Sabtu, 06 September 2014

Cemburu Itu Wajib Lho...


Cemburu dan cinta bak dua sisi mata uang yang tidak mungkin dipisahkan. Dimana ada cinta pastilah di situ muncul rasa cemburu. Dan disaat ada rasa cemburu sesungguhnya disitulah telah muncul benih cinta di dada. Berarti antara cinta dan cemburu tidak mungkin dipisahkan. Demikian pula Islam memandang antara cinta dan cemburu merupakan dua ekspresi emosi yang akan membawa pemiliknya ke dalam surga bila benar dalam menerapkannya. Cemburu salah satu ciri ahli surga. Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam telah bersabda:

“Tiga golongan yang tidak akan masuk syurga dan Allah tidak akan melihat mereka pada hari kiamat, orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya,wanita yang menyerupai pria dan dayuts.” (HR. Nasa’i, Hakim, Baihaqi dan Ahmad).

Dayuts adalah suami/kepala keluarga yang tidak cemburu terhadap istrinya pun demikian sebaliknya. Dari hadits ini sangatlah jelas cemburu merupakan rasa yang wajib ada pada setiap insan. Karena dengan adanya cemburu lah yang menjadikan seseorang menjadi ahli surga. Astaghfirulloh... Jika kita melihat realita dalam kehidupan saat ini sangatlah mengerikan dampak dari hilangnya rasa cemburu ini. Begitu banyak saat ini suami atau istri telah luntur rasa cemburu dalam rumah tangga.

Bagaimana menempatkan cemburu?

Cemburu memang rasa yang aneh. Rasa ini wajib dijaga namun wajib pula dikontrol dengan baik. Rosululloh sesungguhnya sudah menjelaskan bahwa cemburu itu ada dua macamnya.
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم َ قَالَ: إِنَّ مِنَ الْغِيْرَةَ مَا يُحِبُّ اللهُ وَمِنْهَا مَا يَبْغُضُ اللهُ فَالْغِيْرَةُ الَّتِيْ يُحِبُّ اللهُ الْغِيْرَةُ فِيْ الرَّيْبَةِ وَالْغِيْرَةُ الَّتِيْ يَبْغُضُ اللهُ الْغِيْرَةُ فِيْ غَيْرِ الرَّيْبَةِ
"Ada jenis cemburu yang dicintai AllahSubhanahu wa Ta'ala, adapula yang dibenci-Nya. Yang disukai, yaitu cemburu tatkala ada sangkaan atau tuduhan. Sedangkan yang dibenci, yaitu adalah yang tidak dilandasi keraguan" Sunan al Baihaqi (7/308).

Sahabat Muslimah..

Inilah yang perlu kita kaji bersama. Ternyata cemburu ada yang dibenarkan secara syar'i dan ada pula yang tidak dibenarkan secara syar'i. Jangan sampai kita terjebak pada rasa cemburu buta. Yaitu rasa cemburu yang arahnya pada tuduhan yang tidak mendasar ataupun yang tidak beralasan. Namun rasa cemburu yang muncul haruslah memiliki landasan ilmu yang benar.

Karena rasa cemburu ini haruslah berjalan seiring dengan ilmu yang benar dan akal fikiran. Maka rasa cemburu itu akan mencerminkan apakah yang melandasi rasa cinta yang ada. Dikala rasa cinta itu muncul karena Alloh, maka rasa cemburu itupun akan muncul dengan ukuran yang dibenarkan oleh Alloh. Yaitu dikala pasangan hidup melakukan pelanggaran batasan syar'i dalam hidupnya saat berhubungan dengan lawan jenis.

Namun jika rasa cinta itu muncul karena cinta mati yang tidak berlandaskan ilmu yang benar atau karena ukuran keduniaan. Sesungguhnya inilah sebenarnya asal-muasal yang menjadikan sebagian suami atau istri memiliki sikap terlalu posesif terhadap pasangannya. Hal ini terjadi karena tidak jelasnya ukuran cemburu yang ada.

