Selasa, 29 Mei 2012

♥ ♥ You Are My Everything ♥ ♥




Hujan deras membasahi rambut dan pakaianku. Aku tak mempedulikannya dan terus berlari. Terlihat sosok laki-laki di ujung jalan. Ia adalah kak Ian, lengkapnya Adrian. laki-laki bertubuh sedang, sawo matang dan berparas jawa. Cukup jauh perbedaan umur kami, 20 tahun.
"waduh, kok ujan-ujanan sih? kakak baru mau jemput.." ucapnya sambil mengangkat tubuhku
 aku hanya tersenyum dan cengengesan.
 "abisnya lama sih warungnya kan deket !" jawabku sedikit meledek

 Beruntungnya diriku bisa kenal dengan kak Ian. Walaupun ia hanya kakak angkatku tapi ia sudah ku anggap seperti kakak dan orangtua kandungku. Namaku Angelia Virginity, seorang anak perempuan yang ditelantarkan oleh orangtuanya. Entah mengapa orangtuaku tega membuangku di taman Tugu Monumen Nasional. Yang aku tahu, aku terlahir di keluarga broken. Kak Ian lah yang berbaik hati memungut dan membesarkan aku hingga kini di usiaku ke 16 tahun. saat itu aku masih berumur 7 tahun.
Aku dibawa kerumah kak Ian di sebuah rumah susun yang agak kumuh di sekitar Jakarta. Disinilah aku memulai hidup baruku dan mengetahui semua tentang kak Ian. Kak Ian hidup di dunia "kelam". Ia seorang laki-laki bandar narkoba walaupun begitu ia sosok yang sangat baik. Ia tak pernah sedikit pun membawaku kedunianya malah ia sangat menjagaku dan banyak mengajarkan pengalaman dan pelajaran dan pastinya ia sangat sayang kepadaku. Begitupun aku terhadapnya. Bagiku ia adalah anugrah terindah yang diberikan Tuhan kepadaku.
Aku pernah menasehatinya tapi ia malah berbalik menasehatiku.

"Kamu gak usah ikut campur urusan kakak, urus aja dirimu sendiri ! Jadilah orang baik !"

 Aku terdiam mendengarnya. Sejak saat itu aku tak pernah ikut campur lagi.

Belakangan ini kak Ian jarang pulang, mungkin karena pekerjaannya yang sangat beresiko dan harus berpindah-pindah tempat. Ia sudah tiga kali masuk DPO oleh polisi tapi ia sangat lihai sehingga ia tak mudah tertangkap. Aku takut jika ia tertangkap. Mungkin, dipenjara dalam waktu lama atau di eksekusi mati. Aku tak inginkan itu tapi apa boleh buat itu sudah menjadi bagian hidupnya dan ia sudah nyaman dengan kehidupannya
Aku tinggal sendirian di rusun dan selama tak ada kak Ian, aku sering mengajak teman teman untuk sekedar ngobrol. Kak Ian hanya memberikan uang yang jumlahnya lebih dari cukup dan hanya berpesan "jaga dirimu baik-baik, jangan sampai buat kakak marah !".
Aku sadari, uang pemberian kak Ian adalah uang "kotor". Ya, tapi mau bagaimana lagi?. Dulu, aku pernah bekerja di tempat steam mobil sebagai pengelap body mobil tapi tak bertahan lama karena kak Ian mengetahuinya dan ia sangat marah padaku sampai-sampai telapak tangannya mencium pipiku. Memang, ia tak mengijinkan aku untuk mencari uang karena lingkungan ditempat tinggal ini kurang baik dari segi pandang masyarakat. Ia takut jika aku terpengaruh dan rusak seperti dirinya. Aku termasuk  anak yang kuper dan sulit membuka diri karena aku tak ingin mendengar celotehan orang tentang kak Ian. Aku hanya memiliki seorang teman, Asih. Anak tetangga sebelah. 

Malam itu, kak Ian pulang dan tergesa-gesa.

"Kak, kenapa?" tanyaku

"Sssstt !! Jangan berisik !" jawabnya

Ia lekas pergi kekamar. Aku hanya mematung dan bingung. Ada apa ya?

"Angel !! sini cepat !"  ucapnya dengan suara yang sedikit berbisik

Aku menghampirinya
"iya kak, ada apa sih?" tanyaku.

"Cepat bereskan pakaian kamu ! kita pindah sekarang !"

Dengan ekspresi bingung aku menuruti perintahnya dan bergegas pergi dari rusun. Kami naik taksi dan turun di tepi jalan depan gedung yang sangat tinggi.

