Senin, 08 September 2014

Mutiara Sabar, Kunci Pasti Kenikmatan Surgawi

Barang kali kata “sabar” adalah kata yang paling sering kita dengar dalam hidup kita, utamanya ketika kita dirundung masalah, mengalami kesulitan dan tertimpa musibah. Kata “sabar” menjadi kata penenang atas segala ujian dan badai kehidupan. Bukan hanya orang baik yang menggunakan istilah ini tetapi orang jahatpun tak mau ketinggalan mempopulerkan istilah yang satu ini.

Tapi, apa sih sebenarnya sabar itu ?

Sabar menurut bahasa artinya menahan diri. Sedangkan menurut istilah artinya menahan lisan dan perbuatan yang mengandung dosa dan sia-sia. Seperti, menahan lisan dari mengeluh, mencaci, mencela, membentak dan berkata-kata kotor lagi kasar, dan menahan perbuatan dari merobek-robek baju, menampar-nampar pipi sendiri, memukul-pukul tembok, membanting piring dan lain sebagainya sebagai ungkapan kekeselan dan kejengkelannya.

Jadi, sabar itu bukan hanya berdiam diri tanpa ada upaya dalam menghadapi sesuatu. Karena memang yang banyak dipahami orang umum, yang namanya sabar itu adalah diam. Padahal sebenarnya sabar memiliki pengertian yang cukup luas.

Terus, kapan kita mesti sabar ?

Menurut Ibnu Qoyyim – rohimahulloh – sabar itu dibagi tiga :
  1. Sabar dalam melaksanakan ketaatan.
  2. Sabar dalam menjauhi dosa dan kemaksiatan.
  3. Sabar dalam menghadapi takdir.
Orang  yang sedang shalat harus bersabar, yaitu tetap mengikuti setiap gerakan dan aturannya hingga shalat tersebut usai yang ditandai dengan salam. Sabar dalam shalat artinya berusaha menahan diri dari hal-hal yang membatalkan shalat tersebut baik ucapan atau perbuatan. Seperti tidak menghentak-hentakkan kaki karena merasa capek atau ngobrol dengan rekan sesama jamaah dalam shalat atau menggerutu dan tergesa-gesa dalam melaksanakannya.

Sabar dalam jihad juga seperti itu, seseorang harus berusaha menahan lidahnya dari keluh kesah karena beratnya jalan Allah yang satu ini, atau tidak boleh melarikan diri dari medan perang kecuali untuk taktik strategi agar bisa melakukan serangan balik.

Sabar menjauhi dosa, yaitu berusaha untuk mengalihkan perhatian kita dari sesuatu yang diharamkan oleh Allah kepada sesuatu yang dihalalkan oleh Allah dan menahan diri agar tidak terjerumus dengan hal-hal haram yang berada di hadapan mata. Ingat … bahwa nafsu akan selalu berontak untuk dilampiaskan, tanpa melihat yang halal dan yang haram, dan setan mendukungnya. Maka bersabar menghadapi kondisi seperti ini sangatlah berat.

Sabar terhadap takdir, yaitu menerima semua ketentuan Allah yang baik maupun yang buruk dengan lapang dada dan berbaik sangka kepada Allah. Meyakini bahwa semua yang terjadi di muka bumi ini adalah dengan ketentuan Allah. Memahami bahwa ini adalah ujian, yang pasti terjadi, dan bagi kita adalah berserah diri dan tidak mengatakan sesuatu atau melakukan sesuatu kecuali yang diridhoi oleh Allah. … Kita adalah milik Allah dan kepada-Nyalah kita akan kembali.

Jadi, sabar itu berat ya???

Ya… karena balasannya adalah surga . Rosululloh Saw pernah bersabda :

“Sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung besarnya ujian” (Al Hadits).

Ibadah adalah amalan yang melibatkan hati sebagai penopangnya, maka kalau hati sakit seseorang akan merasa berat untuk tetap bersabar dalam beribadah. Oleh karena itu, kita mesti senantiasa menghidupkan hati. Bukan hanya merawat tubuh. Kalau olah raga tubuh dibutuhkan fisik yang prima, tapi berbeda dengan ibadah, yang dibutuhkan adalah hati yang prima dan sehat agar dia mampu bertahan dan bersabar di dalam melaksanakannya. Kalau gak percaya, mari kita lihat contoh nyata berikut : Seorang Ronaldo yang kafir yang mampu bermain bola selama berjam-jam berdiri dan berlari di lapangan, kalau disuruh shalat 10 menit saja belum tentu kuat …?!!! Untuk bermain bola selama 2 jam kuat … tapi, untuk berdiri shalat 10 menit gak kuat … !! kenapa ??? … karena shalat adalah ibadah yang bertumpu pada hati …. Kalau masih gak percaya … ya cobain aja sendiri !!! … hehehe

Jadi, yang membuat kita kuat ibadah adalah hati yang selalu rindu dengan Allah, hati yang selau rindu akan pahala dan surga, hati yang takut akan murka dan siksa Allah, hati yang selalu berfikir tentang akhirat … ya … itulah hati yang sehat..!!

