Rabu, 30 Mei 2012

DIA & SEMANGATNYA


Dimalam itu dia terjebak di dalam keramaian yang sebenarnya tidak dia inginkan, aliran darahnya mulai terasa mengalir semakin deras ketika banyak suara bising yang ia dengar, tangannya mulai bergetar seiring pandanganya yang perlahan memudar, dia yang seorang diri benar-benar merasakan kesendirian yang teramat dalam walaupun berada di tengah-tengah kerumunan banyak orang. Sejenak dia menundukan kepala dan memejamkan matanya sampai akhirnya dia mulai kembali melihat keadaan sekitar dan perlahan menghela nafas panjang.

Satu senyuman kecil kini mulai terlukis di dalam wajahnya dan dengan rasa percaya diri yang perlahan datang dia mencoba mulai beradaptasi dengan keadaan sekitar, dia mulai berjalan dengan langkah kakinya yang tersendat-sendat karena terhalang oleh cukup banyak orang, arah matanya kini tertuju ke satu tempat yang sedikit lebih tinggi dari sekarang dia berdiri. Dia mulai menuju tempat itu dan berharap dapat sedikit ketenangan, dinginnya angin malam sekarang mulai terasa melewati tubuhnya setelah berada di tempat yang lebih tinggi itu, rambutnya yang hitam dan sangat lurus mulai bergoyang-goyang mengikuti hembusan angin malam.
“ternyata disini aku cukup dapat melihat banyak hal”. Ujar anak itu.
Arah matanya mulai kesana kemari dan mulai memperhatikan banyak hal, dia tertawa geli ketika melihat satu kumpulan orang yang sedang bercanda bersama teman-temannya.
“Kelakuan mereka sama konyolnya dengan teman-temanku”. Tutur anak itu didalam hatinya dan kembali melihat-lihat keadaan sekitar.
Banyak sekali hal yang dia lihat, dan senyuman kecil itu tetap terlukis di dalam wajahnya, matanya yang memantulkan cahaya lampu-lampu malam membuat anak itu semakin terlihat sangat gembira dan mulai berbaur dengan keadaan sekitar, tapi tiba-tiba senyuman anak terlihat hambar, tatapan matanya kosong dan sedikit muncul kerutan di puncak batang hidungnya ketika dia melihat satu kumpulan keluarga yang sedang asik bercanda gurau, perasaan gembira yang perlahan muncul tadi kini perlahan menghilang terbawa angin entah kemana. 
“Aku sangat merindukan keadaan yang seperti itu”. ujar anak itu di dalam hatinya. Matanya mulai berkaca-kaca dan tangannya kembali bergetar.
“Seandainya orang tuaku tidak bercerai dulu, mungkin aku masih bisa merasakan keadaan yang seperti itu? Aku masih sangat ingat keadaan yang seperti itu dulu, dimana aku dan keluargaku selalu menyempatkan diri untuk berlibur bersama di akhir pekan”. Dia terus memperhatikan dan tanpa dia sadari ternyata air mata mulai mengalir di pipinya,
“Astagfirullah”. Ujar anak itu sembari bergegas menghapus air matanya dan melihat-lihat keadaan sekitar karena dia takut ada orang lain yang memperhatikannya, dia kembali memperhatikan satu kumpulan keluarga itu, matanya masih tetap berkaca-kaca tapi kali ini dia dapat sedikit tersenyum, ketika matanya terfokus ke salah satu gadis kecil yang berada di dalam kelompok keluarga itu.
“Aku ingat ketika adikku sekecil itu, dia sangat lucu dan menggemaskan, tapi setelah beranjak dewasa tingkah adikku jadi sangat jauh berbeda dari kepribadiannya yang dulu sangat aku kagumi”. Anak itu kembali menghela nafas panjang dan mengalihkan pandangannya ke arah lampu-lampu jalanan yang sangat indah bersinar, angin malam tetap berhembus lembut mengoyangkan rambutnya, dan pantulan cahaya lampu itu terlihat jelas dari matanya yang berkaca-kaca, dia kembali tersenyum mengingat dulu cahaya lampu yang seperti itu masuk melalui kaca mobil keluarganya ketika ia dan keluarganya pergi untuk berekreasi, walaupun sudah belasan tahun tapi dia masih dapat benar-benar merasakan keadaan yang dulu dia rasakan, tawa keluarga di dalam mobil masih dapat ia dengar dengan jelas, wangi udara di dalam mobil dan alunan musik kesukaan orang tuanya yang berjudul Sukiyaki dari grup musik The Blue Diamond masih sangat jelas bernada di dalam pikirannya.
“TUHAN sejujurnya aku masih belum benar-benar mengerti dengan keadaan ini, dan belum benar-benar bisa beradaptasi dengan keadaan ini. Ketika aku tertawa bersama Ayahku, aku selalu berpikir apakah ibuku disana sedang tertawa senang juga seperti kita disini? begitupun sebaliknya tutur anak itu sambil mulai menatapi bintang-bintang yg menghiasi langit.
“Aku ingin merasakan kembali berkumpul bersama, tapi rasanya sangat kecil kemungkinan untuk dapat seperti itu, apa menjalankan satu hubungan rumah tangga itu benar-benar sulit? Sehingga tidak sedikit aku melihat perceraian! Kakak perempuan yang sangat aku sayangipun kini aku perhatikan hubungan rumah tangganya terlihat sedikit tidak beraturan, dan itu cukup membuatku sedih dan emosi! Aku selalu berharap kalau kisah perceraian cukup hanya orang tuaku saja yang merasakan, dan tidak untuk keluargaku yang lainnya!”. Selama bertahun-tahun anak itu belajar dari kesalahan orang tuanya yang tidak dapat mempertahankan hubungan rumah tangga. Tidak sedikit dia lihat bahwa anak dari orang tuanya yang bercerai, mempunyai perjalanan hidup yang kurang baik, jadi dia pikir bahwa perceraian bukanlah hanya sakit di rasakan oleh kedua pihak yang bersangkutan, melainkan oleh banyak orang terlebih anak-anaknya.
“Tapi memang cukup sulit aku rasakan, bahwa hidup dan cinta itu penuh dengan teka-teki, aku pernah berusaha untuk benar-benar mencintai kekasihku dulu, tapi semuanya tidak semudah aku bayangkan! Tidak sedikit kebohongan yg membuatku sakit ketika menjalankan satu hubungan, tapi aku tetap bersabar! Aku tetap mempertahankan! Aku tidak ingin mengambil satu keputusan dengan mudah! Karena aku ingin belajar bagaimana aku dapat benar-benar bertahan dan memperbaiki satu hubungan! Aku tetap tersenyum melihat kebohongan itu, karena aku pikir jika aku emosi maka apa yang aku ucapkan bukanlah apa yang benar-benar dari dalam hatiku. Aku tidak mengenal bagaimana cara melupakan! Melainkan mencoba mengenal bagaimana cara untuk bertahan”. Tutur anak itu sembari terduduk lemas di pagar yang berada di sekitaran tempat itu. Dia kembali memperhatikan tangannya yang tidak berhenti bergetar. Dia kembali tertunduk dan memejamkan mata lalu mencoba menghela nafas panjang untuk dapat menenangkan hatinya. 

Hhmmm.. Apapun yang terjadi aku yakin bahwa aku bisa melaluinya, aku tidak sendiri! Aku yakin TUHAN ada di dekatku, aku adalah orang yang kuat! Aku adalah orang terpilih yang dapat merasakan banyak warna di dunia ini, yang sekarang harus aku lakukan hanyalah terus berjalan di dalam roda kehidupan dan melakukan yang terbaik dalam segala hal sampai aku nanti bertemu dengan kehidupan yang abadi, apa aku tidak bahagia? Ya! Aku sangat bahagia! Hanya saja belum benar-benar mengerti bagaimana cara bersyukur dan menikmatinya”.
“Kita semua bahagia”. Ujar anak itu ditemani satu senyumnya, dia mulai berdiri dari duduknya dan mulai melangkah pergi dari tempat itu diiringi music “Tears – X-Japan” yang ia dengarkan dari mp3nya. Dan Anak itupun mulai hilang dari keramaian banyak orang..

Selasa, 29 Mei 2012

Becak Tua Dikala Senja




Panas terik sang mentari membakar kulit ditengah siang yang kelak kan padam juga ditelan malam. Becak-becak berjejer rapi dipangkalan yang berada tepat dibawah rindangnya pepohonan dipinggir jalan. Para pria paruh baya menunggui becaknya masing-masing, keringat  mengucur deras yang kemudian disapu dengan handuk kecil yang terbalut dileher mereka. Meratapi jalanan yang penuh dengan kendaraan bermotor dan riuh debu kota, dijaman yang serba canggih ini becak-becak mereka hampir tak dibutuhkan lagi, orang-orang sudah banyak yang memiliki kendaraan masing-masing. Padahal, keperluan untuk bertahan hidup semakin hari semakin meningkat. Dalam satu hari, paling banyak tiga orang penumpang yang mereka dapat.


Pak Kamdi salah satu diantara pria-pria itu, dialah yang tertua diantara mereka. Nampak kerut-kerut perjuangan yang tergambar jelas diraut wajahnya, bahunya yang dulu kekar kini bungkuk ditindih usia, seharusnya lelaki tua seperti dia sudah tak selayaknya lagi bekerja membanting tulang. Tapi jika bukan dia, siapa lagi? Istrinya telah meninggalkannya bertahun-tahun silam, ia lari bersama laki-laki yang diharapkannya, laki-laki kaya atau orang pejabat berdasi rapi. Ia menyesali pilihan yang terlampau dipilihnya, dulu ia hanya memandang kecantikan dari wanita, bukan dari akhlak mulia atau kesetiaannya. Entahlah... kini hal itu bukan sesuatu yang patut untuk disesali. Kini ia hanya berjuang untuk  Fahmi anak laki-laki semata wayangnya yang sudah berumur dua puluh tujuh tahun. Tapi, diusia itu Fahmi tak bisa berbuat apa-apa, untuk bicara, makan dan buang air saja pak Kamdi lah yang melayaninya, Fahmi mengalami lumpuh seluruh tubuh sejak masih kecil.


          Petang hampir menjelang, hari ini hanya dua penumpang yang didapat, maklum... Para tukang becak tak bisa meraup semua penumpang sendiri, mereka harus berbagi giliran, hampir tak ada bedanya dengan tukang ojek.

“ Semuanya, saya pulang duluan ya! “ seru pak Kamdi pada teman-temannya.

“Yaa, hati-hati pak “ Ucap mereka.



Dikayuhnya kuat-kuat pedal becak tua itu, walau terik sudah hilang sedari tadi, keringat masih saja mengucur deras dikeningnya. Seorang tua yang telah lelah memikul beban namun tetap bersabar menempuh hitam putih jalan hidup ini. Meski kadang ia tertatih, semangat juangnya menjalani hidup demi anaknya yang hanya menambah beban. Tidak, baginya anaknya bukanlah beban, justru perjuangannya ini untuk anak tersayangnya. Jarak dari pangkalan menuju rumah cukup jauh, nafas pak Kamdi mulai tersengal menghirup udara.

“Tiiittt... Tiittt....“ Nyaring bunyi klakson mobil mewah dari arah belakang becak pak Kamdi, hampir saja naas menimpanya, jika saja bukan nasib yang mencatat dirinya selamat hari ini, habis sudah dirinya hancur bersama becak tuanya tertabrak mobil itu. Genangan air dijalan menyapu wajah keriputnya. Sementara pemilik mobil yang jelas salah itu bukanya segera turun dan meminta maaf, ia malah mengumpat menyalahkan orang lain.


“Dasar goblok...!! Hampir aja mobil gua lecet!” Caci pemilik mobil itu yang ternyata seorang anak muda.

“Astagfirullah... Ampunilah dosa-dosa anak muda itu Ya Allah.” Ucap pak Kamdi. Tak sedikitpun marah dan dendam tampak diwajahnya. Tabah dalam dirinya begitu kuat, Meski dalam sulitnya hidupnya, masih ada orang yang tega berbuat nista.


Sesampainya dirumah, kembali pemandangan yang mengharukan. Anaknya terbaring lemah tak dapat berbuat apa-apa, tubuhnya kurus kering bagaikan tulang berbalut kulit. Diusapnya kepala anak tersayangnya itu dengan penuh kasih sayang. Sedikit sakit yang menggelitik dihatinya, menciptakan setitik air diujung mata buru-buru dihapusnya, agar sang anak tak semakin merasa menjadi beban. Dibenahinya semua pakaian kotor dari tubuh Fahmi, dengan sabar ia mengelapi dari ujung rambut hingga ujung kaki.
Diambilnya sepiring nasi yang telah dingin dari panci diatas tungku berdebu, disuapinya anaknya dengan lauk seadanya. Ikan asin yang dibakar karena tak ada minyak untuk menggoreng, memang apalagi yang diharapkan orang miskin sepertinya? Hanya pada saat Hari Raya Idul Adha, ia dan Fahmi bisa makan daging. Tidak seperti para petinggi negara yang makan enak setiap harinya.


Senja sudah tenggelam, adzan maghrib berkumandang. Segera di ambilnya air wudhu. Dijalankannya kewajiban dengan sepenuh hati didalam rumah berdinding kayu lapuk termakan usia seperti dirinya. Melepas kerinduan pada Yang Maha Kuasa, melimpahkan jeritan-jeritan hatinya.

Ditengah malam, gelap begitu terasa. Hanya lampu-lampu tembok yang terbuat dari botol bekas memancarkan sedikit cahaya untuknya. Di Tahajjud malamnya ia bersimpuh, terucap seberkas do’a dari bibir kerinnya yang tak lain untuk anaknya.


