Dimalam
itu dia terjebak di dalam keramaian yang sebenarnya tidak dia inginkan, aliran
darahnya mulai terasa mengalir semakin deras ketika banyak suara bising yang ia
dengar, tangannya mulai bergetar seiring pandanganya yang perlahan memudar, dia
yang seorang diri benar-benar merasakan kesendirian yang teramat dalam walaupun
berada di tengah-tengah kerumunan banyak orang. Sejenak dia menundukan kepala
dan memejamkan matanya sampai akhirnya dia mulai kembali melihat keadaan
sekitar dan perlahan menghela nafas panjang.
Satu
senyuman kecil kini mulai terlukis di dalam wajahnya dan dengan rasa percaya
diri yang perlahan datang dia mencoba mulai beradaptasi dengan keadaan sekitar,
dia mulai berjalan dengan langkah kakinya yang tersendat-sendat karena
terhalang oleh cukup banyak orang, arah matanya kini tertuju ke satu tempat
yang sedikit lebih tinggi dari sekarang dia berdiri. Dia mulai menuju tempat
itu dan berharap dapat sedikit ketenangan, dinginnya angin malam sekarang mulai
terasa melewati tubuhnya setelah berada di tempat yang lebih tinggi itu,
rambutnya yang hitam dan sangat lurus mulai bergoyang-goyang mengikuti hembusan
angin malam.
“ternyata
disini aku cukup dapat melihat banyak hal”. Ujar anak itu.
Arah
matanya mulai kesana kemari dan mulai memperhatikan banyak hal, dia tertawa
geli ketika melihat satu kumpulan orang yang sedang bercanda bersama
teman-temannya.
“Kelakuan
mereka sama konyolnya dengan teman-temanku”. Tutur anak itu didalam hatinya dan
kembali melihat-lihat keadaan sekitar.
Banyak
sekali hal yang dia lihat, dan senyuman kecil itu tetap terlukis di dalam
wajahnya, matanya yang memantulkan cahaya lampu-lampu malam membuat anak itu
semakin terlihat sangat gembira dan mulai berbaur dengan keadaan sekitar, tapi
tiba-tiba senyuman anak terlihat hambar, tatapan matanya kosong dan sedikit
muncul kerutan di puncak batang hidungnya ketika dia melihat satu kumpulan
keluarga yang sedang asik bercanda gurau, perasaan gembira yang perlahan muncul
tadi kini perlahan menghilang terbawa angin entah kemana.
“Aku
sangat merindukan keadaan yang seperti itu”. ujar anak itu di dalam hatinya.
Matanya mulai berkaca-kaca dan tangannya kembali bergetar.
“Seandainya orang tuaku tidak bercerai dulu, mungkin aku masih bisa
merasakan keadaan yang seperti itu? Aku masih sangat ingat keadaan yang seperti
itu dulu, dimana aku dan keluargaku selalu menyempatkan diri untuk berlibur
bersama di akhir pekan”. Dia
terus memperhatikan dan tanpa dia sadari ternyata air mata mulai mengalir di
pipinya,
“Astagfirullah”.
Ujar anak itu sembari bergegas menghapus air matanya dan melihat-lihat keadaan
sekitar karena dia takut ada orang lain yang memperhatikannya, dia kembali
memperhatikan satu kumpulan keluarga itu, matanya masih tetap berkaca-kaca tapi
kali ini dia dapat sedikit tersenyum, ketika matanya terfokus ke salah satu
gadis kecil yang berada di dalam kelompok keluarga itu.
“Aku
ingat ketika adikku sekecil itu, dia sangat lucu dan menggemaskan, tapi setelah
beranjak dewasa tingkah adikku jadi sangat jauh berbeda dari kepribadiannya yang
dulu sangat aku kagumi”. Anak itu kembali menghela nafas panjang dan
mengalihkan pandangannya ke arah lampu-lampu jalanan yang sangat indah
bersinar, angin malam tetap berhembus lembut mengoyangkan rambutnya, dan
pantulan cahaya lampu itu terlihat jelas dari matanya yang berkaca-kaca, dia
kembali tersenyum mengingat dulu cahaya lampu yang seperti itu masuk melalui
kaca mobil keluarganya ketika ia dan keluarganya pergi untuk berekreasi,
walaupun sudah belasan tahun tapi dia masih dapat benar-benar merasakan keadaan
yang dulu dia rasakan, tawa keluarga di dalam mobil masih dapat ia dengar
dengan jelas, wangi udara di dalam mobil dan alunan musik kesukaan orang tuanya
yang berjudul Sukiyaki dari grup musik The Blue Diamond masih sangat jelas
bernada di dalam pikirannya.
