Dengan membawa oleh-oleh yang
berlebihan bapak dan ibuku pun kaget dan mendesak dapat dari manakah aku uang
sebanyak itu, dalam jangka 1 bulan, tapi aku tetap berbohong pada orang tuaku,
kalau aku memenangkan taruhan yang besar, walaupun aku tau di dalam hati mereka
tidak mempercayaiku, tapi ada perasaan lega mereka tak menanyaiku macam-macam,
uang hasil penjualan ginjalku buat beli ipod, beli mobil, beli peralatan semua
yang aku butuhkan dan yang aku inginkan, dan sebagian kukasihkan orang tuaku
tak seberapa tapi mereka menerima walau dengan berat hati.
Hingga di tahun ke 3, tiba-tiba
badanku terasa, lemah hingga bikin aku pingsan berkali-kali, hingga bapakku
yang sudah tua pun membopong aku ke rumah sakit dengan para tetanggaku. Bapak
ibuku pun baru tau, kalau ginjalku yang satu udah tidak ada dan tinggal satu
lagi ginjalku yang kini mengalami komplikasi. Saat itulah aku sadar, apa yang
telah aku lakukan, hanya demi kesenangan sesaat aku pun rela menjual ginjalku,
tapi kini penyesalan itu tiada arti, aku hanya bisa pasrah, tak mungkin aku
bisa membeli ginjal seharga 600 juta, setelah dokter memvonis umurku tak
panjang lagi, makian dan hinaan kulontar ke orang tuaku, aku merasa protes
dengan kehidupan, kecil tak pernah merasakan hidup berkecukupan, hingga tak
kuhiraukan lagi ibuku yang menyuruhku sabar hingga dari mulutku pun sempat
terucap. "Kenapa tidak kalian saja
yang mati, kenapa kalian melahirkan aku hanya untuk menderita di dunia ini
" ucapku sambil kuusir mereka dari tempatku. Ku lihat bapak dan ibuku
menangis sambil bergandengan keluar kamar pembaringanku.
Selang beberapa hari tiba-tiba, dokter
memberitahuku kalau ada seseorang pendonor ginjal untukku, aku pun berucap syukur
kepada Sang Pencipta secepat itu, kukasih kabar bapak kebetulan membesukku, sempatku
tanyakan kemana ibu sore ini kok gak ikut membesukku, bapak hanya bilang
membantu tetangga kami yang punya hajatan.
Setelah sukses operasi itu
berjalan, baru aku tau, pendonor ginjal itu ibuku sendiri, aku tak kuasa
menahan perasaan ini aku bersalah aku terlalu menuruti hawa nafsuku, tanpa memikirkan
keluargaku... Kudatangi tempat pembaringan ibuku, sambil berucap lirih, "Maafkan ibu nak, selama kamu di
lahirkan kami tak pernah membahagiakanmu, semoga kelak kau tak melakukan hal
yang bodoh lagi terhadap dirimu lagi, anggap ginjalku sebagai ganti kebahagian
yang selama ini tak pernah kau dapatkan dari kami, jaga bapakmu baik-baik"..
Setelah mengucapkan itu, tubuh ibuku melemah, ternyata dia tak mampu
menggunakan dengan satu ginjal, hingga ajalpun menjemputnya..
"Ibu..... Aku tak mau ini
semua, aku tak mau menerima jika kebahagiaan ini kau bayar dengan nyawamu, aku
menyesal bu, kembalilah…!!!" Ku goncang-goncangkan tubuh ibuku tapi ibuku
hanya diam tanpa bergerak lagi, tapi terlambat, semua terlambat…
Penyesalan ini akan aku bawa sampai
akhir hayat, kini aku pun hidup berdua dengan bapakku,, dengan sisa uang yang
kami miliki kami pun berternak sapi, dan cukup sukses di desa kami.
Ibu, kaulah pelita hidupku, tanpa
kau beri harta tapi kasih sayangmu melebihi itu semua.. Sesal ini tak akan
sirna, semoga kau bahagia di sisinya. Aamiin
THANK'S MOM.. I LOVE U..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan Lupa tinggalkan pesan, kritik dan sarannya.. Makasih ^_^