“Ya Allah, Ya Tuhanku... Hanya padaMu aku memohon. Ampunilah dosa-dosaku, ampunilah dosa anakku. Aku tak meminta segala sesuatu atas ketidak berdayaanku, hanya... kumohon sembuhkanlah anakku, aku takut jika nanti aku pergi mendahuluinya tak ada yang merawatnya. Ya Allah... Kabulkanlah doaku, sesungguhnya segala sesuatu yang Kau berikan dan Kau putuskan adalah yang terbaik bagiku. Amiiin.
Begitulah caranya menikmati indah malam.
  

Pagi-pagi buta ia sudah bersiap pergi mencari nafkah bersama becak tuanya. Seperti hari biasa, pangkalan becak sepi penumpang, tapi apa boleh buat ? Hanya kesabaran yang bisa diandalkan. Hari ini ada berita yang cukup menghebohkan, katanya ada seorang gadis yang bunuh diri hanya karena tak dibelikan orang tuanya handphone trend terbaru.
“Subhanallah, pendek sekali pikiran anak gadis itu” kata pak Kamdi.

“ Betul pak, bagaimana bisa dia bunuh diri hanya karena tidak dibelikan handphone, sementara kita yang berkutat dengan nasib untuk mencari sesuap nasi ini, tak pernah berpikir untuk mengakhiri hidup dengan cara yang dibenci Tuhan seperti itu.” Kata salah seorang temannya.

“Sudah-sudah, yang penting kita intropeksi diri kita masing-masing agar bisa lebih mempertebal iman dan tidak melalukan perbuatan seperti itu. Kita doakan saja, semoga dia diampuni Yang Maha Kuasa.” Pak Kamdi menasehati temannya yang lebih muda itu.

“ Iya ya pak, kadang kita juga tidak menerawang dulu dalam diri kita sebelum berucap. Astaghfirullah... “


“ Pak, gimana kabar si Fahmi, sehat-sehat saja kan? “ Tanya Bu Minah pemilik warung disebelah pangkalan menyahut.

“Yahhh, seperti itu keadaannya... Tapi Alhamdulillah sehat saja “ Jawab pak Kamdi seraya menghela nafas.

“’Syukurlah Kalau begitu “

Tiba-tiba saja ada perasaan tak enak timbul dihatinya, ia menghawatirkan anaknya dirumah. Rasanya ia ingin cepat-cepat pulang saja, biar saja hari ini belum dapat penumpang satu pun. Ahh... Sebaiknya ia segera pulang.

Segera ia bersiap mengayuh becaknya. “ LhoOh pak, mau kemana?” Tanya Rusman, teman sepangkalannya.

“Mau pulang duluan” sahut pak Kamdi. “ Belum juga sampai setengah hari, kenapa buru-buru pulang?”

“Saya khawatir sama si Fahmi, saya pulang dulu ya” pak Kamdi pamit pada temannya.


Cepat-cepat ia membawa becak tuanya diiringi sinar mentari pagi, kerikil jalanan menuju rumahnya menggoyangkan tubuhnya yang kian renta. Sesampainya dirumah, dilihatnya anaknya seperti biasa. Terkulai diatas perbaringan dari rotan.

“Nak, hari ini bapak pulang cepat, bapak khawatir sama keadaanmu” kata pak Kamdi pada anaknya. Terlihat butiran bening mengucur dari mata anaknya.
“Lhooh... Kenapa menangis? Kamu mau makan?” Ucap pak Kamdi lirih melihat anaknya seperti itu. Tapi pak Kamdi paham anaknya tidak lapar, tersirat dimata Fahmi ia hanya ingin ayahnya duduk disampingnya. Diusap pak Kamdi rambut anak kesayangannya itu, air matanya ikut luruh tak dapat ditahan. Fahmi menutup matanya, mulutnya mengucap kata ynag tak terdengar. Pak Kamdi pun tak mengerti, ia mencoba berdzikir, mungkin anaknya sedang sakit, tapi badannya dingin sekali. Nafasnya kian melemah hingga tak terasa lagi.


“Innalillahi wainnailahirojiun” Ucap pak Kamdi mengiringi kepulangan anaknya ke rahmatullah. Dikecupnya kening Fahmi untuk terakhir kali dan melepas dengan ikhlas atas kehendak-NYA.

Kini hanya tinggal ia sendiri, menjalani hidup menunggu ujung usianya. Tuntas sudah kewajibannya merawat anaknya. Kini kewajibannya adalah mengumpulkan amal ibadah untuk bekal menghadap sang Khalik.
Disandarkanya punggung rentanya didindin, Punggung yang telah memikul dan merasakan asam garam, madu empedu kehidupan. Dikirimkannya doa untuk Fahmi yang telah dipanggil lebih dulu. Seraya menunggu senja menemui malam.



    “Ketika hatimu mulai merindukan dzat Allah, mungkin hanya kematian lah yang paling dinanti, karna hanya dengan Mahar itu kamu bisa bertemu dengan-NYA.”

♥ ♥ You Are My Everything ♥ ♥




Hujan deras membasahi rambut dan pakaianku. Aku tak mempedulikannya dan terus berlari. Terlihat sosok laki-laki di ujung jalan. Ia adalah kak Ian, lengkapnya Adrian. laki-laki bertubuh sedang, sawo matang dan berparas jawa. Cukup jauh perbedaan umur kami, 20 tahun.
"waduh, kok ujan-ujanan sih? kakak baru mau jemput.." ucapnya sambil mengangkat tubuhku
 aku hanya tersenyum dan cengengesan.
 "abisnya lama sih warungnya kan deket !" jawabku sedikit meledek

 Beruntungnya diriku bisa kenal dengan kak Ian. Walaupun ia hanya kakak angkatku tapi ia sudah ku anggap seperti kakak dan orangtua kandungku. Namaku Angelia Virginity, seorang anak perempuan yang ditelantarkan oleh orangtuanya. Entah mengapa orangtuaku tega membuangku di taman Tugu Monumen Nasional. Yang aku tahu, aku terlahir di keluarga broken. Kak Ian lah yang berbaik hati memungut dan membesarkan aku hingga kini di usiaku ke 16 tahun. saat itu aku masih berumur 7 tahun.
Aku dibawa kerumah kak Ian di sebuah rumah susun yang agak kumuh di sekitar Jakarta. Disinilah aku memulai hidup baruku dan mengetahui semua tentang kak Ian. Kak Ian hidup di dunia "kelam". Ia seorang laki-laki bandar narkoba walaupun begitu ia sosok yang sangat baik. Ia tak pernah sedikit pun membawaku kedunianya malah ia sangat menjagaku dan banyak mengajarkan pengalaman dan pelajaran dan pastinya ia sangat sayang kepadaku. Begitupun aku terhadapnya. Bagiku ia adalah anugrah terindah yang diberikan Tuhan kepadaku.
Aku pernah menasehatinya tapi ia malah berbalik menasehatiku.

"Kamu gak usah ikut campur urusan kakak, urus aja dirimu sendiri ! Jadilah orang baik !"

 Aku terdiam mendengarnya. Sejak saat itu aku tak pernah ikut campur lagi.

Belakangan ini kak Ian jarang pulang, mungkin karena pekerjaannya yang sangat beresiko dan harus berpindah-pindah tempat. Ia sudah tiga kali masuk DPO oleh polisi tapi ia sangat lihai sehingga ia tak mudah tertangkap. Aku takut jika ia tertangkap. Mungkin, dipenjara dalam waktu lama atau di eksekusi mati. Aku tak inginkan itu tapi apa boleh buat itu sudah menjadi bagian hidupnya dan ia sudah nyaman dengan kehidupannya
Aku tinggal sendirian di rusun dan selama tak ada kak Ian, aku sering mengajak teman teman untuk sekedar ngobrol. Kak Ian hanya memberikan uang yang jumlahnya lebih dari cukup dan hanya berpesan "jaga dirimu baik-baik, jangan sampai buat kakak marah !".
Aku sadari, uang pemberian kak Ian adalah uang "kotor". Ya, tapi mau bagaimana lagi?. Dulu, aku pernah bekerja di tempat steam mobil sebagai pengelap body mobil tapi tak bertahan lama karena kak Ian mengetahuinya dan ia sangat marah padaku sampai-sampai telapak tangannya mencium pipiku. Memang, ia tak mengijinkan aku untuk mencari uang karena lingkungan ditempat tinggal ini kurang baik dari segi pandang masyarakat. Ia takut jika aku terpengaruh dan rusak seperti dirinya. Aku termasuk  anak yang kuper dan sulit membuka diri karena aku tak ingin mendengar celotehan orang tentang kak Ian. Aku hanya memiliki seorang teman, Asih. Anak tetangga sebelah. 

Malam itu, kak Ian pulang dan tergesa-gesa.

"Kak, kenapa?" tanyaku

"Sssstt !! Jangan berisik !" jawabnya

Ia lekas pergi kekamar. Aku hanya mematung dan bingung. Ada apa ya?

"Angel !! sini cepat !"  ucapnya dengan suara yang sedikit berbisik

Aku menghampirinya
"iya kak, ada apa sih?" tanyaku.

"Cepat bereskan pakaian kamu ! kita pindah sekarang !"

Dengan ekspresi bingung aku menuruti perintahnya dan bergegas pergi dari rusun. Kami naik taksi dan turun di tepi jalan depan gedung yang sangat tinggi.

"Kak, kita mau kemana sih?" tanyaku bingung

Kak Ian diam. Kami terdiam sejenak dan ekspresi kak Ian masih sama, gelisah. Kami terus melangkahkan kaki.

" Heeh ! Jangan bergerak !!" suara yang lantang itu mengagetkan kami. Kak Ian menarikku dan berlari.

"cepat ! cepat Angel !" Aku berusaha mengimbangi lajunya.

"Kita harus kabur !" teriaknya

"Mereka itu siapa?" tanyaku

"Polisi"

“Apa? Polisi?” Teryata kak Ian menjadi buronan lagi setelah berkali-kali lolos dan kali ini polisi sudah didepan mata.

"cepat Angel ! cepat !"

Aku terus berlari mengimbangi kak Ian..
"dor..dor..dor.." suara pistol memecah kesunyian malam. Kak Ian terjatuh dan kudapati ia berlumuran darah.

"Kakaaak ! Kak Ian ! Bangun ! Kak Ian ! Kamu harus kuat !" teriakku yang belumuran air mata.

Ia memandangku dan berkata:
"Angel, jaga dirimu baik-baik ya.. Jangan seperti kakak hidup dijalan ini ! kamu harus buat orangtuamu bangga dengan prestasimu. Jangan bikin kakak kecewa dan nanti kita bakal ketemu lagi" pesannya dengan nada yang patah-patah. Aku hanya mengangguk-ngangguk sambil menangis dan memeluk tubuhnya.

"aku gak mau kehilangan kakak!" teriakku

"Kakak selalu ada dihatimu, sayang" jawabnya
ia mengulurkan jari kelingkingnya dan langsung ku kait kan dengan jari kelingkingku.

"Janji !" ucap kami

Ku peluk lagi tubuhnya tetapi semakin lama pelukannya kendur dan terlepas.

"Kakak ! kakak jangan tinggalkan aku !! Kakaaaaaak !"

Polisi datang dan mengepung kami. Dua orang polisi memaksaku melepaskan pelukanku dari kak Ian, aku berontak tapi aku kalah kuat dari mereka.

" Stop ! Kak Ian ! Bangun ! Jangan tinggalkan aku ! Lepaskan kakak ku !" teriakku saat polisi mengangkat tubuh kak Ian.

Aku dibawa ke kantor polisi dan diperiksa tapi aku bersih dan tak terlibat, aku dibebaskan. Saat-saat yang menyedihkan  saat aku tak diijinkan untuk melihat jenazah terakhir kak Ian.

"Itu kakakku !! Aku ingin melihatnya untuk terakhir kali pak, tolong aku ingin lihat !" suara ku meninggi, mereka diam dan memaksaku untuk keluar ruangan.

"Pergi sana ! Kakakmu harus diproses dulu" ucap seorang polisi sambil menutup pintu meninggalkanku sendiri diluar. Aku menangis sejadi-jadinya tapi tak mereka hiraukan.

***

Sudah hampir setengah tahun aku tidak diberitahu dimana kak Ian dimakamkan. Kini, aku hidup sendiri tanpa siapapun dan satu-satunya tujuanku adalah mencari orangtuaku yang entah dimana.
ucapan kak Ian menjadi pemicu semangatku "Jadilah orang yang berguna, jangan seperti kakak. Buatlah orangtuamu bangga !" ucapan itu selalu berputar di otakku dan menjadi bebanku.
Walaupun pengalamanku "keras" tapi aku tak akan dendam dan tak ingin seperti kak Ian. Aku harus lebih baik dari kak Ian. Semua ucapan dan pesanmu akan aku lakukan.
Seiring berjalan waktu, hidupku kini lebih baik dan  masih berusaha mencari orangtuaku. sepeninggal kak Ian, aku mencoba membuka diri untuk berteman, berbisnis, belajar dan berusaha tentunya hal yang positif. Dengan pengalaman dan pelajaran yang ku dapat dari kak Ian, kini aku telah bergabung disebuah LSM yang bergerak dibidang seni dan ilmu. Disana, aku mengajarkan tentang arti hidup dan perjuangan untuk jadi lebih baik.
kak Ian,Terima kasih untuk semua pengalaman dan ilmu yang kau berikan kepadaku. Aku telah membuktikannya bahwa aku bisa lebih baik. Kau bukan hanya sosok kakak, orangtua dan guru tapi kau juga inspirasi disetiap hal dalam hidupku. You are my everything ! :)

Sepenggal ingatan tentang masa lalu...