Sabar, menjadi amalan hati yang terasa berat karena hal ini berlawanan dengan karakter penciptaan manusia itu sendiri sebagai ujian bagi manusia itu sendiri. Di dalam Al-Qur`an Allah menyebutkan bahwa karakter manusia itu adalah :

“Tetapi manusia adalah memang yang paling banyak membantah” (QS. Al Kahfi : 54).

“Sungguh, manusia diciptakan suka mengeluh. Apabila dia ditimpa kesusahan, dia berkeluh kesah. Dan apabila dia mendapat kebaikan (harta) dia menjadi kikir” (QS. Al Ma`arij : 19 - 21).

Itulah karakter manusia secara umum, hanya orang-orang yang dirahmati Allah yang bisa selamat dari sifat buruk tersebut.

Jadi, kenapa kita harus bersabar???

Allah menjawab pertanyaan ini dengan firman-firman-Nya, yang diantaranya :

“Dan berilah kabar gembira untuk orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang apabila tertimpa musibah mereka mengatakan : “Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nyalah kami akan kembali” (QS. Al Baqoroh : 155 - 156).

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal Allah belum tahu siapa yang berjihad diantara kamu dan siapa yang bersabar ?!!” (QS. Ali Imron : 142).

“Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar” (QS. Ali Imron : 146).

Dan  masih banyak lagi ayat-ayat lain yang menyebutkan keutamaan sabar. Ibnu Qoyyim rhm mengatakan dalam kitab Madarijus Salikin bahwa tidak kurang dari 90 ayat yang berbicara tentang sabar di dalam Al Qur`an ….

Bagaimana sih gambaran orang yang bersabar?

Orang bersabar itu ibarat orang yang sedang berpuasa, yang dilarang untuk makan minum, berkata kotor atau hal-hal yang bisa membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Begitu juga orang yang bersabar dilarang untuk makan-minum dari yang haram meskipun begitu menggiurkan, atau tetap dengan ketaatan meskipun nafsunya berontak untuk segera berhenti terhitung sejak dia berusia baligh hingga dia menghadap Allah untuk selamanya. Ketika seseorang harus bersabar maka sesuatu yang haram akan terlihat menarik dan menggiurkan sedangkan yang halal dan ketaatan terasa menjemuhkan, kecuali yang dirahmati oleh Allah Ta`ala.

Sampai kapan kita bersabar …??

Sampai kita menginjakkan kaki kita bertama kali di negeri akhirat … alias meninggal dunia … hehe, karena ibadah itu adalah sampai meninggal dunia … Allah berfirman :

“Dan sembahlah Robbmu sampai datang kematian kepadamu” (QS. Al Hijr : 99).

Ketika itulah kita akan berbuka, dan berbuka adalah saat yang paling menyenangkan bagi orang yang berpuasa. Begitu juga bagi orang yang bersabar, saat pertama menginjakkan kaki di surga adalah saat yang sangat menyenangkan sehingga dia lupa akan segala deritanya ketika dia dahulu harus bersabar.

Dari Abu Huroiroh ra yang berkata : Rosululloh Saw bersabda :

Akan didatangkan pada hari kiamat, seseorang yang dahulu ketika di dunia paling sengsara tetapi dia menjadi penghuni surga. Lalu, dia dicelupkan ke surga sekali, lantas ditanya : “Pernahkah kamu merasa menderita meskipun hanya sekejap ? Pernahkah kamu merasa sengsara meskipun hanya sekejap ?”. Dia akan menjawab : “Tidak wahai Robbku, Demi kemuliaan-Mu, aku tidak pernah menderita dan sengsara meskipun hanya sekejap” (HR. BUkhori).

Allahu akbar …. Hanya dengan menginjakkan kaki di surga sekali, kita akan lupa dengan segala penderitaan dan kesusahan ketika di dunia. Subhanalloh.

Soo … marilah kita berusaha bersabar dan terus bersabar sejak sekarang, agar kita berbahagia di dunia dan akherat.

Allah berfirman :

“Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah dan kuatkanlah kesabaran serta bersiap siagalah. Dan bertaqwalah agar kamu beruntung” (QS. Ali Imron : 200).