Seperti apakah rasa cemburu yang dimiliki Rosululloh?

Disebutkan di dalam hadits, bahwa Saad bin Ubadah Radhiyallahu 'anhu berkata:
قَالَ سَعْدُ بْنُ عُبَادَةَ : لَوْ رَأَيْتُ رَجُلاً مَعَ امْرَأَتِيْ لَضَرَبْتُهُ بِالسَّيْفِ غَيْرَ مُصَفِّحٍ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَتَعْجَبُوْنَ مِنْ غِيْرَةِ سَعْدٍ لأَنَا أَغْيَرُ مِنْهُ وَاللهُ أَغْيَرُ مِنِّيْ

"Sekiranya aku melihat seorang laki-laki bersama dengan isteriku, niscaya akan kutebas ia dengan pedang," ucapan itu akhirnya sampai kepada Rasulullah. Lalu beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,”Apakah kalian merasa heran terhadap kecemburuan Saad? Demi Allah, aku lebih cemburu daripadanya, dan Allah lebih cemburu daripadaku.” Hadist riwayat al Bukhari (5/2002)

Terbayang kan bagaimana rasa cemburunya Rosululloh? Rasa cemburu inipun diikuti para istri Rosulloh. Namun dengan rasa cemburu sebesar itu Rosululloh dan para istrinya mampu mengontrol rasa cemburu yang ada. Inilah yang harus kita contoh dalam kehidupan sehari hari kita. Mampu mengondisikan gejolak cemburu yang ada dengan akhlaq mulia. Tetap bisa berjalan pada rel ilmu yang dibenarkan secara syar'i.

Semoga Sahabat Muslimah mampu menjaga rasa cemburu dalam jiwa dengan berlandaskan ilmu yang benar. Aamiin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa tinggalkan pesan, kritik dan sarannya.. Makasih ^_^

Sabtu, 06 September 2014

Cemburu Itu Wajib Lho...


Cemburu dan cinta bak dua sisi mata uang yang tidak mungkin dipisahkan. Dimana ada cinta pastilah di situ muncul rasa cemburu. Dan disaat ada rasa cemburu sesungguhnya disitulah telah muncul benih cinta di dada. Berarti antara cinta dan cemburu tidak mungkin dipisahkan. Demikian pula Islam memandang antara cinta dan cemburu merupakan dua ekspresi emosi yang akan membawa pemiliknya ke dalam surga bila benar dalam menerapkannya. Cemburu salah satu ciri ahli surga. Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam telah bersabda:

“Tiga golongan yang tidak akan masuk syurga dan Allah tidak akan melihat mereka pada hari kiamat, orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya,wanita yang menyerupai pria dan dayuts.” (HR. Nasa’i, Hakim, Baihaqi dan Ahmad).

Dayuts adalah suami/kepala keluarga yang tidak cemburu terhadap istrinya pun demikian sebaliknya. Dari hadits ini sangatlah jelas cemburu merupakan rasa yang wajib ada pada setiap insan. Karena dengan adanya cemburu lah yang menjadikan seseorang menjadi ahli surga. Astaghfirulloh... Jika kita melihat realita dalam kehidupan saat ini sangatlah mengerikan dampak dari hilangnya rasa cemburu ini. Begitu banyak saat ini suami atau istri telah luntur rasa cemburu dalam rumah tangga.

Bagaimana menempatkan cemburu?