Hmm, aku Menatap indahnya langit. Awanpun bergerak menuruti arahnya angin. Berjam-jam menatap langit aku tau itu tak ada untungnya, tapi aku bisa merasakan indahnya alam semesta ini. Awan yang sedari tadi berubah-ubah bentuk menjadi hitam. "Sepertinya akan hujan". Yang ku kira memang benar, hujan turun sangat deras menemani kesendirianku. "Hujan? Aku benci hujan. Karna Hujan dia tak menemuiku. Karna hujan dia pergi untuk selamanya tanpa menemaniku terlebih dahulu. Sedalam itukah dia membenciku? Aku berjanji untuk selalu menunggunya kapanpun dia akan datang" Aku membatin mengingat semua yang terjadi pada satu tahun lalu

#Flashback

"Kau ceroboh, kau pemalas, kau pelupa, dan kau bodoh" Ucapnya dengan nada tinggi. Aku hanya tertunduk diam, menyesali kesalahan yang ku perbuat. Hanya karna kecerobohanku dia kehilangan seorang sahabat. Karna sahabatnya menolongku saat aku ingin menyebrang jalan. Sahabatnya pergi untuk selamanya.
"Aku juga bodoh sudah mencintaimu" Ucapnya lagi.

"Apa kau tak bisa memaafkan aku" ucapku lirih

Dia pergi melepaskan genggaman tanganku. Pergi dengan semua kekesalannya terhadapku. Aku tau, aku memang bodoh. Semenjak kejadian itu dia menjauh. Dia menggantungkan hubungan ini. Tanpa sepenggal kata atau sepucuk pesan. Aku mengkhawatirkan hubungan ini. Apa mungkin hubungan yang telah aku lalui bersamanya selama tiga tahun akan kandas ditengah jalan hanya karna kebodohan yang telah aku perbuat. Aku tak tau apa yang akan terjadi. Aku takut kehilangannya. Berkali-kali aku kirimkan pesan, entah mengapa dia tak membalas pesanku. Aku pun menelponnya tapi diReject. "Aku merindukanmu Sayang?" Aku membatin. Kuputuskan untuk pergi kerumahnya. Aku khawatir setelah satu minggu tanpa kabar darinya. Ku lewati jalan yang pernah ku lewati dulu bersamanya. Kapankah akan terulang kembali semua masa indahku bersamanya.

Sedikit takut, tapi harus. Ku ketuk pintu rumahnya. Yang keluar hanya Mamanya. Aku bertanya apakah dia ada? Tapi kedatanganku percuma. Dia tak ada dirumah. Ku pergi meninggalkan rumahnya. Dengan sedikit kesal. Ku telusuri jalan dengan berjalan kaki. Tanpa kusadari kakiku melangkah ke Danau. Tempat biasa aku kunjungi bersamanya. Aku duduk ditempat biasa aku duduk dengannya. Dan kembali mengingat kemasa dulu saat pertama dia menjadi milikku. "Disana?" Ucapku dengan nada rendah seraya menunjuk kesebuah pondok kecil. Dimana ditempat itu aku dan dia berkenalan. Dia tanpa sengaja menabrakku dan membantuku berdiri. Lalu dia memperkenalkan namanya. Pertemuan yang cukup singkat dan kamipun bertukar nomor Handphone. Dan disini. Ditempat yang aku duduki, ini adalah tempat dimana pada saat itu dia nyatakan perasaannya dan kamipun resmi menjadi sepasang kekasih.

Hari sudah sore. Masih tersimpan jelas saat-saat indahku bersama. Tanpa ku sadari, air mata membasahi pipi. "Aku mencintaimu, Sayang. Aku takut kehilanganmu" teriakku dalam hati. Mataharipun mulai tenggelam menemani langkahku menuju tempat tinggalku. Rasa penat membawaku tidur memasuki alam mimpi.


***


Hari ini adalah hari ulang tahunku. Ulang tahun yang ke17th. Ulang tahun yang ditunggu setiap kaum remaja. Hari ini umurku genap menjadi 17th "Sweet seventeen". Tanpa fikir panjang ku ambil ponselku.
"Aku tunggu kau ditempat biasa, jam 5 sore. Aku ingin menghabiskan hari ulang tahunku bersamamu. Aku mohon temui aku kali ini. Aku mohon!" Ku kirimkan dia pesan. Ku tunggu sudah satu jam tak ada balasan. Ku lihat laporan kiriman pesanku. Disitu tertulis "Terkirim" Aku lega. Nomor ponselnya masih aktif. Besar harapanku untuk bertemunya hari ini. "Aku rindu genggaman tangannya tiap kali kami bertemu". Jam didindingku menunjukkan pukul 14:00. Aku mempersiapkan diriku untuk tampil cantik didepannya. Ku kenakan baju pendek pemberiannya yang dia hadiahkan pada hari jadi hubungan kami yang ke2tahun. Aku berlenggok didepan kaca. "Sepertinya ada yang kurang?" Ucapku bingung. "Oh ternyata kalungku". Kalung berbentuk setengah hati. Yang setengah hatinya aku berikan padanya. Jam menunjukkan pukul 16.00, Satu jam lagi. Itu terasa sangat lama. Ku putuskan untuk langsung menuju ketempat yang biasa kami kunjungi yaitu Danau. Ku ambil sepedaku. Ku gayuhkan pedal sepedaku menuju Danau. Aku menggunakan sepeda karna jarak Danau dari rumahku tak terlalu jauh. Setelah sampainya aku duduk ditempat biasa. Setelah beberapa menit aku menunggu. Jam ditanganku menunjukkan pukul 17:00, "Aku yakin sebentar lagi dia akan datang". Rasa tak sabar ingin bertemu dengannya setelah beberapa minggu dia menghilang tanpa kabar. Aku duduk dan duduk. Dia belum juga datang. Jam ditanganku telah menunjukkan pukul 18:00, tapi dia belum datang. "Apa mungkin dia terlambat? Ah, aku yakin dia pasti datang. Apa salahnya aku menunggu dia sebentar". Adzan maghrib berkumandang, matahari telah terbenam sedari tadi. Awan berubah menjadi gelap karna akan datangnya malam. Aku menyempatkan diri untuk mampir sejenak ke masjid untuk sholat Maghrib. Setelah aku sholatpun ku lihat tak ada dirinya. Aku duduk lagi. Berjam-jam aku menunggu. Adzan Isya' pun menyusul. Aku tetap menunggu. jam menunjukkan pukul 20:00. "Mungkin dia sedang diperjalanan apa salahnya aku tunggu lagi". Sangat besar keinginanku bertemu dengannya. Rasa rindu ini tak sanggup lagi menunggu. Ku lihat awan memerah. Sama dengan suasana hatiku saat ini. Hujan pun turun dengan deras, aku berteduh di pondok kecil itu. Lagi-lagi aku harus menunggu. Ku lihat jam ditangan. Jam 21:00, "Mungkin hari ini dia sibuk. Ini sudah malam. Mungkin aku harus pulang". Ku ambil sepedaku, ku tuntun dan berjalan bersamaanku dibawah rintikan air hujan. Tubuhku terasa lemas. Kepalaku terasa pusing. Kakiku tak sanggup lagi menopang badan. Pandanganku kabur.

"Kau sama seperti dulu, masih saja bodoh. Menunggu seseorang hingga larut malam sampai hujan-hujanan seperti ini" Ucap seseorang yang menopang badanku.

"Apa benar itu kau? Apa benar kau datang?" Ucapku seraya menutupkan mata. Aku pun pingsan.


***


"Aku membuka mata. Sedari kapan aku dirumah? Apa benar dia tadi menemuiku? Apa semuanya hanya mimpi?" aku membatin

"Biii..? Kapan aku pulang?" Ucapku pada Bik Isah pembantu rumahku yang baru saja memasuki kamarku

"Pacarmu. Itu ado kado dan sebuah kotak kecil Non"

Ku ambil kadonya dan ku buka. Sebuah boneka beruang berwarna merah hati. "Sangat cantik. Aku suka". Ku buka kotak kecil berwarna merah itu. Disitu berisikan sebuah surat dan kalung separuh hati. Yang separuh hatinya lagi ada padaku.
Ku buka surat darinya itu.
"Jangan cari aku lagi. Lupakan aku. Banyak yang lebih dariku. Aku mencintaimu" Hanya pesan singkat darinya, tapi berisikan beribu makna untukku.

"Apa maksudnya? Aku tak mengerti? Dia bilang dia mencintaiku. Tapi dia menyuruhku untuk tidak mencarinya dan menyuruhku melupakannya". Tanpa kusadari Air mata telah melintas dipipi ini. "Dia sungguh aneh? Apa pernah dia memperdulikan perasaanku. Apa benar dia mencintaiku?"


# Back to Reality


Mengingat semua yang terjadi pada satu tahun yang lalu. Aku kembali meneteskan air mata. "Selemah itukah aku? Menangis hanya karna lelaki yang tak tau diri sepertinya. Untuk apa aku menangisinya. Belum tentu dia menangis karnaku" Ku usap air mata yang menetes dipipi. Hujan masih menemaniku. "Sebaiknya aku tak menyalahkan hujan. Karna bukan karna hujan dia tak menemuiku. Tapi karna dia membenciku"

"Melupakannya. Itu jalan yang terbaik saat ini. Untuk apa mencintai seseorang dan memimpikannya untuk bersamaku sedangakan orang itupun tak merasakannya sedikitpun. Masih banyak waktuku untuk cinta. Masih banyak lelaki didunia. Untuk apa menangisi seseorang yang tak pernah dia tau bahwa aku menangisinya. Saatnya melupakan dan meninggalkan seseorang yang telah membenciku, menyakitiku, menghinaku, dan mengkhianatiku. Tuhan itu adil. Aku belum dapatkan cinta saat ini. Karna tuhan akan memberikan cintaku nanti" Ucapku dalam hati

"Selamat tinggal cintaku, aku masih mampu bertahan tanpa cintamu..."

Sabtu, 26 Mei 2012

Jalan Yang Indah..!!!



Aku gak tahu kemana kehidupan akan menuntunku,,,
Aku hanya makhluk kecil yang mengikuti kemana arus kehidupan menuntunku..
Aku tak tahu kapan waktu indah itu menjemput, aku tak tahu dimana letak dan posisinya..
Mungkin bisa saja kini aku salah arah..
Mungkin bisa saja kini aku berjalan terlalu cepat hingga akhirnya aku mengabaikan pilihan tepat kataMu Tuhan..
Sampai waktu berjalan sangat lamban atau mempercepat geraknya nanti itu letakkan aku pada posisi yang indah..
Aku percaya mendung, badai atau apapun yang buruk akan berganti :)
Aku percaya segalanya yang aku lakukan tidak akan sia-sia :)
Bilamana Kau kelak labuhkan aku diposisi itu, ingatkan aku akan hari ini, hari saat aku berdo'a agar kelak aku bersyukur dan senantiasa mengingat karuniaMu Tuhan..!
Tuhan hidup yang Engkau karuniakan untukku, agar aku bisa memilih peran mana yang bisa menuntunku padaMu,

Jalan Yang Indah ..!!!

\(ˇoˇ)/

Rabu, 23 Mei 2012

... WANITA, KEINDAHAN YANG MEMPESONA ...
(Beruntungnya Jadi Wanita)


Bismillahir-RahmAanir-Rahim ... Maha suci Allah yang telah menciptakan wanita sebagai pasangan laki-laki dalam bentuk yang paling sempurna. Menempatkan keduanya dalam hamaparan pelangi cinta dan taman kasih sayang-Nya. Dengan kenikmatan-kenikmatan yang tiada terhitung.

Wanita ……
Anggun, cantik dan mempesona, itulah kata yang tepat dilekatkan pada dirinya. Bermula dari tulang rusuk Adam, tulang rusuk itu yang ujungnya melengkung (bengkok) dan apabila diluruskan (dengan tidak hati2) maka akan patah, penuh kelembutan tidak mengenal pemaksaan, jika dipaksa maka ia akan berbalik dan menimbulkan penyesalan. Bak pohon bambu pada bagian ujungnya, lemah gemulainya senantiasa mencium ke permukaan bumi, ketika dipaksa maka ia akan memberikan tekanan keras menjulang ke awan. Seperti itulah wanita, jika wanita telah murka, maka bisa menyebabkan kehancuran. Sejarah telah mencatat, berapa banyak keruntuhan keturunan Adam karena kemurkaan wanita.

Wanita ….
Makhluk yang istimewa, kelembutannya bagaikan sutera dari surga, memberikan ketenangan bagi siapa yang mendekapnya dengan iman, kesabarannya melebihi dalamnya lautan, fisiknya indah bagai penghuni kahyangan, kedermawanannya lebih terang dari rembulan, akhlaknya lebih harum dari pada kesturi, kerendahan hatinya lebih tinggi dari mentari, kasih sayangnya lebih menyegarkan dari pada embun dipagi hari, keteladannya membawa ketenangan, sungguh ciptaan yang sempurna.

Wanita ……
Makhluk yang istimewa, Sedemikian istimewanya, bidadari-bidadari surgapun iri pada wanita, tentunya wanita-wanita yang mampu menjaga kesucian dan kehormatannya, wanita-wanita yang mengabdikan diri pada "din (agama)" Allah,wanita-wanita yang mengabdi tapi tidak menjadi abdi dimata suaminya, ialah wanita-wanita yang solehah.

Wanita …..
Tahukah kau, tidak hanya engkau di anugerahi keistimewaan fisik dan tabiat. Surgapun senantiasa membukakan pintunya untuk kau masuki dari pintu mana saja yang engkau sukai yaitu jika engkau tergolong wanita yang senantiasa melaksanakan shalat 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, taat kepada suaminya dan menjaga kehormatannya.