"Kak, kita mau kemana sih?" tanyaku bingung

Kak Ian diam. Kami terdiam sejenak dan ekspresi kak Ian masih sama, gelisah. Kami terus melangkahkan kaki.

" Heeh ! Jangan bergerak !!" suara yang lantang itu mengagetkan kami. Kak Ian menarikku dan berlari.

"cepat ! cepat Angel !" Aku berusaha mengimbangi lajunya.

"Kita harus kabur !" teriaknya

"Mereka itu siapa?" tanyaku

"Polisi"

“Apa? Polisi?” Teryata kak Ian menjadi buronan lagi setelah berkali-kali lolos dan kali ini polisi sudah didepan mata.

"cepat Angel ! cepat !"

Aku terus berlari mengimbangi kak Ian..
"dor..dor..dor.." suara pistol memecah kesunyian malam. Kak Ian terjatuh dan kudapati ia berlumuran darah.

"Kakaaak ! Kak Ian ! Bangun ! Kak Ian ! Kamu harus kuat !" teriakku yang belumuran air mata.

Ia memandangku dan berkata:
"Angel, jaga dirimu baik-baik ya.. Jangan seperti kakak hidup dijalan ini ! kamu harus buat orangtuamu bangga dengan prestasimu. Jangan bikin kakak kecewa dan nanti kita bakal ketemu lagi" pesannya dengan nada yang patah-patah. Aku hanya mengangguk-ngangguk sambil menangis dan memeluk tubuhnya.

"aku gak mau kehilangan kakak!" teriakku

"Kakak selalu ada dihatimu, sayang" jawabnya
ia mengulurkan jari kelingkingnya dan langsung ku kait kan dengan jari kelingkingku.

"Janji !" ucap kami

Ku peluk lagi tubuhnya tetapi semakin lama pelukannya kendur dan terlepas.

"Kakak ! kakak jangan tinggalkan aku !! Kakaaaaaak !"

Polisi datang dan mengepung kami. Dua orang polisi memaksaku melepaskan pelukanku dari kak Ian, aku berontak tapi aku kalah kuat dari mereka.

" Stop ! Kak Ian ! Bangun ! Jangan tinggalkan aku ! Lepaskan kakak ku !" teriakku saat polisi mengangkat tubuh kak Ian.

Aku dibawa ke kantor polisi dan diperiksa tapi aku bersih dan tak terlibat, aku dibebaskan. Saat-saat yang menyedihkan  saat aku tak diijinkan untuk melihat jenazah terakhir kak Ian.

"Itu kakakku !! Aku ingin melihatnya untuk terakhir kali pak, tolong aku ingin lihat !" suara ku meninggi, mereka diam dan memaksaku untuk keluar ruangan.

"Pergi sana ! Kakakmu harus diproses dulu" ucap seorang polisi sambil menutup pintu meninggalkanku sendiri diluar. Aku menangis sejadi-jadinya tapi tak mereka hiraukan.

***

Sudah hampir setengah tahun aku tidak diberitahu dimana kak Ian dimakamkan. Kini, aku hidup sendiri tanpa siapapun dan satu-satunya tujuanku adalah mencari orangtuaku yang entah dimana.
ucapan kak Ian menjadi pemicu semangatku "Jadilah orang yang berguna, jangan seperti kakak. Buatlah orangtuamu bangga !" ucapan itu selalu berputar di otakku dan menjadi bebanku.
Walaupun pengalamanku "keras" tapi aku tak akan dendam dan tak ingin seperti kak Ian. Aku harus lebih baik dari kak Ian. Semua ucapan dan pesanmu akan aku lakukan.
Seiring berjalan waktu, hidupku kini lebih baik dan  masih berusaha mencari orangtuaku. sepeninggal kak Ian, aku mencoba membuka diri untuk berteman, berbisnis, belajar dan berusaha tentunya hal yang positif. Dengan pengalaman dan pelajaran yang ku dapat dari kak Ian, kini aku telah bergabung disebuah LSM yang bergerak dibidang seni dan ilmu. Disana, aku mengajarkan tentang arti hidup dan perjuangan untuk jadi lebih baik.
kak Ian,Terima kasih untuk semua pengalaman dan ilmu yang kau berikan kepadaku. Aku telah membuktikannya bahwa aku bisa lebih baik. Kau bukan hanya sosok kakak, orangtua dan guru tapi kau juga inspirasi disetiap hal dalam hidupku. You are my everything ! :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa tinggalkan pesan, kritik dan sarannya.. Makasih ^_^