Cemburu memang rasa yang aneh. Rasa ini wajib dijaga namun wajib pula dikontrol dengan baik. Rosululloh sesungguhnya sudah menjelaskan bahwa cemburu itu ada dua macamnya.
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم َ قَالَ: إِنَّ مِنَ الْغِيْرَةَ مَا يُحِبُّ اللهُ وَمِنْهَا مَا يَبْغُضُ اللهُ فَالْغِيْرَةُ الَّتِيْ يُحِبُّ اللهُ الْغِيْرَةُ فِيْ الرَّيْبَةِ وَالْغِيْرَةُ الَّتِيْ يَبْغُضُ اللهُ الْغِيْرَةُ فِيْ غَيْرِ الرَّيْبَةِ
"Ada jenis cemburu yang dicintai AllahSubhanahu wa Ta'ala, adapula yang dibenci-Nya. Yang disukai, yaitu cemburu tatkala ada sangkaan atau tuduhan. Sedangkan yang dibenci, yaitu adalah yang tidak dilandasi keraguan" Sunan al Baihaqi (7/308).

Sahabat Muslimah..

Inilah yang perlu kita kaji bersama. Ternyata cemburu ada yang dibenarkan secara syar'i dan ada pula yang tidak dibenarkan secara syar'i. Jangan sampai kita terjebak pada rasa cemburu buta. Yaitu rasa cemburu yang arahnya pada tuduhan yang tidak mendasar ataupun yang tidak beralasan. Namun rasa cemburu yang muncul haruslah memiliki landasan ilmu yang benar.

Karena rasa cemburu ini haruslah berjalan seiring dengan ilmu yang benar dan akal fikiran. Maka rasa cemburu itu akan mencerminkan apakah yang melandasi rasa cinta yang ada. Dikala rasa cinta itu muncul karena Alloh, maka rasa cemburu itupun akan muncul dengan ukuran yang dibenarkan oleh Alloh. Yaitu dikala pasangan hidup melakukan pelanggaran batasan syar'i dalam hidupnya saat berhubungan dengan lawan jenis.

Namun jika rasa cinta itu muncul karena cinta mati yang tidak berlandaskan ilmu yang benar atau karena ukuran keduniaan. Sesungguhnya inilah sebenarnya asal-muasal yang menjadikan sebagian suami atau istri memiliki sikap terlalu posesif terhadap pasangannya. Hal ini terjadi karena tidak jelasnya ukuran cemburu yang ada.

Seperti apakah rasa cemburu yang dimiliki Rosululloh?

Disebutkan di dalam hadits, bahwa Saad bin Ubadah Radhiyallahu 'anhu berkata:
قَالَ سَعْدُ بْنُ عُبَادَةَ : لَوْ رَأَيْتُ رَجُلاً مَعَ امْرَأَتِيْ لَضَرَبْتُهُ بِالسَّيْفِ غَيْرَ مُصَفِّحٍ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَتَعْجَبُوْنَ مِنْ غِيْرَةِ سَعْدٍ لأَنَا أَغْيَرُ مِنْهُ وَاللهُ أَغْيَرُ مِنِّيْ

"Sekiranya aku melihat seorang laki-laki bersama dengan isteriku, niscaya akan kutebas ia dengan pedang," ucapan itu akhirnya sampai kepada Rasulullah. Lalu beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,”Apakah kalian merasa heran terhadap kecemburuan Saad? Demi Allah, aku lebih cemburu daripadanya, dan Allah lebih cemburu daripadaku.” Hadist riwayat al Bukhari (5/2002)

Terbayang kan bagaimana rasa cemburunya Rosululloh? Rasa cemburu inipun diikuti para istri Rosulloh. Namun dengan rasa cemburu sebesar itu Rosululloh dan para istrinya mampu mengontrol rasa cemburu yang ada. Inilah yang harus kita contoh dalam kehidupan sehari hari kita. Mampu mengondisikan gejolak cemburu yang ada dengan akhlaq mulia. Tetap bisa berjalan pada rel ilmu yang dibenarkan secara syar'i.

Semoga Sahabat Muslimah mampu menjaga rasa cemburu dalam jiwa dengan berlandaskan ilmu yang benar. Aamiin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa tinggalkan pesan, kritik dan sarannya.. Makasih ^_^