Ketika engkau Wanita, bersusah payah mengandung dan melahirkan anak,tetapi tahukah engkau bahwa setiap saat kau didoakan oleh segala makhluk, malaikat dan seluruh makhluk ALLAH di muka bumi ini, dan tahukah jika ajalmu tiba karena melahirkan adalah syahid dan surga menantimu. Betapa beruntungnya wanita, dianugerahi lahan peribadatan yang laki-laki tidak mendapatkannya.

Wanita ….
Sadarkah kau keistimewaan mu akan membawamu ke jurang penyesalan di akhirat kelak jika engkau tidak menjaga tapi menyia-nyiakannya. Namun sebaliknya jika engkau menjaga dan merawat keistimewaanmu maka surga balasannya. Ingatlah wahai para wanita, sesungguhnya kemuliaan-mu dapat diraih manakala engkau memiliki kemampuan untuk menjaga martabat dengan iman, menghijab dirin dari kemaksiatan, menghiasi semua aktifitas dengan ibadah, menerima dan mensyukuri semua karunia yang telah Allah berikan. Janganlah engkau mau tergoda oleh kilau kehidupan dunia yang hanya sementara.

Wanita …..
Tidakkah kau ingin seperti Khadijah (ra) yang mulia namanya sampai akhir zaman karena ketulusan pengorbanannya, tidakkah kau ingin seperti Siti Aisyah (ra)yang namanya senantiasa berkibar sepanjang masa karena keteladannya. Tidakah kau ingin berkumpul disurga bersama wanita-wanita hebat sebelum kamu. Janganlah kau sia-siakan kelapangan beribadah yang diberikan Allah untukmu...

Sabtu, 19 Mei 2012

DO'A IBU




Doa Ibu; ialah keikhlasan terbaik di semesta. ♥
Doa Ibu; ialah jembatan kebahagiaan bagi anak-anaknya. ♥
Doa Ibu; ialah wujud cinta dari air mata di hadapan Tuhan. ♥
Doa Ibu; ialah ketulusan yang selalu memaafkan kesalahan. ♥
Doa Ibu; ialah... cinta yang tak pernah padam. ♥

Ibu, maaf;
aku belum bisa membalas ikhlasmu ☑,
aku belum bisa membuatmu bangga ☑,
aku belum bisa membuatmu bahagia ☑

IBU... :
1. Wanita menggendong janin/buah hatinya dalam kandungannya selama +- 9 bulan 10 hari tanpa sedikitpun waktu melepaskannya. Jika diasumsikan rata-rata berat kandungannya adalah 1 kg maka selama itu wanita menggendong beban seberat (1kg x 30hari x 9bulan) + 10hari = 2.700 kg atau 2,7 Ton!!!. Sesudah melahirkan wanita masih saja menggendong bayinya, sedangkan seorang pria menggendong anaknya sebentar saja sudah merasa lelah, capek, dan lain-lain alasan.

2. Setiap hari seorang wanita memasak untuk dirinya dan keluarganya. Jika di asumsikan seorang wanita memasak mulai umur 17 hingga 55 (berarti 38 tahun) dan setiap hari diasumsikan ia memasak untuk 2 orang maka ia memasak sebanyak untuk 2 x 365 x 38 = 27.740 orang.

3. Setiap hari wanita membersihkan rumah/ tempat aktivitasnya misalnya menyapu. Misal diasumsikan setiap hari ia membersihkan ruangan/rumah berukuran 4 x 10 = 40 m2 dan ia menyapu sejak usia 15 tahun hingga 45 tahun (berarti 30 tahun) maka ia membersihkan seluas 40 x 365 x 15 = 219.000 m2. atau seluas 20 x lapangan sepakbola.

4. Jika setiap hari seorang wanita mencuci piring yang diasumsikan mempunyai tinggi tumpukan 20 cm dan mencuci selama 30 tahun maka tingginya mencapai 20 x 365 x 30 = 219.000 cm = 2.190 m atau sekitar 15 x tinggi monas atau 4x tinggi menara kembar Petronas malaysia. Belum ada bangunan di dunia yang mencapai tinggi 2.190 m.

5. Jika setiap hari seorang wanita mencuci baju dengan asumsi panjang jemuran 5 meter setiap hari maka selama 30 tahun panjang jemuran akan mencapai = 5 x 365 x 30 = 54.750 m = 54,7 km.

LUAR BIASA ....Dahsyatnya kekuatan seorang ibu (wanita). Tentu saja masih banyak lagi kekuatan ibu yang tidak terpikirkan oleh kita. Ketika melahirkan kita pun , seorang ibu menggunakan semua dayanya untuk membuat kita muncul dalam dunia ini, dengan kekuatan antara hidup dan mati.

Pernah mendengar pepatah “Dibalik kesuksesan seorang pria terdapat wanita hebat di belakangnya”. Pepatah ini ternyata juga benar, seorang ibu (wanita) mempunyai kekuatan tersembunyi untuk melakukan hal itu.

Ada suatu riwayat yang mengutamakan seorang ibu, menunjukkan bagaimana kedudukan ibu (wanita) dalam Islam itu mulia.

--- Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:Seseorang datang menghadap Rasulullah saw. dan bertanya: Siapakah manusia yang paling berhak untuk aku pergauli dengan baik? Rasulullah saw. menjawab: Ibumu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa? Rasulullah saw. menjawab: Kemudian ibumu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa? Rasulullah saw. menjawab: Kemudian ibumu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa? Rasulullah saw. menjawab lagi: Kemudian ayahmu. (Shahih Muslim No.4621)

MULIAKAN...! HORMATI ....! & DO'AKAN SELALU IBUMU.......

Rabu, 16 Mei 2012

TENTANG WAKTU...!!!!!!!!!!


Ambillah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan.
Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahasia dari masa muda yang abadi.
Ambillah waktu untuk berdoa, itu adalah sumber ketenangan.
Ambillah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan.
Ambillah waktu untuk mencintai dan dicintai, itu adalah hak istimewa yang diberikan Tuhan.
Ambillah waktu untuk bersahabat, itu adalah jalan menuju kebahagiaan.
Ambillah waktu untuk tertawa, itu adalah musik yang menggetarkan hati.
Ambillah waktu untuk memberi, itu adalah membuat hidup terasa berarti.
Ambillah waktu untuk bekerja, itu adalah nilai keberhasilan.
Ambillah waktu untuk beramal, itu adalah kunci menuju Syurga.

Jumat, 11 Mei 2012

"SENYUM"

"SENYUM" ringan tak bersuara tapi, penuh maknanya.
"SENYUM" murah tapi, tak ternilai harganya.
"SENYUM" tak perlu tenaga tapi, besar motivasinya.
"SENYUM" hal yang mudah tapi, selalu nampak indah.
"SENYUM" 1 hal yang biasa tapi boleh jadi istimewa.
"SENYUM" ibadah yang paling mudah tapi, berpahala setara dengan sedekah.
Penuhilah hari - hari kita dengan senyuman manis agar semua org ikut tersenyum karena kita. Keep our smile.. (#^_^)

PUiiSii

Kisah kita terawali dari sebuah rasa...
Rasa kehilangan yang pernah ada..
Rasa kecewa dalam cinta..
Luka yang sulit terhapus bekasnya..

...
Hingga perasaan takut slalu membayangi dalam setiap langkah ...

Kisah kita tanpa sengaja..
Rangkaian aksara tumpah dlm stiap tutur sapa..
Warna2 pelangi hiasi hari - hari yang terlalui...
Kisah kita hnya ada kamu dan saya..
Tanpa DIA...
Atau MEREKA...

Kini hari kian terlalui...
Hadirmu sempurnakan raga...
Sejukkan jiwa..
Desah nafas lantunkan kidung indah...
Kau sempurna diantara yang ada..
Kau ciptakan resah bila tak bersua..
Kau mampu hadirkan rindu yang kian membelenggu sebuah rasa...

Kau memandang ku dari hati mu...
Kau bicara tanpa suara..
Hanya hati diantara kita yg berkisah..
Kau dan aku sejiwa dalam cinta yang indah...

Kau misteri yang tersembunyi dalam gerak lakon yang abadi..
Hingga suatu masa nanti..
Kau ku dapati hadir diantara sepi..
Menyentuh mu penuh kasih..
Memeluk mu dgn segenap hati..
Misteri yang akan abadi..
Hingga saatnya ku menghadap Illahirobbi...

Selasa, 08 Mei 2012

Karena hidup adalah Pilihan


Seorang Dosen mengadakan suatu permainan kecil kepada mahasiswanya yang sudah berumah tangga.”Mari Kita buat satu permainan, mohon satu orang bantu saya sebentar.”
Kemudian salah satu mahasiswa berjalan menuju Papan Tulis.


DOSEN: Silahkan Tulis 10 nama yg paling dekat dengan anda pada papan Tulis.
Dalam sekejap sudah dituliskan semuanya oleh mahasiswa tersebut. Ada nama tetangganya, nama orang tuanya, kekasihnya, anaknya dan lain-lain.

Dosen: Sekarang silahkan Coret 2 nama yg menurut anda tidak penting.
Mahasiswa itu lalu mencoret nama tetangganya.

Dosen: Silahkan Coret 2 lagi !
Mahasiswa itu lalu mencoret nama teman2 kantornya.

Dosen: silahkan Coret 1 lagi !
Mahasiswa Itu mencoret lagi satu nama dari papan tulis dan seterus sampai tersisa 3 nama yaitu orang tuanya, istrinya, dan anaknya.
Suasana kelas hening… Mereka mengira semua sudah selesai dan tidak ada lagi yg harus dipilih. Tiba tiba Dosen Berkata:

Dosen: Silahkan Coret 1 lagi !
Mahasiswa itu perlahan mengambil pilihan yg amat sulit lalu dia mencoret nama orang tuanya secara perlahan.
Dosen: Silahkan Coret 1 lagi!
Hatinya menjadi bingung. Kemudian mengangkat kapur dan lambat laun mencoret nama anaknya.
Dalam sekejap waktu mahasiswa itupun menangis.

Setelah suasana tenang sang Dosen bertanya kepada Mahasiswa itu. “Orang terkasihmu bukan orang tuamu dan anakmu? Orang tua yang membesarkan Anda, anak anda adalah darah daging anda , sedang istri itu bisa di cari lagi. Tapi mengapa anda berbalik memilih istri anda sebagai orang yang paling sulit untuk dipisahkan?”
Semua orang didalam kelas terpana dan menunggu apa jawaban dari Mahasiswa tersebut.
Lalu mahasiswa itu perlahan berkata, “Sesuai waktu yang berlalu, orang tua akan pergi dan meninggalkan saya, sedang anak jika sudah dewasa setelah itu menikah pasti meninggalkan saya juga, yang benar2 bisa menemani saya dalam hidup ini hanyalah istri saya.”

Sabtu, 05 Mei 2012

Inilah Hidup

Kehidupan: hidupku
Adalah misteri yang kelam
Bercabang dan bercahaya suram
Dan inilah hidup: kehidupan
Duniaku
Dan manusia masih saja bertanya tentang arti hidup. Beberapa mencari. Beberapa mendiamkannya ke dalam lipatan buku, lalu membalik halaman berikutnya. Beberapa melompat jauh ke belakang. (Mencoba) memaknai kelahiran mereka. Menjadi manusia baru yang tidak tahu apa-apa. Tidak tahu siapa dan mengapa. Telanjang. Lalu menangis dan pasrah.
Siapa yang mengetahui tentang dirinya sendiri?

Dan inilah kehidupan. Yang terus-menerus berdenyut. Yang menghembuskan napas kemisteriusan. Yang bergerak diam-diam atau bisa secepat kilat. Yang mengurung dan membawa kita berputar-putar. Yang begitu cepatnya hingga merasa tidak bergerak. Maka jadilah kita sekecil debu. Dan lihatlah bagaimana luasnya bumi tempat kita hidup dan berpijak. Yang diam-diam bersumbu dengan putaran teratur atau mengelilingi matahari. Lalu planet dan bintang pun mendebu. Yang turut berputar mengelilingi pusat galaksi. Galaksi yang juga berputar mengelilingi entah.

Dan suara dentuman pun menggelegar. Menggetarkan tanah. Mengejutkan para sahabat yang menganggap itu adalah gempa. Sang Teladan lalu bertanya. Lalu berkata setelah takada yang menjawab. “Sesungguhnya itu adalah sebuah batu yang telah dijatuhkan Sang Maha ke dalam neraka jauh sebelum manusia ada. Dan kini, batu itu telah mencapai dasarnya.” Tanyakan pada diri siapa kita sebenarnya. Tanyakan bagaimana satu hari di neraka sama dengan seribu tahun di dunia. Tanyakan dengan hati putih.

Kemisteriusan hidup memiliki banyak lorong. Masuk ke dalam lorong yang satu takbisa membuat kita kembali. Takbisa berandai-andai bagaimana kalau memilih lorong yang lain. Hidup sudah ada pada lorong kita sendiri. Lorong pilihan. Dan sosok itu menyadari. Sudah sangat menyadari. Kuliah yang tidak selesai. Mengembara tentang hakikat pekerjaan. Mendalami kepenulisan lalu sempat menumpang tidur. Benar-benar buta tentang hari esok.
Lalu siapakah kita?

Dan angin pun berbisik, “Jalani saja hidupmu hari ini. Jadikan hari kemarin sebagai pelajaran untuk menatap hari esok.” Sosok itu mengangguk. Hidupnya bagai lorong tak berujung. Bercabang-cabang dengan akhir yang entah. Berproses dan berusaha adalah kuncinya. Apabila semuanya begitu membingungkan, berpeganglah pada tongkat Sang Maha. Yang akan menuntunmu pada jalan cahaya.