“TUHAN
sejujurnya aku masih belum benar-benar mengerti dengan keadaan ini, dan belum
benar-benar bisa beradaptasi dengan keadaan ini. Ketika aku tertawa bersama
Ayahku, aku selalu berpikir apakah ibuku disana sedang tertawa senang juga
seperti kita disini? begitupun sebaliknya” tutur anak itu sambil mulai menatapi
bintang-bintang yg menghiasi langit.
“Aku ingin merasakan kembali berkumpul
bersama, tapi rasanya sangat kecil kemungkinan untuk dapat seperti itu, apa menjalankan
satu hubungan rumah tangga itu benar-benar sulit? Sehingga tidak sedikit aku
melihat perceraian! Kakak perempuan yang sangat aku sayangipun kini aku
perhatikan hubungan rumah tangganya terlihat sedikit tidak beraturan, dan itu
cukup membuatku sedih dan emosi! Aku selalu berharap kalau kisah perceraian
cukup hanya orang tuaku saja yang merasakan, dan tidak untuk keluargaku yang
lainnya!”. Selama
bertahun-tahun anak itu belajar dari kesalahan orang tuanya yang tidak dapat
mempertahankan hubungan rumah tangga. Tidak sedikit dia lihat bahwa anak dari
orang tuanya yang bercerai, mempunyai perjalanan hidup yang kurang baik, jadi
dia pikir bahwa perceraian bukanlah hanya sakit di rasakan oleh kedua pihak
yang bersangkutan, melainkan oleh banyak orang terlebih anak-anaknya.
“Tapi
memang cukup sulit aku rasakan, bahwa hidup dan cinta itu penuh dengan
teka-teki, aku pernah berusaha untuk benar-benar mencintai kekasihku dulu, tapi
semuanya tidak semudah aku bayangkan! Tidak sedikit kebohongan yg membuatku
sakit ketika menjalankan satu hubungan, tapi aku tetap bersabar! Aku tetap
mempertahankan! Aku tidak ingin mengambil satu keputusan dengan mudah! Karena
aku ingin belajar bagaimana aku dapat benar-benar bertahan dan memperbaiki satu
hubungan! Aku tetap tersenyum melihat kebohongan itu, karena aku pikir jika aku
emosi maka apa yang aku ucapkan bukanlah apa yang benar-benar dari dalam
hatiku. Aku tidak mengenal bagaimana cara melupakan! Melainkan mencoba mengenal
bagaimana cara untuk bertahan”.
Tutur anak itu sembari terduduk lemas di pagar yang berada di sekitaran tempat
itu. Dia kembali memperhatikan tangannya yang tidak berhenti bergetar. Dia
kembali tertunduk dan memejamkan mata lalu mencoba menghela nafas panjang untuk
dapat menenangkan hatinya.
“Hhmmm.. Apapun yang terjadi aku yakin bahwa aku bisa melaluinya, aku tidak
sendiri! Aku yakin TUHAN ada di dekatku, aku adalah orang yang kuat! Aku adalah
orang terpilih yang dapat merasakan banyak warna di dunia ini, yang sekarang
harus aku lakukan hanyalah terus berjalan di dalam roda kehidupan dan melakukan
yang terbaik dalam segala hal sampai aku nanti bertemu dengan kehidupan yang
abadi, apa aku tidak bahagia? Ya! Aku sangat bahagia! Hanya saja belum
benar-benar mengerti bagaimana cara bersyukur dan menikmatinya”.
“Kita semua bahagia”. Ujar
anak itu ditemani satu senyumnya, dia mulai berdiri dari duduknya dan mulai
melangkah pergi dari tempat itu diiringi music “Tears – X-Japan” yang ia
dengarkan dari mp3nya. Dan Anak itupun mulai hilang dari keramaian banyak orang..