Wallohu a`lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa tinggalkan pesan, kritik dan sarannya.. Makasih ^_^

Senin, 08 September 2014

Mutiara Sabar, Kunci Pasti Kenikmatan Surgawi

Barang kali kata “sabar” adalah kata yang paling sering kita dengar dalam hidup kita, utamanya ketika kita dirundung masalah, mengalami kesulitan dan tertimpa musibah. Kata “sabar” menjadi kata penenang atas segala ujian dan badai kehidupan. Bukan hanya orang baik yang menggunakan istilah ini tetapi orang jahatpun tak mau ketinggalan mempopulerkan istilah yang satu ini.

Tapi, apa sih sebenarnya sabar itu ?

Sabar menurut bahasa artinya menahan diri. Sedangkan menurut istilah artinya menahan lisan dan perbuatan yang mengandung dosa dan sia-sia. Seperti, menahan lisan dari mengeluh, mencaci, mencela, membentak dan berkata-kata kotor lagi kasar, dan menahan perbuatan dari merobek-robek baju, menampar-nampar pipi sendiri, memukul-pukul tembok, membanting piring dan lain sebagainya sebagai ungkapan kekeselan dan kejengkelannya.

Jadi, sabar itu bukan hanya berdiam diri tanpa ada upaya dalam menghadapi sesuatu. Karena memang yang banyak dipahami orang umum, yang namanya sabar itu adalah diam. Padahal sebenarnya sabar memiliki pengertian yang cukup luas.

Terus, kapan kita mesti sabar ?

Menurut Ibnu Qoyyim – rohimahulloh – sabar itu dibagi tiga :
  1. Sabar dalam melaksanakan ketaatan.
  2. Sabar dalam menjauhi dosa dan kemaksiatan.
  3. Sabar dalam menghadapi takdir.
Orang  yang sedang shalat harus bersabar, yaitu tetap mengikuti setiap gerakan dan aturannya hingga shalat tersebut usai yang ditandai dengan salam. Sabar dalam shalat artinya berusaha menahan diri dari hal-hal yang membatalkan shalat tersebut baik ucapan atau perbuatan. Seperti tidak menghentak-hentakkan kaki karena merasa capek atau ngobrol dengan rekan sesama jamaah dalam shalat atau menggerutu dan tergesa-gesa dalam melaksanakannya.

Sabar dalam jihad juga seperti itu, seseorang harus berusaha menahan lidahnya dari keluh kesah karena beratnya jalan Allah yang satu ini, atau tidak boleh melarikan diri dari medan perang kecuali untuk taktik strategi agar bisa melakukan serangan balik.

Sabar menjauhi dosa, yaitu berusaha untuk mengalihkan perhatian kita dari sesuatu yang diharamkan oleh Allah kepada sesuatu yang dihalalkan oleh Allah dan menahan diri agar tidak terjerumus dengan hal-hal haram yang berada di hadapan mata. Ingat … bahwa nafsu akan selalu berontak untuk dilampiaskan, tanpa melihat yang halal dan yang haram, dan setan mendukungnya. Maka bersabar menghadapi kondisi seperti ini sangatlah berat.

Sabar terhadap takdir, yaitu menerima semua ketentuan Allah yang baik maupun yang buruk dengan lapang dada dan berbaik sangka kepada Allah. Meyakini bahwa semua yang terjadi di muka bumi ini adalah dengan ketentuan Allah. Memahami bahwa ini adalah ujian, yang pasti terjadi, dan bagi kita adalah berserah diri dan tidak mengatakan sesuatu atau melakukan sesuatu kecuali yang diridhoi oleh Allah. … Kita adalah milik Allah dan kepada-Nyalah kita akan kembali.

Jadi, sabar itu berat ya???

Ya… karena balasannya adalah surga . Rosululloh Saw pernah bersabda :

“Sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung besarnya ujian” (Al Hadits).

Ibadah adalah amalan yang melibatkan hati sebagai penopangnya, maka kalau hati sakit seseorang akan merasa berat untuk tetap bersabar dalam beribadah. Oleh karena itu, kita mesti senantiasa menghidupkan hati. Bukan hanya merawat tubuh. Kalau olah raga tubuh dibutuhkan fisik yang prima, tapi berbeda dengan ibadah, yang dibutuhkan adalah hati yang prima dan sehat agar dia mampu bertahan dan bersabar di dalam melaksanakannya. Kalau gak percaya, mari kita lihat contoh nyata berikut : Seorang Ronaldo yang kafir yang mampu bermain bola selama berjam-jam berdiri dan berlari di lapangan, kalau disuruh shalat 10 menit saja belum tentu kuat …?!!! Untuk bermain bola selama 2 jam kuat … tapi, untuk berdiri shalat 10 menit gak kuat … !! kenapa ??? … karena shalat adalah ibadah yang bertumpu pada hati …. Kalau masih gak percaya … ya cobain aja sendiri !!! … hehehe

Jadi, yang membuat kita kuat ibadah adalah hati yang selalu rindu dengan Allah, hati yang selau rindu akan pahala dan surga, hati yang takut akan murka dan siksa Allah, hati yang selalu berfikir tentang akhirat … ya … itulah hati yang sehat..!!