Rabu, 30 Mei 2012

DIA & SEMANGATNYA


Dimalam itu dia terjebak di dalam keramaian yang sebenarnya tidak dia inginkan, aliran darahnya mulai terasa mengalir semakin deras ketika banyak suara bising yang ia dengar, tangannya mulai bergetar seiring pandanganya yang perlahan memudar, dia yang seorang diri benar-benar merasakan kesendirian yang teramat dalam walaupun berada di tengah-tengah kerumunan banyak orang. Sejenak dia menundukan kepala dan memejamkan matanya sampai akhirnya dia mulai kembali melihat keadaan sekitar dan perlahan menghela nafas panjang.

Satu senyuman kecil kini mulai terlukis di dalam wajahnya dan dengan rasa percaya diri yang perlahan datang dia mencoba mulai beradaptasi dengan keadaan sekitar, dia mulai berjalan dengan langkah kakinya yang tersendat-sendat karena terhalang oleh cukup banyak orang, arah matanya kini tertuju ke satu tempat yang sedikit lebih tinggi dari sekarang dia berdiri. Dia mulai menuju tempat itu dan berharap dapat sedikit ketenangan, dinginnya angin malam sekarang mulai terasa melewati tubuhnya setelah berada di tempat yang lebih tinggi itu, rambutnya yang hitam dan sangat lurus mulai bergoyang-goyang mengikuti hembusan angin malam.
“ternyata disini aku cukup dapat melihat banyak hal”. Ujar anak itu.
Arah matanya mulai kesana kemari dan mulai memperhatikan banyak hal, dia tertawa geli ketika melihat satu kumpulan orang yang sedang bercanda bersama teman-temannya.
“Kelakuan mereka sama konyolnya dengan teman-temanku”. Tutur anak itu didalam hatinya dan kembali melihat-lihat keadaan sekitar.
Banyak sekali hal yang dia lihat, dan senyuman kecil itu tetap terlukis di dalam wajahnya, matanya yang memantulkan cahaya lampu-lampu malam membuat anak itu semakin terlihat sangat gembira dan mulai berbaur dengan keadaan sekitar, tapi tiba-tiba senyuman anak terlihat hambar, tatapan matanya kosong dan sedikit muncul kerutan di puncak batang hidungnya ketika dia melihat satu kumpulan keluarga yang sedang asik bercanda gurau, perasaan gembira yang perlahan muncul tadi kini perlahan menghilang terbawa angin entah kemana. 
“Aku sangat merindukan keadaan yang seperti itu”. ujar anak itu di dalam hatinya. Matanya mulai berkaca-kaca dan tangannya kembali bergetar.
“Seandainya orang tuaku tidak bercerai dulu, mungkin aku masih bisa merasakan keadaan yang seperti itu? Aku masih sangat ingat keadaan yang seperti itu dulu, dimana aku dan keluargaku selalu menyempatkan diri untuk berlibur bersama di akhir pekan”. Dia terus memperhatikan dan tanpa dia sadari ternyata air mata mulai mengalir di pipinya,
“Astagfirullah”. Ujar anak itu sembari bergegas menghapus air matanya dan melihat-lihat keadaan sekitar karena dia takut ada orang lain yang memperhatikannya, dia kembali memperhatikan satu kumpulan keluarga itu, matanya masih tetap berkaca-kaca tapi kali ini dia dapat sedikit tersenyum, ketika matanya terfokus ke salah satu gadis kecil yang berada di dalam kelompok keluarga itu.
“Aku ingat ketika adikku sekecil itu, dia sangat lucu dan menggemaskan, tapi setelah beranjak dewasa tingkah adikku jadi sangat jauh berbeda dari kepribadiannya yang dulu sangat aku kagumi”. Anak itu kembali menghela nafas panjang dan mengalihkan pandangannya ke arah lampu-lampu jalanan yang sangat indah bersinar, angin malam tetap berhembus lembut mengoyangkan rambutnya, dan pantulan cahaya lampu itu terlihat jelas dari matanya yang berkaca-kaca, dia kembali tersenyum mengingat dulu cahaya lampu yang seperti itu masuk melalui kaca mobil keluarganya ketika ia dan keluarganya pergi untuk berekreasi, walaupun sudah belasan tahun tapi dia masih dapat benar-benar merasakan keadaan yang dulu dia rasakan, tawa keluarga di dalam mobil masih dapat ia dengar dengan jelas, wangi udara di dalam mobil dan alunan musik kesukaan orang tuanya yang berjudul Sukiyaki dari grup musik The Blue Diamond masih sangat jelas bernada di dalam pikirannya.
“TUHAN sejujurnya aku masih belum benar-benar mengerti dengan keadaan ini, dan belum benar-benar bisa beradaptasi dengan keadaan ini. Ketika aku tertawa bersama Ayahku, aku selalu berpikir apakah ibuku disana sedang tertawa senang juga seperti kita disini? begitupun sebaliknya tutur anak itu sambil mulai menatapi bintang-bintang yg menghiasi langit.
“Aku ingin merasakan kembali berkumpul bersama, tapi rasanya sangat kecil kemungkinan untuk dapat seperti itu, apa menjalankan satu hubungan rumah tangga itu benar-benar sulit? Sehingga tidak sedikit aku melihat perceraian! Kakak perempuan yang sangat aku sayangipun kini aku perhatikan hubungan rumah tangganya terlihat sedikit tidak beraturan, dan itu cukup membuatku sedih dan emosi! Aku selalu berharap kalau kisah perceraian cukup hanya orang tuaku saja yang merasakan, dan tidak untuk keluargaku yang lainnya!”. Selama bertahun-tahun anak itu belajar dari kesalahan orang tuanya yang tidak dapat mempertahankan hubungan rumah tangga. Tidak sedikit dia lihat bahwa anak dari orang tuanya yang bercerai, mempunyai perjalanan hidup yang kurang baik, jadi dia pikir bahwa perceraian bukanlah hanya sakit di rasakan oleh kedua pihak yang bersangkutan, melainkan oleh banyak orang terlebih anak-anaknya.
“Tapi memang cukup sulit aku rasakan, bahwa hidup dan cinta itu penuh dengan teka-teki, aku pernah berusaha untuk benar-benar mencintai kekasihku dulu, tapi semuanya tidak semudah aku bayangkan! Tidak sedikit kebohongan yg membuatku sakit ketika menjalankan satu hubungan, tapi aku tetap bersabar! Aku tetap mempertahankan! Aku tidak ingin mengambil satu keputusan dengan mudah! Karena aku ingin belajar bagaimana aku dapat benar-benar bertahan dan memperbaiki satu hubungan! Aku tetap tersenyum melihat kebohongan itu, karena aku pikir jika aku emosi maka apa yang aku ucapkan bukanlah apa yang benar-benar dari dalam hatiku. Aku tidak mengenal bagaimana cara melupakan! Melainkan mencoba mengenal bagaimana cara untuk bertahan”. Tutur anak itu sembari terduduk lemas di pagar yang berada di sekitaran tempat itu. Dia kembali memperhatikan tangannya yang tidak berhenti bergetar. Dia kembali tertunduk dan memejamkan mata lalu mencoba menghela nafas panjang untuk dapat menenangkan hatinya. 

Hhmmm.. Apapun yang terjadi aku yakin bahwa aku bisa melaluinya, aku tidak sendiri! Aku yakin TUHAN ada di dekatku, aku adalah orang yang kuat! Aku adalah orang terpilih yang dapat merasakan banyak warna di dunia ini, yang sekarang harus aku lakukan hanyalah terus berjalan di dalam roda kehidupan dan melakukan yang terbaik dalam segala hal sampai aku nanti bertemu dengan kehidupan yang abadi, apa aku tidak bahagia? Ya! Aku sangat bahagia! Hanya saja belum benar-benar mengerti bagaimana cara bersyukur dan menikmatinya”.
“Kita semua bahagia”. Ujar anak itu ditemani satu senyumnya, dia mulai berdiri dari duduknya dan mulai melangkah pergi dari tempat itu diiringi music “Tears – X-Japan” yang ia dengarkan dari mp3nya. Dan Anak itupun mulai hilang dari keramaian banyak orang..

Selasa, 29 Mei 2012

Becak Tua Dikala Senja




Panas terik sang mentari membakar kulit ditengah siang yang kelak kan padam juga ditelan malam. Becak-becak berjejer rapi dipangkalan yang berada tepat dibawah rindangnya pepohonan dipinggir jalan. Para pria paruh baya menunggui becaknya masing-masing, keringat  mengucur deras yang kemudian disapu dengan handuk kecil yang terbalut dileher mereka. Meratapi jalanan yang penuh dengan kendaraan bermotor dan riuh debu kota, dijaman yang serba canggih ini becak-becak mereka hampir tak dibutuhkan lagi, orang-orang sudah banyak yang memiliki kendaraan masing-masing. Padahal, keperluan untuk bertahan hidup semakin hari semakin meningkat. Dalam satu hari, paling banyak tiga orang penumpang yang mereka dapat.


Pak Kamdi salah satu diantara pria-pria itu, dialah yang tertua diantara mereka. Nampak kerut-kerut perjuangan yang tergambar jelas diraut wajahnya, bahunya yang dulu kekar kini bungkuk ditindih usia, seharusnya lelaki tua seperti dia sudah tak selayaknya lagi bekerja membanting tulang. Tapi jika bukan dia, siapa lagi? Istrinya telah meninggalkannya bertahun-tahun silam, ia lari bersama laki-laki yang diharapkannya, laki-laki kaya atau orang pejabat berdasi rapi. Ia menyesali pilihan yang terlampau dipilihnya, dulu ia hanya memandang kecantikan dari wanita, bukan dari akhlak mulia atau kesetiaannya. Entahlah... kini hal itu bukan sesuatu yang patut untuk disesali. Kini ia hanya berjuang untuk  Fahmi anak laki-laki semata wayangnya yang sudah berumur dua puluh tujuh tahun. Tapi, diusia itu Fahmi tak bisa berbuat apa-apa, untuk bicara, makan dan buang air saja pak Kamdi lah yang melayaninya, Fahmi mengalami lumpuh seluruh tubuh sejak masih kecil.


          Petang hampir menjelang, hari ini hanya dua penumpang yang didapat, maklum... Para tukang becak tak bisa meraup semua penumpang sendiri, mereka harus berbagi giliran, hampir tak ada bedanya dengan tukang ojek.

“ Semuanya, saya pulang duluan ya! “ seru pak Kamdi pada teman-temannya.

“Yaa, hati-hati pak “ Ucap mereka.



Dikayuhnya kuat-kuat pedal becak tua itu, walau terik sudah hilang sedari tadi, keringat masih saja mengucur deras dikeningnya. Seorang tua yang telah lelah memikul beban namun tetap bersabar menempuh hitam putih jalan hidup ini. Meski kadang ia tertatih, semangat juangnya menjalani hidup demi anaknya yang hanya menambah beban. Tidak, baginya anaknya bukanlah beban, justru perjuangannya ini untuk anak tersayangnya. Jarak dari pangkalan menuju rumah cukup jauh, nafas pak Kamdi mulai tersengal menghirup udara.

“Tiiittt... Tiittt....“ Nyaring bunyi klakson mobil mewah dari arah belakang becak pak Kamdi, hampir saja naas menimpanya, jika saja bukan nasib yang mencatat dirinya selamat hari ini, habis sudah dirinya hancur bersama becak tuanya tertabrak mobil itu. Genangan air dijalan menyapu wajah keriputnya. Sementara pemilik mobil yang jelas salah itu bukanya segera turun dan meminta maaf, ia malah mengumpat menyalahkan orang lain.


“Dasar goblok...!! Hampir aja mobil gua lecet!” Caci pemilik mobil itu yang ternyata seorang anak muda.

“Astagfirullah... Ampunilah dosa-dosa anak muda itu Ya Allah.” Ucap pak Kamdi. Tak sedikitpun marah dan dendam tampak diwajahnya. Tabah dalam dirinya begitu kuat, Meski dalam sulitnya hidupnya, masih ada orang yang tega berbuat nista.


Sesampainya dirumah, kembali pemandangan yang mengharukan. Anaknya terbaring lemah tak dapat berbuat apa-apa, tubuhnya kurus kering bagaikan tulang berbalut kulit. Diusapnya kepala anak tersayangnya itu dengan penuh kasih sayang. Sedikit sakit yang menggelitik dihatinya, menciptakan setitik air diujung mata buru-buru dihapusnya, agar sang anak tak semakin merasa menjadi beban. Dibenahinya semua pakaian kotor dari tubuh Fahmi, dengan sabar ia mengelapi dari ujung rambut hingga ujung kaki.
Diambilnya sepiring nasi yang telah dingin dari panci diatas tungku berdebu, disuapinya anaknya dengan lauk seadanya. Ikan asin yang dibakar karena tak ada minyak untuk menggoreng, memang apalagi yang diharapkan orang miskin sepertinya? Hanya pada saat Hari Raya Idul Adha, ia dan Fahmi bisa makan daging. Tidak seperti para petinggi negara yang makan enak setiap harinya.


Senja sudah tenggelam, adzan maghrib berkumandang. Segera di ambilnya air wudhu. Dijalankannya kewajiban dengan sepenuh hati didalam rumah berdinding kayu lapuk termakan usia seperti dirinya. Melepas kerinduan pada Yang Maha Kuasa, melimpahkan jeritan-jeritan hatinya.

Ditengah malam, gelap begitu terasa. Hanya lampu-lampu tembok yang terbuat dari botol bekas memancarkan sedikit cahaya untuknya. Di Tahajjud malamnya ia bersimpuh, terucap seberkas do’a dari bibir kerinnya yang tak lain untuk anaknya.


