Barang kali kata
“sabar” adalah kata yang paling sering kita dengar dalam hidup kita, utamanya
ketika kita dirundung masalah, mengalami kesulitan dan tertimpa musibah. Kata
“sabar” menjadi kata penenang atas segala ujian dan badai kehidupan. Bukan
hanya orang baik yang menggunakan istilah ini tetapi orang jahatpun tak mau
ketinggalan mempopulerkan istilah yang satu ini.
Tapi, apa sih
sebenarnya sabar itu ?
Sabar menurut bahasa
artinya menahan diri. Sedangkan menurut istilah artinya menahan lisan dan
perbuatan yang mengandung dosa dan sia-sia. Seperti, menahan lisan dari
mengeluh, mencaci, mencela, membentak dan berkata-kata kotor lagi kasar, dan
menahan perbuatan dari merobek-robek baju, menampar-nampar pipi sendiri,
memukul-pukul tembok, membanting piring dan lain sebagainya sebagai ungkapan
kekeselan dan kejengkelannya.
Jadi, sabar itu
bukan hanya berdiam diri tanpa ada upaya dalam menghadapi sesuatu. Karena
memang yang banyak dipahami orang umum, yang namanya sabar itu adalah diam.
Padahal sebenarnya sabar memiliki pengertian yang cukup luas.
Terus, kapan kita
mesti sabar ?
Menurut Ibnu Qoyyim
– rohimahulloh – sabar itu dibagi tiga :
- Sabar dalam melaksanakan ketaatan.
- Sabar dalam menjauhi dosa dan
kemaksiatan.
- Sabar dalam menghadapi takdir.
Orang yang
sedang shalat harus bersabar, yaitu tetap mengikuti setiap gerakan dan
aturannya hingga shalat tersebut usai yang ditandai dengan salam. Sabar dalam
shalat artinya berusaha menahan diri dari hal-hal yang membatalkan shalat
tersebut baik ucapan atau perbuatan. Seperti tidak menghentak-hentakkan kaki
karena merasa capek atau ngobrol dengan rekan sesama jamaah dalam shalat atau
menggerutu dan tergesa-gesa dalam melaksanakannya.
Sabar dalam jihad
juga seperti itu, seseorang harus berusaha menahan lidahnya dari keluh kesah
karena beratnya jalan Allah yang satu ini, atau tidak boleh melarikan diri dari
medan perang kecuali untuk taktik strategi agar bisa melakukan serangan balik.
Sabar menjauhi dosa,
yaitu berusaha untuk mengalihkan perhatian kita dari sesuatu yang diharamkan
oleh Allah kepada sesuatu yang dihalalkan oleh Allah dan menahan diri agar
tidak terjerumus dengan hal-hal haram yang berada di hadapan mata. Ingat …
bahwa nafsu akan selalu berontak untuk dilampiaskan, tanpa melihat yang halal
dan yang haram, dan setan mendukungnya. Maka bersabar menghadapi kondisi
seperti ini sangatlah berat.
Sabar terhadap
takdir, yaitu menerima semua ketentuan Allah yang baik maupun yang buruk dengan
lapang dada dan berbaik sangka kepada Allah. Meyakini bahwa semua yang terjadi
di muka bumi ini adalah dengan ketentuan Allah. Memahami bahwa ini adalah
ujian, yang pasti terjadi, dan bagi kita adalah berserah diri dan tidak
mengatakan sesuatu atau melakukan sesuatu kecuali yang diridhoi oleh Allah. …
Kita adalah milik Allah dan kepada-Nyalah kita akan kembali.
Jadi, sabar itu
berat ya???
Ya… karena
balasannya adalah surga . Rosululloh Saw pernah bersabda :
“Sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung
besarnya ujian” (Al Hadits).
Ibadah adalah amalan
yang melibatkan hati sebagai penopangnya, maka kalau hati sakit seseorang akan
merasa berat untuk tetap bersabar dalam beribadah. Oleh karena itu, kita mesti
senantiasa menghidupkan hati. Bukan hanya merawat tubuh. Kalau olah raga tubuh
dibutuhkan fisik yang prima, tapi berbeda dengan ibadah, yang dibutuhkan adalah
hati yang prima dan sehat agar dia mampu bertahan dan bersabar di dalam
melaksanakannya. Kalau gak percaya, mari kita lihat contoh nyata berikut :
Seorang Ronaldo yang kafir yang mampu bermain bola selama berjam-jam berdiri
dan berlari di lapangan, kalau disuruh shalat 10 menit saja belum tentu kuat
…?!!! Untuk bermain bola selama 2 jam kuat … tapi, untuk berdiri shalat 10
menit gak kuat … !! kenapa ??? … karena shalat adalah ibadah yang bertumpu pada
hati …. Kalau masih gak percaya … ya cobain aja sendiri !!! … hehehe
Jadi, yang membuat
kita kuat ibadah adalah hati yang selalu rindu dengan Allah, hati yang selau
rindu akan pahala dan surga, hati yang takut akan murka dan siksa Allah, hati yang
selalu berfikir tentang akhirat … ya … itulah hati yang sehat..!!