Sabar, menjadi amalan hati yang terasa berat karena hal ini berlawanan dengan karakter penciptaan manusia itu sendiri sebagai ujian bagi manusia itu sendiri. Di dalam Al-Qur`an Allah menyebutkan bahwa karakter manusia itu adalah :

“Tetapi manusia adalah memang yang paling banyak membantah” (QS. Al Kahfi : 54).

“Sungguh, manusia diciptakan suka mengeluh. Apabila dia ditimpa kesusahan, dia berkeluh kesah. Dan apabila dia mendapat kebaikan (harta) dia menjadi kikir” (QS. Al Ma`arij : 19 - 21).

Itulah karakter manusia secara umum, hanya orang-orang yang dirahmati Allah yang bisa selamat dari sifat buruk tersebut.

Jadi, kenapa kita harus bersabar???

Allah menjawab pertanyaan ini dengan firman-firman-Nya, yang diantaranya :

“Dan berilah kabar gembira untuk orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang apabila tertimpa musibah mereka mengatakan : “Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nyalah kami akan kembali” (QS. Al Baqoroh : 155 - 156).

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal Allah belum tahu siapa yang berjihad diantara kamu dan siapa yang bersabar ?!!” (QS. Ali Imron : 142).

“Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar” (QS. Ali Imron : 146).

Dan  masih banyak lagi ayat-ayat lain yang menyebutkan keutamaan sabar. Ibnu Qoyyim rhm mengatakan dalam kitab Madarijus Salikin bahwa tidak kurang dari 90 ayat yang berbicara tentang sabar di dalam Al Qur`an ….

Bagaimana sih gambaran orang yang bersabar?

Orang bersabar itu ibarat orang yang sedang berpuasa, yang dilarang untuk makan minum, berkata kotor atau hal-hal yang bisa membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Begitu juga orang yang bersabar dilarang untuk makan-minum dari yang haram meskipun begitu menggiurkan, atau tetap dengan ketaatan meskipun nafsunya berontak untuk segera berhenti terhitung sejak dia berusia baligh hingga dia menghadap Allah untuk selamanya. Ketika seseorang harus bersabar maka sesuatu yang haram akan terlihat menarik dan menggiurkan sedangkan yang halal dan ketaatan terasa menjemuhkan, kecuali yang dirahmati oleh Allah Ta`ala.

Sampai kapan kita bersabar …??

Sampai kita menginjakkan kaki kita bertama kali di negeri akhirat … alias meninggal dunia … hehe, karena ibadah itu adalah sampai meninggal dunia … Allah berfirman :

“Dan sembahlah Robbmu sampai datang kematian kepadamu” (QS. Al Hijr : 99).

Ketika itulah kita akan berbuka, dan berbuka adalah saat yang paling menyenangkan bagi orang yang berpuasa. Begitu juga bagi orang yang bersabar, saat pertama menginjakkan kaki di surga adalah saat yang sangat menyenangkan sehingga dia lupa akan segala deritanya ketika dia dahulu harus bersabar.

Dari Abu Huroiroh ra yang berkata : Rosululloh Saw bersabda :

Akan didatangkan pada hari kiamat, seseorang yang dahulu ketika di dunia paling sengsara tetapi dia menjadi penghuni surga. Lalu, dia dicelupkan ke surga sekali, lantas ditanya : “Pernahkah kamu merasa menderita meskipun hanya sekejap ? Pernahkah kamu merasa sengsara meskipun hanya sekejap ?”. Dia akan menjawab : “Tidak wahai Robbku, Demi kemuliaan-Mu, aku tidak pernah menderita dan sengsara meskipun hanya sekejap” (HR. BUkhori).

Allahu akbar …. Hanya dengan menginjakkan kaki di surga sekali, kita akan lupa dengan segala penderitaan dan kesusahan ketika di dunia. Subhanalloh.

Soo … marilah kita berusaha bersabar dan terus bersabar sejak sekarang, agar kita berbahagia di dunia dan akherat.

Allah berfirman :

“Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah dan kuatkanlah kesabaran serta bersiap siagalah. Dan bertaqwalah agar kamu beruntung” (QS. Ali Imron : 200).


Wallohu a`lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa tinggalkan pesan, kritik dan sarannya.. Makasih ^_^