“Ya Allah, Ya Tuhanku... Hanya padaMu aku memohon. Ampunilah dosa-dosaku, ampunilah dosa anakku. Aku tak meminta segala sesuatu atas ketidak berdayaanku, hanya... kumohon sembuhkanlah anakku, aku takut jika nanti aku pergi mendahuluinya tak ada yang merawatnya. Ya Allah... Kabulkanlah doaku, sesungguhnya segala sesuatu yang Kau berikan dan Kau putuskan adalah yang terbaik bagiku. Amiiin.
Begitulah caranya menikmati indah malam.
  

Pagi-pagi buta ia sudah bersiap pergi mencari nafkah bersama becak tuanya. Seperti hari biasa, pangkalan becak sepi penumpang, tapi apa boleh buat ? Hanya kesabaran yang bisa diandalkan. Hari ini ada berita yang cukup menghebohkan, katanya ada seorang gadis yang bunuh diri hanya karena tak dibelikan orang tuanya handphone trend terbaru.
“Subhanallah, pendek sekali pikiran anak gadis itu” kata pak Kamdi.

“ Betul pak, bagaimana bisa dia bunuh diri hanya karena tidak dibelikan handphone, sementara kita yang berkutat dengan nasib untuk mencari sesuap nasi ini, tak pernah berpikir untuk mengakhiri hidup dengan cara yang dibenci Tuhan seperti itu.” Kata salah seorang temannya.

“Sudah-sudah, yang penting kita intropeksi diri kita masing-masing agar bisa lebih mempertebal iman dan tidak melalukan perbuatan seperti itu. Kita doakan saja, semoga dia diampuni Yang Maha Kuasa.” Pak Kamdi menasehati temannya yang lebih muda itu.

“ Iya ya pak, kadang kita juga tidak menerawang dulu dalam diri kita sebelum berucap. Astaghfirullah... “


“ Pak, gimana kabar si Fahmi, sehat-sehat saja kan? “ Tanya Bu Minah pemilik warung disebelah pangkalan menyahut.

“Yahhh, seperti itu keadaannya... Tapi Alhamdulillah sehat saja “ Jawab pak Kamdi seraya menghela nafas.

“’Syukurlah Kalau begitu “

Tiba-tiba saja ada perasaan tak enak timbul dihatinya, ia menghawatirkan anaknya dirumah. Rasanya ia ingin cepat-cepat pulang saja, biar saja hari ini belum dapat penumpang satu pun. Ahh... Sebaiknya ia segera pulang.

Segera ia bersiap mengayuh becaknya. “ LhoOh pak, mau kemana?” Tanya Rusman, teman sepangkalannya.

“Mau pulang duluan” sahut pak Kamdi. “ Belum juga sampai setengah hari, kenapa buru-buru pulang?”

“Saya khawatir sama si Fahmi, saya pulang dulu ya” pak Kamdi pamit pada temannya.


Cepat-cepat ia membawa becak tuanya diiringi sinar mentari pagi, kerikil jalanan menuju rumahnya menggoyangkan tubuhnya yang kian renta. Sesampainya dirumah, dilihatnya anaknya seperti biasa. Terkulai diatas perbaringan dari rotan.

“Nak, hari ini bapak pulang cepat, bapak khawatir sama keadaanmu” kata pak Kamdi pada anaknya. Terlihat butiran bening mengucur dari mata anaknya.
“Lhooh... Kenapa menangis? Kamu mau makan?” Ucap pak Kamdi lirih melihat anaknya seperti itu. Tapi pak Kamdi paham anaknya tidak lapar, tersirat dimata Fahmi ia hanya ingin ayahnya duduk disampingnya. Diusap pak Kamdi rambut anak kesayangannya itu, air matanya ikut luruh tak dapat ditahan. Fahmi menutup matanya, mulutnya mengucap kata ynag tak terdengar. Pak Kamdi pun tak mengerti, ia mencoba berdzikir, mungkin anaknya sedang sakit, tapi badannya dingin sekali. Nafasnya kian melemah hingga tak terasa lagi.


“Innalillahi wainnailahirojiun” Ucap pak Kamdi mengiringi kepulangan anaknya ke rahmatullah. Dikecupnya kening Fahmi untuk terakhir kali dan melepas dengan ikhlas atas kehendak-NYA.

Kini hanya tinggal ia sendiri, menjalani hidup menunggu ujung usianya. Tuntas sudah kewajibannya merawat anaknya. Kini kewajibannya adalah mengumpulkan amal ibadah untuk bekal menghadap sang Khalik.
Disandarkanya punggung rentanya didindin, Punggung yang telah memikul dan merasakan asam garam, madu empedu kehidupan. Dikirimkannya doa untuk Fahmi yang telah dipanggil lebih dulu. Seraya menunggu senja menemui malam.



    “Ketika hatimu mulai merindukan dzat Allah, mungkin hanya kematian lah yang paling dinanti, karna hanya dengan Mahar itu kamu bisa bertemu dengan-NYA.”

♥ ♥ You Are My Everything ♥ ♥




Hujan deras membasahi rambut dan pakaianku. Aku tak mempedulikannya dan terus berlari. Terlihat sosok laki-laki di ujung jalan. Ia adalah kak Ian, lengkapnya Adrian. laki-laki bertubuh sedang, sawo matang dan berparas jawa. Cukup jauh perbedaan umur kami, 20 tahun.
"waduh, kok ujan-ujanan sih? kakak baru mau jemput.." ucapnya sambil mengangkat tubuhku
 aku hanya tersenyum dan cengengesan.
 "abisnya lama sih warungnya kan deket !" jawabku sedikit meledek

 Beruntungnya diriku bisa kenal dengan kak Ian. Walaupun ia hanya kakak angkatku tapi ia sudah ku anggap seperti kakak dan orangtua kandungku. Namaku Angelia Virginity, seorang anak perempuan yang ditelantarkan oleh orangtuanya. Entah mengapa orangtuaku tega membuangku di taman Tugu Monumen Nasional. Yang aku tahu, aku terlahir di keluarga broken. Kak Ian lah yang berbaik hati memungut dan membesarkan aku hingga kini di usiaku ke 16 tahun. saat itu aku masih berumur 7 tahun.
Aku dibawa kerumah kak Ian di sebuah rumah susun yang agak kumuh di sekitar Jakarta. Disinilah aku memulai hidup baruku dan mengetahui semua tentang kak Ian. Kak Ian hidup di dunia "kelam". Ia seorang laki-laki bandar narkoba walaupun begitu ia sosok yang sangat baik. Ia tak pernah sedikit pun membawaku kedunianya malah ia sangat menjagaku dan banyak mengajarkan pengalaman dan pelajaran dan pastinya ia sangat sayang kepadaku. Begitupun aku terhadapnya. Bagiku ia adalah anugrah terindah yang diberikan Tuhan kepadaku.
Aku pernah menasehatinya tapi ia malah berbalik menasehatiku.

"Kamu gak usah ikut campur urusan kakak, urus aja dirimu sendiri ! Jadilah orang baik !"

 Aku terdiam mendengarnya. Sejak saat itu aku tak pernah ikut campur lagi.

Belakangan ini kak Ian jarang pulang, mungkin karena pekerjaannya yang sangat beresiko dan harus berpindah-pindah tempat. Ia sudah tiga kali masuk DPO oleh polisi tapi ia sangat lihai sehingga ia tak mudah tertangkap. Aku takut jika ia tertangkap. Mungkin, dipenjara dalam waktu lama atau di eksekusi mati. Aku tak inginkan itu tapi apa boleh buat itu sudah menjadi bagian hidupnya dan ia sudah nyaman dengan kehidupannya
Aku tinggal sendirian di rusun dan selama tak ada kak Ian, aku sering mengajak teman teman untuk sekedar ngobrol. Kak Ian hanya memberikan uang yang jumlahnya lebih dari cukup dan hanya berpesan "jaga dirimu baik-baik, jangan sampai buat kakak marah !".
Aku sadari, uang pemberian kak Ian adalah uang "kotor". Ya, tapi mau bagaimana lagi?. Dulu, aku pernah bekerja di tempat steam mobil sebagai pengelap body mobil tapi tak bertahan lama karena kak Ian mengetahuinya dan ia sangat marah padaku sampai-sampai telapak tangannya mencium pipiku. Memang, ia tak mengijinkan aku untuk mencari uang karena lingkungan ditempat tinggal ini kurang baik dari segi pandang masyarakat. Ia takut jika aku terpengaruh dan rusak seperti dirinya. Aku termasuk  anak yang kuper dan sulit membuka diri karena aku tak ingin mendengar celotehan orang tentang kak Ian. Aku hanya memiliki seorang teman, Asih. Anak tetangga sebelah. 

Malam itu, kak Ian pulang dan tergesa-gesa.

"Kak, kenapa?" tanyaku

"Sssstt !! Jangan berisik !" jawabnya

Ia lekas pergi kekamar. Aku hanya mematung dan bingung. Ada apa ya?

"Angel !! sini cepat !"  ucapnya dengan suara yang sedikit berbisik

Aku menghampirinya
"iya kak, ada apa sih?" tanyaku.

"Cepat bereskan pakaian kamu ! kita pindah sekarang !"

Dengan ekspresi bingung aku menuruti perintahnya dan bergegas pergi dari rusun. Kami naik taksi dan turun di tepi jalan depan gedung yang sangat tinggi.

"Kak, kita mau kemana sih?" tanyaku bingung

Kak Ian diam. Kami terdiam sejenak dan ekspresi kak Ian masih sama, gelisah. Kami terus melangkahkan kaki.

" Heeh ! Jangan bergerak !!" suara yang lantang itu mengagetkan kami. Kak Ian menarikku dan berlari.

"cepat ! cepat Angel !" Aku berusaha mengimbangi lajunya.

"Kita harus kabur !" teriaknya

"Mereka itu siapa?" tanyaku

"Polisi"

“Apa? Polisi?” Teryata kak Ian menjadi buronan lagi setelah berkali-kali lolos dan kali ini polisi sudah didepan mata.

"cepat Angel ! cepat !"

Aku terus berlari mengimbangi kak Ian..
"dor..dor..dor.." suara pistol memecah kesunyian malam. Kak Ian terjatuh dan kudapati ia berlumuran darah.

"Kakaaak ! Kak Ian ! Bangun ! Kak Ian ! Kamu harus kuat !" teriakku yang belumuran air mata.

Ia memandangku dan berkata:
"Angel, jaga dirimu baik-baik ya.. Jangan seperti kakak hidup dijalan ini ! kamu harus buat orangtuamu bangga dengan prestasimu. Jangan bikin kakak kecewa dan nanti kita bakal ketemu lagi" pesannya dengan nada yang patah-patah. Aku hanya mengangguk-ngangguk sambil menangis dan memeluk tubuhnya.

"aku gak mau kehilangan kakak!" teriakku

"Kakak selalu ada dihatimu, sayang" jawabnya
ia mengulurkan jari kelingkingnya dan langsung ku kait kan dengan jari kelingkingku.

"Janji !" ucap kami

Ku peluk lagi tubuhnya tetapi semakin lama pelukannya kendur dan terlepas.

"Kakak ! kakak jangan tinggalkan aku !! Kakaaaaaak !"

Polisi datang dan mengepung kami. Dua orang polisi memaksaku melepaskan pelukanku dari kak Ian, aku berontak tapi aku kalah kuat dari mereka.

" Stop ! Kak Ian ! Bangun ! Jangan tinggalkan aku ! Lepaskan kakak ku !" teriakku saat polisi mengangkat tubuh kak Ian.

Aku dibawa ke kantor polisi dan diperiksa tapi aku bersih dan tak terlibat, aku dibebaskan. Saat-saat yang menyedihkan  saat aku tak diijinkan untuk melihat jenazah terakhir kak Ian.

"Itu kakakku !! Aku ingin melihatnya untuk terakhir kali pak, tolong aku ingin lihat !" suara ku meninggi, mereka diam dan memaksaku untuk keluar ruangan.

"Pergi sana ! Kakakmu harus diproses dulu" ucap seorang polisi sambil menutup pintu meninggalkanku sendiri diluar. Aku menangis sejadi-jadinya tapi tak mereka hiraukan.

***

Sudah hampir setengah tahun aku tidak diberitahu dimana kak Ian dimakamkan. Kini, aku hidup sendiri tanpa siapapun dan satu-satunya tujuanku adalah mencari orangtuaku yang entah dimana.
ucapan kak Ian menjadi pemicu semangatku "Jadilah orang yang berguna, jangan seperti kakak. Buatlah orangtuamu bangga !" ucapan itu selalu berputar di otakku dan menjadi bebanku.
Walaupun pengalamanku "keras" tapi aku tak akan dendam dan tak ingin seperti kak Ian. Aku harus lebih baik dari kak Ian. Semua ucapan dan pesanmu akan aku lakukan.
Seiring berjalan waktu, hidupku kini lebih baik dan  masih berusaha mencari orangtuaku. sepeninggal kak Ian, aku mencoba membuka diri untuk berteman, berbisnis, belajar dan berusaha tentunya hal yang positif. Dengan pengalaman dan pelajaran yang ku dapat dari kak Ian, kini aku telah bergabung disebuah LSM yang bergerak dibidang seni dan ilmu. Disana, aku mengajarkan tentang arti hidup dan perjuangan untuk jadi lebih baik.
kak Ian,Terima kasih untuk semua pengalaman dan ilmu yang kau berikan kepadaku. Aku telah membuktikannya bahwa aku bisa lebih baik. Kau bukan hanya sosok kakak, orangtua dan guru tapi kau juga inspirasi disetiap hal dalam hidupku. You are my everything ! :)

Sepenggal ingatan tentang masa lalu...

