingga saat ini yang aku rasakan, orang tua satu-satunya yang aku miliki telah pergi untuk selamanya tanpa aku di sampingnya. Begitu menyesal aku, seandainya dulu aku mendengar nasehat ibuku, agar aku kuat untuk menahan sakit hati mungkin aku masih bisa menemani hari-hari terakhir ibuku. “Aku menyesal bu, sungguh menyesal.. Takku hiraukan dirimu hanya demi memikirkan diriku sendiri, tapi kini aku benar-benar menyesal dan hidup sendiri tanpa dirimu lagi... Semoga kau bahagia ibu, bentar lagi hari 100 harinya wafatmu, aku janji akan hadir di hari itu. aku pulang bu, untuk melihatmu, walau kini hanya makammu yang aku lihat. Maaf kan aku IBU…”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa tinggalkan pesan, kritik dan sarannya.. Makasih ^_^