Jumat, 19 Oktober 2012

☀ KEBODOHAN SANG ANAK ☀

Aku merasa capek dengan kemiskininan ini, aku iri melihat teman-temanku yang mempunyai segala sesuatu, dibanding aku, hingga entah setan apa yang merasuk dalam tubuhku, diam-diam ku berniat menjual ginjalku ke orang kaya raya. Dengan dalih ingin menginap kerumah temanku yang ada di luar kota, akhirnya operasi itu pun berhasil, ginjalku terjual dengan harga 600 juta, setelah urusan operasi dengan urusan dokter aku hanya dapat sisa 200 juta, tak apalah uang itu masih cukup banyak untukku..

Dengan membawa oleh-oleh yang berlebihan bapak dan ibuku pun kaget dan mendesak dapat dari manakah aku uang sebanyak itu, dalam jangka 1 bulan, tapi aku tetap berbohong pada orang tuaku, kalau aku memenangkan taruhan yang besar, walaupun aku tau di dalam hati mereka tidak mempercayaiku, tapi ada perasaan lega mereka tak menanyaiku macam-macam, uang hasil penjualan ginjalku buat beli ipod, beli mobil, beli peralatan semua yang aku butuhkan dan yang aku inginkan, dan sebagian kukasihkan orang tuaku tak seberapa tapi mereka menerima walau dengan berat hati.

Hingga di tahun ke 3, tiba-tiba badanku terasa, lemah hingga bikin aku pingsan berkali-kali, hingga bapakku yang sudah tua pun membopong aku ke rumah sakit dengan para tetanggaku. Bapak ibuku pun baru tau, kalau ginjalku yang satu udah tidak ada dan tinggal satu lagi ginjalku yang kini mengalami komplikasi. Saat itulah aku sadar, apa yang telah aku lakukan, hanya demi kesenangan sesaat aku pun rela menjual ginjalku, tapi kini penyesalan itu tiada arti, aku hanya bisa pasrah, tak mungkin aku bisa membeli ginjal seharga 600 juta, setelah dokter memvonis umurku tak panjang lagi, makian dan hinaan kulontar ke orang tuaku, aku merasa protes dengan kehidupan, kecil tak pernah merasakan hidup berkecukupan, hingga tak kuhiraukan lagi ibuku yang menyuruhku sabar hingga dari mulutku pun sempat terucap. "Kenapa tidak kalian saja yang mati, kenapa kalian melahirkan aku hanya untuk menderita di dunia ini " ucapku sambil kuusir mereka dari tempatku. Ku lihat bapak dan ibuku menangis sambil bergandengan keluar kamar pembaringanku.
Selang beberapa hari tiba-tiba, dokter memberitahuku kalau ada seseorang pendonor ginjal untukku, aku pun berucap syukur kepada Sang Pencipta secepat itu, kukasih kabar bapak kebetulan membesukku, sempatku tanyakan kemana ibu sore ini kok gak ikut membesukku, bapak hanya bilang membantu tetangga kami yang punya hajatan.

Setelah sukses operasi itu berjalan, baru aku tau, pendonor ginjal itu ibuku sendiri, aku tak kuasa menahan perasaan ini aku bersalah aku terlalu menuruti hawa nafsuku, tanpa memikirkan keluargaku... Kudatangi tempat pembaringan ibuku, sambil berucap lirih,  "Maafkan ibu nak, selama kamu di lahirkan kami tak pernah membahagiakanmu, semoga kelak kau tak melakukan hal yang bodoh lagi terhadap dirimu lagi, anggap ginjalku sebagai ganti kebahagian yang selama ini tak pernah kau dapatkan dari kami, jaga bapakmu baik-baik".. Setelah mengucapkan itu, tubuh ibuku melemah, ternyata dia tak mampu menggunakan dengan satu ginjal, hingga ajalpun menjemputnya..
"Ibu..... Aku tak mau ini semua, aku tak mau menerima jika kebahagiaan ini kau bayar dengan nyawamu, aku menyesal bu, kembalilah…!!!" Ku goncang-goncangkan tubuh ibuku tapi ibuku hanya diam tanpa bergerak lagi, tapi terlambat, semua terlambat…
Penyesalan ini akan aku bawa sampai akhir hayat, kini aku pun hidup berdua dengan bapakku,, dengan sisa uang yang kami miliki kami pun berternak sapi, dan cukup sukses di desa kami.
Ibu, kaulah pelita hidupku, tanpa kau beri harta tapi kasih sayangmu melebihi itu semua.. Sesal ini tak akan sirna, semoga kau bahagia di sisinya. Aamiin

THANK'S MOM.. I LOVE U.. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa tinggalkan pesan, kritik dan sarannya.. Makasih ^_^

Jumat, 19 Oktober 2012

☀ KEBODOHAN SANG ANAK ☀

Aku merasa capek dengan kemiskininan ini, aku iri melihat teman-temanku yang mempunyai segala sesuatu, dibanding aku, hingga entah setan apa yang merasuk dalam tubuhku, diam-diam ku berniat menjual ginjalku ke orang kaya raya. Dengan dalih ingin menginap kerumah temanku yang ada di luar kota, akhirnya operasi itu pun berhasil, ginjalku terjual dengan harga 600 juta, setelah urusan operasi dengan urusan dokter aku hanya dapat sisa 200 juta, tak apalah uang itu masih cukup banyak untukku..