Hmm, aku Menatap indahnya langit. Awanpun bergerak menuruti arahnya angin. Berjam-jam menatap langit aku tau itu tak ada untungnya, tapi aku bisa merasakan indahnya alam semesta ini. Awan yang sedari tadi berubah-ubah bentuk menjadi hitam. "Sepertinya akan hujan". Yang ku kira memang benar, hujan turun sangat deras menemani kesendirianku. "Hujan? Aku benci hujan. Karna Hujan dia tak menemuiku. Karna hujan dia pergi untuk selamanya tanpa menemaniku terlebih dahulu. Sedalam itukah dia membenciku? Aku berjanji untuk selalu menunggunya kapanpun dia akan datang" Aku membatin mengingat semua yang terjadi pada satu tahun lalu

#Flashback

"Kau ceroboh, kau pemalas, kau pelupa, dan kau bodoh" Ucapnya dengan nada tinggi. Aku hanya tertunduk diam, menyesali kesalahan yang ku perbuat. Hanya karna kecerobohanku dia kehilangan seorang sahabat. Karna sahabatnya menolongku saat aku ingin menyebrang jalan. Sahabatnya pergi untuk selamanya.
"Aku juga bodoh sudah mencintaimu" Ucapnya lagi.

"Apa kau tak bisa memaafkan aku" ucapku lirih

Dia pergi melepaskan genggaman tanganku. Pergi dengan semua kekesalannya terhadapku. Aku tau, aku memang bodoh. Semenjak kejadian itu dia menjauh. Dia menggantungkan hubungan ini. Tanpa sepenggal kata atau sepucuk pesan. Aku mengkhawatirkan hubungan ini. Apa mungkin hubungan yang telah aku lalui bersamanya selama tiga tahun akan kandas ditengah jalan hanya karna kebodohan yang telah aku perbuat. Aku tak tau apa yang akan terjadi. Aku takut kehilangannya. Berkali-kali aku kirimkan pesan, entah mengapa dia tak membalas pesanku. Aku pun menelponnya tapi diReject. "Aku merindukanmu Sayang?" Aku membatin. Kuputuskan untuk pergi kerumahnya. Aku khawatir setelah satu minggu tanpa kabar darinya. Ku lewati jalan yang pernah ku lewati dulu bersamanya. Kapankah akan terulang kembali semua masa indahku bersamanya.

Sedikit takut, tapi harus. Ku ketuk pintu rumahnya. Yang keluar hanya Mamanya. Aku bertanya apakah dia ada? Tapi kedatanganku percuma. Dia tak ada dirumah. Ku pergi meninggalkan rumahnya. Dengan sedikit kesal. Ku telusuri jalan dengan berjalan kaki. Tanpa kusadari kakiku melangkah ke Danau. Tempat biasa aku kunjungi bersamanya. Aku duduk ditempat biasa aku duduk dengannya. Dan kembali mengingat kemasa dulu saat pertama dia menjadi milikku. "Disana?" Ucapku dengan nada rendah seraya menunjuk kesebuah pondok kecil. Dimana ditempat itu aku dan dia berkenalan. Dia tanpa sengaja menabrakku dan membantuku berdiri. Lalu dia memperkenalkan namanya. Pertemuan yang cukup singkat dan kamipun bertukar nomor Handphone. Dan disini. Ditempat yang aku duduki, ini adalah tempat dimana pada saat itu dia nyatakan perasaannya dan kamipun resmi menjadi sepasang kekasih.

Hari sudah sore. Masih tersimpan jelas saat-saat indahku bersama. Tanpa ku sadari, air mata membasahi pipi. "Aku mencintaimu, Sayang. Aku takut kehilanganmu" teriakku dalam hati. Mataharipun mulai tenggelam menemani langkahku menuju tempat tinggalku. Rasa penat membawaku tidur memasuki alam mimpi.


***


Hari ini adalah hari ulang tahunku. Ulang tahun yang ke17th. Ulang tahun yang ditunggu setiap kaum remaja. Hari ini umurku genap menjadi 17th "Sweet seventeen". Tanpa fikir panjang ku ambil ponselku.
"Aku tunggu kau ditempat biasa, jam 5 sore. Aku ingin menghabiskan hari ulang tahunku bersamamu. Aku mohon temui aku kali ini. Aku mohon!" Ku kirimkan dia pesan. Ku tunggu sudah satu jam tak ada balasan. Ku lihat laporan kiriman pesanku. Disitu tertulis "Terkirim" Aku lega. Nomor ponselnya masih aktif. Besar harapanku untuk bertemunya hari ini. "Aku rindu genggaman tangannya tiap kali kami bertemu". Jam didindingku menunjukkan pukul 14:00. Aku mempersiapkan diriku untuk tampil cantik didepannya. Ku kenakan baju pendek pemberiannya yang dia hadiahkan pada hari jadi hubungan kami yang ke2tahun. Aku berlenggok didepan kaca. "Sepertinya ada yang kurang?" Ucapku bingung. "Oh ternyata kalungku". Kalung berbentuk setengah hati. Yang setengah hatinya aku berikan padanya. Jam menunjukkan pukul 16.00, Satu jam lagi. Itu terasa sangat lama. Ku putuskan untuk langsung menuju ketempat yang biasa kami kunjungi yaitu Danau. Ku ambil sepedaku. Ku gayuhkan pedal sepedaku menuju Danau. Aku menggunakan sepeda karna jarak Danau dari rumahku tak terlalu jauh. Setelah sampainya aku duduk ditempat biasa. Setelah beberapa menit aku menunggu. Jam ditanganku menunjukkan pukul 17:00, "Aku yakin sebentar lagi dia akan datang". Rasa tak sabar ingin bertemu dengannya setelah beberapa minggu dia menghilang tanpa kabar. Aku duduk dan duduk. Dia belum juga datang. Jam ditanganku telah menunjukkan pukul 18:00, tapi dia belum datang. "Apa mungkin dia terlambat? Ah, aku yakin dia pasti datang. Apa salahnya aku menunggu dia sebentar". Adzan maghrib berkumandang, matahari telah terbenam sedari tadi. Awan berubah menjadi gelap karna akan datangnya malam. Aku menyempatkan diri untuk mampir sejenak ke masjid untuk sholat Maghrib. Setelah aku sholatpun ku lihat tak ada dirinya. Aku duduk lagi. Berjam-jam aku menunggu. Adzan Isya' pun menyusul. Aku tetap menunggu. jam menunjukkan pukul 20:00. "Mungkin dia sedang diperjalanan apa salahnya aku tunggu lagi". Sangat besar keinginanku bertemu dengannya. Rasa rindu ini tak sanggup lagi menunggu. Ku lihat awan memerah. Sama dengan suasana hatiku saat ini. Hujan pun turun dengan deras, aku berteduh di pondok kecil itu. Lagi-lagi aku harus menunggu. Ku lihat jam ditangan. Jam 21:00, "Mungkin hari ini dia sibuk. Ini sudah malam. Mungkin aku harus pulang". Ku ambil sepedaku, ku tuntun dan berjalan bersamaanku dibawah rintikan air hujan. Tubuhku terasa lemas. Kepalaku terasa pusing. Kakiku tak sanggup lagi menopang badan. Pandanganku kabur.

"Kau sama seperti dulu, masih saja bodoh. Menunggu seseorang hingga larut malam sampai hujan-hujanan seperti ini" Ucap seseorang yang menopang badanku.

"Apa benar itu kau? Apa benar kau datang?" Ucapku seraya menutupkan mata. Aku pun pingsan.


***


"Aku membuka mata. Sedari kapan aku dirumah? Apa benar dia tadi menemuiku? Apa semuanya hanya mimpi?" aku membatin

"Biii..? Kapan aku pulang?" Ucapku pada Bik Isah pembantu rumahku yang baru saja memasuki kamarku

"Pacarmu. Itu ado kado dan sebuah kotak kecil Non"

Ku ambil kadonya dan ku buka. Sebuah boneka beruang berwarna merah hati. "Sangat cantik. Aku suka". Ku buka kotak kecil berwarna merah itu. Disitu berisikan sebuah surat dan kalung separuh hati. Yang separuh hatinya lagi ada padaku.
Ku buka surat darinya itu.
"Jangan cari aku lagi. Lupakan aku. Banyak yang lebih dariku. Aku mencintaimu" Hanya pesan singkat darinya, tapi berisikan beribu makna untukku.

"Apa maksudnya? Aku tak mengerti? Dia bilang dia mencintaiku. Tapi dia menyuruhku untuk tidak mencarinya dan menyuruhku melupakannya". Tanpa kusadari Air mata telah melintas dipipi ini. "Dia sungguh aneh? Apa pernah dia memperdulikan perasaanku. Apa benar dia mencintaiku?"


# Back to Reality


Mengingat semua yang terjadi pada satu tahun yang lalu. Aku kembali meneteskan air mata. "Selemah itukah aku? Menangis hanya karna lelaki yang tak tau diri sepertinya. Untuk apa aku menangisinya. Belum tentu dia menangis karnaku" Ku usap air mata yang menetes dipipi. Hujan masih menemaniku. "Sebaiknya aku tak menyalahkan hujan. Karna bukan karna hujan dia tak menemuiku. Tapi karna dia membenciku"

"Melupakannya. Itu jalan yang terbaik saat ini. Untuk apa mencintai seseorang dan memimpikannya untuk bersamaku sedangakan orang itupun tak merasakannya sedikitpun. Masih banyak waktuku untuk cinta. Masih banyak lelaki didunia. Untuk apa menangisi seseorang yang tak pernah dia tau bahwa aku menangisinya. Saatnya melupakan dan meninggalkan seseorang yang telah membenciku, menyakitiku, menghinaku, dan mengkhianatiku. Tuhan itu adil. Aku belum dapatkan cinta saat ini. Karna tuhan akan memberikan cintaku nanti" Ucapku dalam hati

"Selamat tinggal cintaku, aku masih mampu bertahan tanpa cintamu..."

Sabtu, 26 Mei 2012

Jalan Yang Indah..!!!



Aku gak tahu kemana kehidupan akan menuntunku,,,
Aku hanya makhluk kecil yang mengikuti kemana arus kehidupan menuntunku..
Aku tak tahu kapan waktu indah itu menjemput, aku tak tahu dimana letak dan posisinya..
Mungkin bisa saja kini aku salah arah..
Mungkin bisa saja kini aku berjalan terlalu cepat hingga akhirnya aku mengabaikan pilihan tepat kataMu Tuhan..
Sampai waktu berjalan sangat lamban atau mempercepat geraknya nanti itu letakkan aku pada posisi yang indah..
Aku percaya mendung, badai atau apapun yang buruk akan berganti :)
Aku percaya segalanya yang aku lakukan tidak akan sia-sia :)
Bilamana Kau kelak labuhkan aku diposisi itu, ingatkan aku akan hari ini, hari saat aku berdo'a agar kelak aku bersyukur dan senantiasa mengingat karuniaMu Tuhan..!
Tuhan hidup yang Engkau karuniakan untukku, agar aku bisa memilih peran mana yang bisa menuntunku padaMu,

Jalan Yang Indah ..!!!

\(ˇoˇ)/

Rabu, 23 Mei 2012

... WANITA, KEINDAHAN YANG MEMPESONA ...
(Beruntungnya Jadi Wanita)


Bismillahir-RahmAanir-Rahim ... Maha suci Allah yang telah menciptakan wanita sebagai pasangan laki-laki dalam bentuk yang paling sempurna. Menempatkan keduanya dalam hamaparan pelangi cinta dan taman kasih sayang-Nya. Dengan kenikmatan-kenikmatan yang tiada terhitung.

Wanita ……
Anggun, cantik dan mempesona, itulah kata yang tepat dilekatkan pada dirinya. Bermula dari tulang rusuk Adam, tulang rusuk itu yang ujungnya melengkung (bengkok) dan apabila diluruskan (dengan tidak hati2) maka akan patah, penuh kelembutan tidak mengenal pemaksaan, jika dipaksa maka ia akan berbalik dan menimbulkan penyesalan. Bak pohon bambu pada bagian ujungnya, lemah gemulainya senantiasa mencium ke permukaan bumi, ketika dipaksa maka ia akan memberikan tekanan keras menjulang ke awan. Seperti itulah wanita, jika wanita telah murka, maka bisa menyebabkan kehancuran. Sejarah telah mencatat, berapa banyak keruntuhan keturunan Adam karena kemurkaan wanita.

Wanita ….
Makhluk yang istimewa, kelembutannya bagaikan sutera dari surga, memberikan ketenangan bagi siapa yang mendekapnya dengan iman, kesabarannya melebihi dalamnya lautan, fisiknya indah bagai penghuni kahyangan, kedermawanannya lebih terang dari rembulan, akhlaknya lebih harum dari pada kesturi, kerendahan hatinya lebih tinggi dari mentari, kasih sayangnya lebih menyegarkan dari pada embun dipagi hari, keteladannya membawa ketenangan, sungguh ciptaan yang sempurna.

Wanita ……
Makhluk yang istimewa, Sedemikian istimewanya, bidadari-bidadari surgapun iri pada wanita, tentunya wanita-wanita yang mampu menjaga kesucian dan kehormatannya, wanita-wanita yang mengabdikan diri pada "din (agama)" Allah,wanita-wanita yang mengabdi tapi tidak menjadi abdi dimata suaminya, ialah wanita-wanita yang solehah.

Wanita …..
Tahukah kau, tidak hanya engkau di anugerahi keistimewaan fisik dan tabiat. Surgapun senantiasa membukakan pintunya untuk kau masuki dari pintu mana saja yang engkau sukai yaitu jika engkau tergolong wanita yang senantiasa melaksanakan shalat 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, taat kepada suaminya dan menjaga kehormatannya.

