1. Suamimu dibesarkan oleh ibu yang mencintainya seumur hidup.
Namun ketika dia dewasa, dia memilih mencintaimu yang bahkan belum tentu
mencintainya seumur hidupmu, bahkan sering kala rasa cintanya padamu lebih
besar daripada cintanya kepada ibunya sendiri.
2. Suamimu dibesarkan sebagai lelaki yang ditanggung nafkahnya
oleh ayah dan ibunya hingga dia beranjak dewasa.
Namun sebelum dia mampu membalasnya, dia telah bertekad
menanggung nafkahmu, perempuan asing yang baru saja dikenalnya dan hanya
terikat dengan akad nikah tanpa ikatan rahim seperti ayah dan ibunya.
3. Suamimu ridha menghabiskan waktunya untuk mencukupi kebutuhan
anak-anakmu serta dirimu. padahal dia tahu, di sisi Allah, engkau lebih harus
di hormati tiga kali lebih besar oleh anak-anakmu dibandingkan dirinya.
Namun tidak pernah sekalipun dia merasa iri, disebabkan dia
mencintaimu dan berharap engkau memang mendapatkan yang lebih baik daripadanya
di sisi Allah.
4. Suamimu berusaha menutupi masalahnya dihadapanmu dan berusaha
menyelesaikannya sendiri.
Sedangkan engkau terbiasa mengadukan masalahmu pada dia dengan
harapan dia mampu memberi solusi. Padahal bisa saja disaat engkau mengadu itu, dia sedang memiliki
masalah yang lebih besar.
Namun tetap saja masalahmu di utamakan dibandingkan masalah yang
dihadapi sendiri.
5. Suamimu berusaha memahami bahasa diammu, bahasa tangisanmu.
Sedangkan engkau kadang hanya mampu memahami bahasa verbalnya saja. itupun bila
dia telah mengulanginya berkali-kali.
6. Bila engkau melakukan maksiat, maka dia akan ikut terseret ke
neraka, karena dia ikut bertanggung jawab akan maksiatmu.
Namun bila dia bermaksiat, kamu tidak akan pernah di tuntut ke
neraka. karena apa yang dilakukan olehnya adalah hal-hal yang harus
dipertanggung jawabkannya sendiri…
Copas dr istri Ust. Abul Abbas (di Negeri Yaman)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan Lupa tinggalkan pesan, kritik dan sarannya.. Makasih ^_^