Sabar, menjadi
amalan hati yang terasa berat karena hal ini berlawanan dengan karakter
penciptaan manusia itu sendiri sebagai ujian bagi manusia itu sendiri. Di dalam
Al-Qur`an Allah menyebutkan bahwa karakter manusia itu adalah :
“Tetapi manusia adalah memang yang paling
banyak membantah” (QS. Al
Kahfi : 54).
“Sungguh, manusia diciptakan suka mengeluh.
Apabila dia ditimpa kesusahan, dia berkeluh kesah. Dan apabila dia mendapat
kebaikan (harta) dia menjadi kikir”
(QS. Al Ma`arij : 19 - 21).
Itulah karakter
manusia secara umum, hanya orang-orang yang dirahmati Allah yang bisa selamat
dari sifat buruk tersebut.
Jadi, kenapa kita
harus bersabar???
Allah menjawab
pertanyaan ini dengan firman-firman-Nya, yang diantaranya :
“Dan berilah kabar gembira untuk orang-orang
yang sabar. Yaitu orang-orang yang apabila tertimpa musibah mereka mengatakan :
“Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nyalah kami akan kembali” (QS. Al Baqoroh : 155 - 156).
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk
surga, padahal Allah belum tahu siapa yang berjihad diantara kamu dan siapa
yang bersabar ?!!” (QS. Ali
Imron : 142).
“Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar” (QS. Ali Imron : 146).
Dan masih
banyak lagi ayat-ayat lain yang menyebutkan keutamaan sabar. Ibnu Qoyyim rhm
mengatakan dalam kitab Madarijus Salikin bahwa tidak kurang dari 90 ayat yang
berbicara tentang sabar di dalam Al Qur`an ….
Bagaimana sih
gambaran orang yang bersabar?
Orang bersabar itu
ibarat orang yang sedang berpuasa, yang dilarang untuk makan minum, berkata
kotor atau hal-hal yang bisa membatalkan puasa dari terbit fajar hingga
terbenam matahari. Begitu juga orang yang bersabar dilarang untuk makan-minum
dari yang haram meskipun begitu menggiurkan, atau tetap dengan ketaatan
meskipun nafsunya berontak untuk segera berhenti terhitung sejak dia berusia
baligh hingga dia menghadap Allah untuk selamanya. Ketika seseorang harus
bersabar maka sesuatu yang haram akan terlihat menarik dan menggiurkan
sedangkan yang halal dan ketaatan terasa menjemuhkan, kecuali yang dirahmati
oleh Allah Ta`ala.
Sampai kapan kita
bersabar …??
Sampai kita
menginjakkan kaki kita bertama kali di negeri akhirat … alias meninggal dunia …
hehe, karena ibadah itu adalah sampai meninggal dunia … Allah berfirman :
“Dan sembahlah Robbmu sampai datang kematian
kepadamu” (QS. Al Hijr :
99).
Ketika itulah kita
akan berbuka, dan berbuka adalah saat yang paling menyenangkan bagi orang yang
berpuasa. Begitu juga bagi orang yang bersabar, saat pertama menginjakkan kaki
di surga adalah saat yang sangat menyenangkan sehingga dia lupa akan segala
deritanya ketika dia dahulu harus bersabar.
Dari Abu Huroiroh ra
yang berkata : Rosululloh Saw bersabda :
“Akan didatangkan
pada hari kiamat, seseorang yang dahulu ketika di dunia paling sengsara tetapi
dia menjadi penghuni surga. Lalu, dia dicelupkan ke surga sekali, lantas
ditanya : “Pernahkah kamu merasa
menderita meskipun hanya sekejap ? Pernahkah kamu merasa sengsara meskipun
hanya sekejap ?”. Dia akan menjawab :
“Tidak wahai Robbku, Demi kemuliaan-Mu, aku tidak pernah menderita dan sengsara
meskipun hanya sekejap” (HR. BUkhori).
Allahu akbar ….
Hanya dengan menginjakkan kaki di surga sekali, kita akan lupa dengan segala
penderitaan dan kesusahan ketika di dunia. Subhanalloh.
Soo … marilah kita
berusaha bersabar dan terus bersabar sejak sekarang, agar kita berbahagia di
dunia dan akherat.
Allah berfirman :
“Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah
dan kuatkanlah kesabaran serta bersiap siagalah. Dan bertaqwalah agar kamu
beruntung” (QS. Ali Imron :
200).
Wallohu a`lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan Lupa tinggalkan pesan, kritik dan sarannya.. Makasih ^_^