Ketika engkau Wanita, bersusah payah mengandung dan melahirkan anak,tetapi tahukah engkau bahwa setiap saat kau didoakan oleh segala makhluk, malaikat dan seluruh makhluk ALLAH di muka bumi ini, dan tahukah jika ajalmu tiba karena melahirkan adalah syahid dan surga menantimu. Betapa beruntungnya wanita, dianugerahi lahan peribadatan yang laki-laki tidak mendapatkannya.

Wanita ….
Sadarkah kau keistimewaan mu akan membawamu ke jurang penyesalan di akhirat kelak jika engkau tidak menjaga tapi menyia-nyiakannya. Namun sebaliknya jika engkau menjaga dan merawat keistimewaanmu maka surga balasannya. Ingatlah wahai para wanita, sesungguhnya kemuliaan-mu dapat diraih manakala engkau memiliki kemampuan untuk menjaga martabat dengan iman, menghijab dirin dari kemaksiatan, menghiasi semua aktifitas dengan ibadah, menerima dan mensyukuri semua karunia yang telah Allah berikan. Janganlah engkau mau tergoda oleh kilau kehidupan dunia yang hanya sementara.

Wanita …..
Tidakkah kau ingin seperti Khadijah (ra) yang mulia namanya sampai akhir zaman karena ketulusan pengorbanannya, tidakkah kau ingin seperti Siti Aisyah (ra)yang namanya senantiasa berkibar sepanjang masa karena keteladannya. Tidakah kau ingin berkumpul disurga bersama wanita-wanita hebat sebelum kamu. Janganlah kau sia-siakan kelapangan beribadah yang diberikan Allah untukmu...

Sabtu, 19 Mei 2012

DO'A IBU




Doa Ibu; ialah keikhlasan terbaik di semesta. ♥
Doa Ibu; ialah jembatan kebahagiaan bagi anak-anaknya. ♥
Doa Ibu; ialah wujud cinta dari air mata di hadapan Tuhan. ♥
Doa Ibu; ialah ketulusan yang selalu memaafkan kesalahan. ♥
Doa Ibu; ialah... cinta yang tak pernah padam. ♥

Ibu, maaf;
aku belum bisa membalas ikhlasmu ☑,
aku belum bisa membuatmu bangga ☑,
aku belum bisa membuatmu bahagia ☑

IBU... :
1. Wanita menggendong janin/buah hatinya dalam kandungannya selama +- 9 bulan 10 hari tanpa sedikitpun waktu melepaskannya. Jika diasumsikan rata-rata berat kandungannya adalah 1 kg maka selama itu wanita menggendong beban seberat (1kg x 30hari x 9bulan) + 10hari = 2.700 kg atau 2,7 Ton!!!. Sesudah melahirkan wanita masih saja menggendong bayinya, sedangkan seorang pria menggendong anaknya sebentar saja sudah merasa lelah, capek, dan lain-lain alasan.

2. Setiap hari seorang wanita memasak untuk dirinya dan keluarganya. Jika di asumsikan seorang wanita memasak mulai umur 17 hingga 55 (berarti 38 tahun) dan setiap hari diasumsikan ia memasak untuk 2 orang maka ia memasak sebanyak untuk 2 x 365 x 38 = 27.740 orang.

3. Setiap hari wanita membersihkan rumah/ tempat aktivitasnya misalnya menyapu. Misal diasumsikan setiap hari ia membersihkan ruangan/rumah berukuran 4 x 10 = 40 m2 dan ia menyapu sejak usia 15 tahun hingga 45 tahun (berarti 30 tahun) maka ia membersihkan seluas 40 x 365 x 15 = 219.000 m2. atau seluas 20 x lapangan sepakbola.

4. Jika setiap hari seorang wanita mencuci piring yang diasumsikan mempunyai tinggi tumpukan 20 cm dan mencuci selama 30 tahun maka tingginya mencapai 20 x 365 x 30 = 219.000 cm = 2.190 m atau sekitar 15 x tinggi monas atau 4x tinggi menara kembar Petronas malaysia. Belum ada bangunan di dunia yang mencapai tinggi 2.190 m.

5. Jika setiap hari seorang wanita mencuci baju dengan asumsi panjang jemuran 5 meter setiap hari maka selama 30 tahun panjang jemuran akan mencapai = 5 x 365 x 30 = 54.750 m = 54,7 km.

LUAR BIASA ....Dahsyatnya kekuatan seorang ibu (wanita). Tentu saja masih banyak lagi kekuatan ibu yang tidak terpikirkan oleh kita. Ketika melahirkan kita pun , seorang ibu menggunakan semua dayanya untuk membuat kita muncul dalam dunia ini, dengan kekuatan antara hidup dan mati.

Pernah mendengar pepatah “Dibalik kesuksesan seorang pria terdapat wanita hebat di belakangnya”. Pepatah ini ternyata juga benar, seorang ibu (wanita) mempunyai kekuatan tersembunyi untuk melakukan hal itu.

Ada suatu riwayat yang mengutamakan seorang ibu, menunjukkan bagaimana kedudukan ibu (wanita) dalam Islam itu mulia.

--- Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:Seseorang datang menghadap Rasulullah saw. dan bertanya: Siapakah manusia yang paling berhak untuk aku pergauli dengan baik? Rasulullah saw. menjawab: Ibumu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa? Rasulullah saw. menjawab: Kemudian ibumu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa? Rasulullah saw. menjawab: Kemudian ibumu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa? Rasulullah saw. menjawab lagi: Kemudian ayahmu. (Shahih Muslim No.4621)

MULIAKAN...! HORMATI ....! & DO'AKAN SELALU IBUMU.......

Rabu, 16 Mei 2012

TENTANG WAKTU...!!!!!!!!!!


Ambillah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan.
Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahasia dari masa muda yang abadi.
Ambillah waktu untuk berdoa, itu adalah sumber ketenangan.
Ambillah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan.
Ambillah waktu untuk mencintai dan dicintai, itu adalah hak istimewa yang diberikan Tuhan.
Ambillah waktu untuk bersahabat, itu adalah jalan menuju kebahagiaan.
Ambillah waktu untuk tertawa, itu adalah musik yang menggetarkan hati.
Ambillah waktu untuk memberi, itu adalah membuat hidup terasa berarti.
Ambillah waktu untuk bekerja, itu adalah nilai keberhasilan.
Ambillah waktu untuk beramal, itu adalah kunci menuju Syurga.

Jumat, 11 Mei 2012

"SENYUM"

"SENYUM" ringan tak bersuara tapi, penuh maknanya.
"SENYUM" murah tapi, tak ternilai harganya.
"SENYUM" tak perlu tenaga tapi, besar motivasinya.
"SENYUM" hal yang mudah tapi, selalu nampak indah.
"SENYUM" 1 hal yang biasa tapi boleh jadi istimewa.
"SENYUM" ibadah yang paling mudah tapi, berpahala setara dengan sedekah.
Penuhilah hari - hari kita dengan senyuman manis agar semua org ikut tersenyum karena kita. Keep our smile.. (#^_^)

PUiiSii

Kisah kita terawali dari sebuah rasa...
Rasa kehilangan yang pernah ada..
Rasa kecewa dalam cinta..
Luka yang sulit terhapus bekasnya..

...
Hingga perasaan takut slalu membayangi dalam setiap langkah ...

Kisah kita tanpa sengaja..
Rangkaian aksara tumpah dlm stiap tutur sapa..
Warna2 pelangi hiasi hari - hari yang terlalui...
Kisah kita hnya ada kamu dan saya..
Tanpa DIA...
Atau MEREKA...

Kini hari kian terlalui...
Hadirmu sempurnakan raga...
Sejukkan jiwa..
Desah nafas lantunkan kidung indah...
Kau sempurna diantara yang ada..
Kau ciptakan resah bila tak bersua..
Kau mampu hadirkan rindu yang kian membelenggu sebuah rasa...

Kau memandang ku dari hati mu...
Kau bicara tanpa suara..
Hanya hati diantara kita yg berkisah..
Kau dan aku sejiwa dalam cinta yang indah...

Kau misteri yang tersembunyi dalam gerak lakon yang abadi..
Hingga suatu masa nanti..
Kau ku dapati hadir diantara sepi..
Menyentuh mu penuh kasih..
Memeluk mu dgn segenap hati..
Misteri yang akan abadi..
Hingga saatnya ku menghadap Illahirobbi...

Selasa, 08 Mei 2012

Karena hidup adalah Pilihan


Seorang Dosen mengadakan suatu permainan kecil kepada mahasiswanya yang sudah berumah tangga.”Mari Kita buat satu permainan, mohon satu orang bantu saya sebentar.”
Kemudian salah satu mahasiswa berjalan menuju Papan Tulis.


DOSEN: Silahkan Tulis 10 nama yg paling dekat dengan anda pada papan Tulis.
Dalam sekejap sudah dituliskan semuanya oleh mahasiswa tersebut. Ada nama tetangganya, nama orang tuanya, kekasihnya, anaknya dan lain-lain.

Dosen: Sekarang silahkan Coret 2 nama yg menurut anda tidak penting.
Mahasiswa itu lalu mencoret nama tetangganya.

Dosen: Silahkan Coret 2 lagi !
Mahasiswa itu lalu mencoret nama teman2 kantornya.

Dosen: silahkan Coret 1 lagi !
Mahasiswa Itu mencoret lagi satu nama dari papan tulis dan seterus sampai tersisa 3 nama yaitu orang tuanya, istrinya, dan anaknya.
Suasana kelas hening… Mereka mengira semua sudah selesai dan tidak ada lagi yg harus dipilih. Tiba tiba Dosen Berkata:

Dosen: Silahkan Coret 1 lagi !
Mahasiswa itu perlahan mengambil pilihan yg amat sulit lalu dia mencoret nama orang tuanya secara perlahan.
Dosen: Silahkan Coret 1 lagi!
Hatinya menjadi bingung. Kemudian mengangkat kapur dan lambat laun mencoret nama anaknya.
Dalam sekejap waktu mahasiswa itupun menangis.

Setelah suasana tenang sang Dosen bertanya kepada Mahasiswa itu. “Orang terkasihmu bukan orang tuamu dan anakmu? Orang tua yang membesarkan Anda, anak anda adalah darah daging anda , sedang istri itu bisa di cari lagi. Tapi mengapa anda berbalik memilih istri anda sebagai orang yang paling sulit untuk dipisahkan?”
Semua orang didalam kelas terpana dan menunggu apa jawaban dari Mahasiswa tersebut.
Lalu mahasiswa itu perlahan berkata, “Sesuai waktu yang berlalu, orang tua akan pergi dan meninggalkan saya, sedang anak jika sudah dewasa setelah itu menikah pasti meninggalkan saya juga, yang benar2 bisa menemani saya dalam hidup ini hanyalah istri saya.”

Sabtu, 05 Mei 2012

Inilah Hidup

Kehidupan: hidupku
Adalah misteri yang kelam
Bercabang dan bercahaya suram
Dan inilah hidup: kehidupan
Duniaku
Dan manusia masih saja bertanya tentang arti hidup. Beberapa mencari. Beberapa mendiamkannya ke dalam lipatan buku, lalu membalik halaman berikutnya. Beberapa melompat jauh ke belakang. (Mencoba) memaknai kelahiran mereka. Menjadi manusia baru yang tidak tahu apa-apa. Tidak tahu siapa dan mengapa. Telanjang. Lalu menangis dan pasrah.
Siapa yang mengetahui tentang dirinya sendiri?

Dan inilah kehidupan. Yang terus-menerus berdenyut. Yang menghembuskan napas kemisteriusan. Yang bergerak diam-diam atau bisa secepat kilat. Yang mengurung dan membawa kita berputar-putar. Yang begitu cepatnya hingga merasa tidak bergerak. Maka jadilah kita sekecil debu. Dan lihatlah bagaimana luasnya bumi tempat kita hidup dan berpijak. Yang diam-diam bersumbu dengan putaran teratur atau mengelilingi matahari. Lalu planet dan bintang pun mendebu. Yang turut berputar mengelilingi pusat galaksi. Galaksi yang juga berputar mengelilingi entah.

Dan suara dentuman pun menggelegar. Menggetarkan tanah. Mengejutkan para sahabat yang menganggap itu adalah gempa. Sang Teladan lalu bertanya. Lalu berkata setelah takada yang menjawab. “Sesungguhnya itu adalah sebuah batu yang telah dijatuhkan Sang Maha ke dalam neraka jauh sebelum manusia ada. Dan kini, batu itu telah mencapai dasarnya.” Tanyakan pada diri siapa kita sebenarnya. Tanyakan bagaimana satu hari di neraka sama dengan seribu tahun di dunia. Tanyakan dengan hati putih.

Kemisteriusan hidup memiliki banyak lorong. Masuk ke dalam lorong yang satu takbisa membuat kita kembali. Takbisa berandai-andai bagaimana kalau memilih lorong yang lain. Hidup sudah ada pada lorong kita sendiri. Lorong pilihan. Dan sosok itu menyadari. Sudah sangat menyadari. Kuliah yang tidak selesai. Mengembara tentang hakikat pekerjaan. Mendalami kepenulisan lalu sempat menumpang tidur. Benar-benar buta tentang hari esok.
Lalu siapakah kita?

Dan angin pun berbisik, “Jalani saja hidupmu hari ini. Jadikan hari kemarin sebagai pelajaran untuk menatap hari esok.” Sosok itu mengangguk. Hidupnya bagai lorong tak berujung. Bercabang-cabang dengan akhir yang entah. Berproses dan berusaha adalah kuncinya. Apabila semuanya begitu membingungkan, berpeganglah pada tongkat Sang Maha. Yang akan menuntunmu pada jalan cahaya.