Dengan membawa oleh-oleh yang berlebihan bapak dan ibuku pun kaget dan mendesak dapat dari manakah aku uang sebanyak itu, dalam jangka 1 bulan, tapi aku tetap berbohong pada orang tuaku, kalau aku memenangkan taruhan yang besar, walaupun aku tau di dalam hati mereka tidak mempercayaiku, tapi ada perasaan lega mereka tak menanyaiku macam-macam, uang hasil penjualan ginjalku buat beli ipod, beli mobil, beli peralatan semua yang aku butuhkan dan yang aku inginkan, dan sebagian kukasihkan orang tuaku tak seberapa tapi mereka menerima walau dengan berat hati.

Hingga di tahun ke 3, tiba-tiba badanku terasa, lemah hingga bikin aku pingsan berkali-kali, hingga bapakku yang sudah tua pun membopong aku ke rumah sakit dengan para tetanggaku. Bapak ibuku pun baru tau, kalau ginjalku yang satu udah tidak ada dan tinggal satu lagi ginjalku yang kini mengalami komplikasi. Saat itulah aku sadar, apa yang telah aku lakukan, hanya demi kesenangan sesaat aku pun rela menjual ginjalku, tapi kini penyesalan itu tiada arti, aku hanya bisa pasrah, tak mungkin aku bisa membeli ginjal seharga 600 juta, setelah dokter memvonis umurku tak panjang lagi, makian dan hinaan kulontar ke orang tuaku, aku merasa protes dengan kehidupan, kecil tak pernah merasakan hidup berkecukupan, hingga tak kuhiraukan lagi ibuku yang menyuruhku sabar hingga dari mulutku pun sempat terucap. "Kenapa tidak kalian saja yang mati, kenapa kalian melahirkan aku hanya untuk menderita di dunia ini " ucapku sambil kuusir mereka dari tempatku. Ku lihat bapak dan ibuku menangis sambil bergandengan keluar kamar pembaringanku.
Selang beberapa hari tiba-tiba, dokter memberitahuku kalau ada seseorang pendonor ginjal untukku, aku pun berucap syukur kepada Sang Pencipta secepat itu, kukasih kabar bapak kebetulan membesukku, sempatku tanyakan kemana ibu sore ini kok gak ikut membesukku, bapak hanya bilang membantu tetangga kami yang punya hajatan.

Setelah sukses operasi itu berjalan, baru aku tau, pendonor ginjal itu ibuku sendiri, aku tak kuasa menahan perasaan ini aku bersalah aku terlalu menuruti hawa nafsuku, tanpa memikirkan keluargaku... Kudatangi tempat pembaringan ibuku, sambil berucap lirih,  "Maafkan ibu nak, selama kamu di lahirkan kami tak pernah membahagiakanmu, semoga kelak kau tak melakukan hal yang bodoh lagi terhadap dirimu lagi, anggap ginjalku sebagai ganti kebahagian yang selama ini tak pernah kau dapatkan dari kami, jaga bapakmu baik-baik".. Setelah mengucapkan itu, tubuh ibuku melemah, ternyata dia tak mampu menggunakan dengan satu ginjal, hingga ajalpun menjemputnya..
"Ibu..... Aku tak mau ini semua, aku tak mau menerima jika kebahagiaan ini kau bayar dengan nyawamu, aku menyesal bu, kembalilah…!!!" Ku goncang-goncangkan tubuh ibuku tapi ibuku hanya diam tanpa bergerak lagi, tapi terlambat, semua terlambat…
Penyesalan ini akan aku bawa sampai akhir hayat, kini aku pun hidup berdua dengan bapakku,, dengan sisa uang yang kami miliki kami pun berternak sapi, dan cukup sukses di desa kami.
Ibu, kaulah pelita hidupku, tanpa kau beri harta tapi kasih sayangmu melebihi itu semua.. Sesal ini tak akan sirna, semoga kau bahagia di sisinya. Aamiin

THANK'S MOM.. I LOVE U.. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa tinggalkan pesan, kritik dan sarannya.. Makasih ^_^