Selasa, 29 Mei 2012

♥ ♥ You Are My Everything ♥ ♥




Hujan deras membasahi rambut dan pakaianku. Aku tak mempedulikannya dan terus berlari. Terlihat sosok laki-laki di ujung jalan. Ia adalah kak Ian, lengkapnya Adrian. laki-laki bertubuh sedang, sawo matang dan berparas jawa. Cukup jauh perbedaan umur kami, 20 tahun.
"waduh, kok ujan-ujanan sih? kakak baru mau jemput.." ucapnya sambil mengangkat tubuhku
 aku hanya tersenyum dan cengengesan.
 "abisnya lama sih warungnya kan deket !" jawabku sedikit meledek

 Beruntungnya diriku bisa kenal dengan kak Ian. Walaupun ia hanya kakak angkatku tapi ia sudah ku anggap seperti kakak dan orangtua kandungku. Namaku Angelia Virginity, seorang anak perempuan yang ditelantarkan oleh orangtuanya. Entah mengapa orangtuaku tega membuangku di taman Tugu Monumen Nasional. Yang aku tahu, aku terlahir di keluarga broken. Kak Ian lah yang berbaik hati memungut dan membesarkan aku hingga kini di usiaku ke 16 tahun. saat itu aku masih berumur 7 tahun.
Aku dibawa kerumah kak Ian di sebuah rumah susun yang agak kumuh di sekitar Jakarta. Disinilah aku memulai hidup baruku dan mengetahui semua tentang kak Ian. Kak Ian hidup di dunia "kelam". Ia seorang laki-laki bandar narkoba walaupun begitu ia sosok yang sangat baik. Ia tak pernah sedikit pun membawaku kedunianya malah ia sangat menjagaku dan banyak mengajarkan pengalaman dan pelajaran dan pastinya ia sangat sayang kepadaku. Begitupun aku terhadapnya. Bagiku ia adalah anugrah terindah yang diberikan Tuhan kepadaku.
Aku pernah menasehatinya tapi ia malah berbalik menasehatiku.

"Kamu gak usah ikut campur urusan kakak, urus aja dirimu sendiri ! Jadilah orang baik !"

 Aku terdiam mendengarnya. Sejak saat itu aku tak pernah ikut campur lagi.

Belakangan ini kak Ian jarang pulang, mungkin karena pekerjaannya yang sangat beresiko dan harus berpindah-pindah tempat. Ia sudah tiga kali masuk DPO oleh polisi tapi ia sangat lihai sehingga ia tak mudah tertangkap. Aku takut jika ia tertangkap. Mungkin, dipenjara dalam waktu lama atau di eksekusi mati. Aku tak inginkan itu tapi apa boleh buat itu sudah menjadi bagian hidupnya dan ia sudah nyaman dengan kehidupannya
Aku tinggal sendirian di rusun dan selama tak ada kak Ian, aku sering mengajak teman teman untuk sekedar ngobrol. Kak Ian hanya memberikan uang yang jumlahnya lebih dari cukup dan hanya berpesan "jaga dirimu baik-baik, jangan sampai buat kakak marah !".
Aku sadari, uang pemberian kak Ian adalah uang "kotor". Ya, tapi mau bagaimana lagi?. Dulu, aku pernah bekerja di tempat steam mobil sebagai pengelap body mobil tapi tak bertahan lama karena kak Ian mengetahuinya dan ia sangat marah padaku sampai-sampai telapak tangannya mencium pipiku. Memang, ia tak mengijinkan aku untuk mencari uang karena lingkungan ditempat tinggal ini kurang baik dari segi pandang masyarakat. Ia takut jika aku terpengaruh dan rusak seperti dirinya. Aku termasuk  anak yang kuper dan sulit membuka diri karena aku tak ingin mendengar celotehan orang tentang kak Ian. Aku hanya memiliki seorang teman, Asih. Anak tetangga sebelah. 

Malam itu, kak Ian pulang dan tergesa-gesa.

"Kak, kenapa?" tanyaku

"Sssstt !! Jangan berisik !" jawabnya

Ia lekas pergi kekamar. Aku hanya mematung dan bingung. Ada apa ya?

"Angel !! sini cepat !"  ucapnya dengan suara yang sedikit berbisik

Aku menghampirinya
"iya kak, ada apa sih?" tanyaku.

"Cepat bereskan pakaian kamu ! kita pindah sekarang !"

Dengan ekspresi bingung aku menuruti perintahnya dan bergegas pergi dari rusun. Kami naik taksi dan turun di tepi jalan depan gedung yang sangat tinggi.

"Kak, kita mau kemana sih?" tanyaku bingung

Kak Ian diam. Kami terdiam sejenak dan ekspresi kak Ian masih sama, gelisah. Kami terus melangkahkan kaki.

" Heeh ! Jangan bergerak !!" suara yang lantang itu mengagetkan kami. Kak Ian menarikku dan berlari.

"cepat ! cepat Angel !" Aku berusaha mengimbangi lajunya.

"Kita harus kabur !" teriaknya

"Mereka itu siapa?" tanyaku

"Polisi"

“Apa? Polisi?” Teryata kak Ian menjadi buronan lagi setelah berkali-kali lolos dan kali ini polisi sudah didepan mata.

"cepat Angel ! cepat !"

Aku terus berlari mengimbangi kak Ian..
"dor..dor..dor.." suara pistol memecah kesunyian malam. Kak Ian terjatuh dan kudapati ia berlumuran darah.

"Kakaaak ! Kak Ian ! Bangun ! Kak Ian ! Kamu harus kuat !" teriakku yang belumuran air mata.

Ia memandangku dan berkata:
"Angel, jaga dirimu baik-baik ya.. Jangan seperti kakak hidup dijalan ini ! kamu harus buat orangtuamu bangga dengan prestasimu. Jangan bikin kakak kecewa dan nanti kita bakal ketemu lagi" pesannya dengan nada yang patah-patah. Aku hanya mengangguk-ngangguk sambil menangis dan memeluk tubuhnya.

"aku gak mau kehilangan kakak!" teriakku

"Kakak selalu ada dihatimu, sayang" jawabnya
ia mengulurkan jari kelingkingnya dan langsung ku kait kan dengan jari kelingkingku.

"Janji !" ucap kami

Ku peluk lagi tubuhnya tetapi semakin lama pelukannya kendur dan terlepas.

"Kakak ! kakak jangan tinggalkan aku !! Kakaaaaaak !"

Polisi datang dan mengepung kami. Dua orang polisi memaksaku melepaskan pelukanku dari kak Ian, aku berontak tapi aku kalah kuat dari mereka.

" Stop ! Kak Ian ! Bangun ! Jangan tinggalkan aku ! Lepaskan kakak ku !" teriakku saat polisi mengangkat tubuh kak Ian.

Aku dibawa ke kantor polisi dan diperiksa tapi aku bersih dan tak terlibat, aku dibebaskan. Saat-saat yang menyedihkan  saat aku tak diijinkan untuk melihat jenazah terakhir kak Ian.

"Itu kakakku !! Aku ingin melihatnya untuk terakhir kali pak, tolong aku ingin lihat !" suara ku meninggi, mereka diam dan memaksaku untuk keluar ruangan.

"Pergi sana ! Kakakmu harus diproses dulu" ucap seorang polisi sambil menutup pintu meninggalkanku sendiri diluar. Aku menangis sejadi-jadinya tapi tak mereka hiraukan.

***

Sudah hampir setengah tahun aku tidak diberitahu dimana kak Ian dimakamkan. Kini, aku hidup sendiri tanpa siapapun dan satu-satunya tujuanku adalah mencari orangtuaku yang entah dimana.
ucapan kak Ian menjadi pemicu semangatku "Jadilah orang yang berguna, jangan seperti kakak. Buatlah orangtuamu bangga !" ucapan itu selalu berputar di otakku dan menjadi bebanku.
Walaupun pengalamanku "keras" tapi aku tak akan dendam dan tak ingin seperti kak Ian. Aku harus lebih baik dari kak Ian. Semua ucapan dan pesanmu akan aku lakukan.
Seiring berjalan waktu, hidupku kini lebih baik dan  masih berusaha mencari orangtuaku. sepeninggal kak Ian, aku mencoba membuka diri untuk berteman, berbisnis, belajar dan berusaha tentunya hal yang positif. Dengan pengalaman dan pelajaran yang ku dapat dari kak Ian, kini aku telah bergabung disebuah LSM yang bergerak dibidang seni dan ilmu. Disana, aku mengajarkan tentang arti hidup dan perjuangan untuk jadi lebih baik.
kak Ian,Terima kasih untuk semua pengalaman dan ilmu yang kau berikan kepadaku. Aku telah membuktikannya bahwa aku bisa lebih baik. Kau bukan hanya sosok kakak, orangtua dan guru tapi kau juga inspirasi disetiap hal dalam hidupku. You are my everything ! :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa tinggalkan pesan, kritik dan sarannya.. Makasih ^_^