Sabtu, 13 September 2014

Sejak Pandangan Pertama, Barokah itu Telah Hadir

Tatkala ucapan janji dalam akad nikah telah terikrar, maka senyum pun terbingar dengan indahnya, hati senang tiada tara, air mata kebahagiaan pun menetes dengan redupnya, karena asa yang diimpikan untuk berjalan dalam syariah suci telah terjalani.

Sang ikhwan berdiri sebagai suami yang gagah rupawan, dengan membawa banyak harap yang telah tertanam dalam benakdiri, dengan tersenyum malu dia pun menghampiri sang istri yang kini telah dipersuntingnya. Maka coba tanyakan padanya, apakah dadanya gemuruh bak ombak besar di laut, karena hendak mendatangi bidadarinya saat ini? Maka pancaran merona kebahagian pun terlihat nyata. Itulah kebahagian yang sangat luar biasa, hanya mereka yang sanggup menahan kesucian dan nafsunya yang akan merasakan perasaan itu. Bukan mereka yang mengumbar nafsu dengan pacaran, tidak akan mungkin bisa merasakan ‘sensasi’ itu.


²         Barokallah laka! Menghantarkan sang suami kelak menjadi suami selembut dan berkasih sayang bak Nabi Muhammad SAW sang Rosululloh, menjadikan dia ayah sebijak Luqmanul Hakim, menjadikan, kakek setegar Nabi Ibrahim AS yang kelak anak cucunya menjadi penerus para nabinya insya Allah.


Sedangkan sang istri yang berparas cantik bak ratu Bilqis pun, terhias dengan menawan, busana muslimah nan syar’i tergambar apik, wajahnya tertunduk malu, terlintas dalam benak dada, menaruh harap, karena telah datang suami yang kelak akan menjadi Qowwam dalam keluarganya. Yang sanggup mendekap saat terdinginkan keadaan, yang siap menopang saat terlesukan suasana, dan menjaga serta membimbing kala terkalutkan rasa. Sungguh dengan selalu taat dalam kemakrufan kepada suami tercinta, adalah kunci dari kebahagian mahligai untuk selamanya.

Maka tatkala kedua pasutri (pasangan suami-istri) masuk dalam kamar cinta pengantin, mereka sungguh saat itu mawar qolbu memekar dengan harumnya, gemetar rasa gambarkan kebahagian, tiada terkata indahnya saat itu. Tatkala sang suami memandang dengan rasa kehalalan untuk pertama kali, sang istri membalas dengan pandangan cinta penuh dengan pesona, teriring senyum cerah sembari bersalaman dengan suami, dan dicium lah telapak tangan sebagai bukti kehalalan. Sontak suami pun mengecup kening tanda kasih sayang yang terungkapkan, merekapun berdekap dengan dekapan cinta dan kemesraan, dalam suasana indah tersebut mereka berkata (dalam hati) “Indahnya hari ini (dan seterusnya) setelah kian lama aku menahan rasa ini, kini tiba kebahagian dalam keberkahan dalam bingkai halal untuk luapkan keinginan fitroh manusiawi”.. (aduh…jadi iri banget tahu kalau di bayangkan),


²Barokallah laka! Membentuk sang istri secerdas Aisyah ra, setegar ibunda Siti Hajar, kuat dalam godaan bak Maryam dan penopang dakwah suami bagai ibunda Khadijah ra. Insya Allah. ²     


Barokallah laka! Menghantarkan sang suami kelak menjadi suami selembut dan berkasih sayang bak Nabi Muhammad SAW sang Rosululloh, menjadikan dia ayah sebijak Luqmanul Hakim, menjadikan, kakek setegar Nabi Ibrahim AS yang kelak anak cucunya menjadi penerus para nabinya insya Allah.

Barokallah laka! Membentuk sang istri secerdas Aisyah ra, setegar ibunda Siti Hajar, kuat dalam godaan bak Maryam dan penopang dakwah suami bagai bunda Khadijah ra. Insya Allah.

Benarlah apa yang di wahyukan Allah SWT dalam Al Quran surat An Nuurr ayat 26:

“Wanita yang kotor adalah untuk lelaki yang kotor, dan laki laki yang kotor hanyalah untuk wanita yang kotor, wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik dan laki laki yang baik hanyalah untuk wanita yang baik” (QS An-Nuur: 26).


Hanyalah Untuk Mereka yang Kuat Bertahan

Apa yang tergambarkan di atas, adalah sebuah potret kebahagiaan pengantin, di mana mereka berhasil menjaga hasrat mereka di saat masih perjaka dan gadis. Gak ada rumus pacaran, gak ada jadwal ngapel (berkunjung –red), gak kenal jalan berdua, apa lagi sampai nonton bioskop bareng setelah kajian, aduh…nggak deh.. Semua itu harus kita jauhi, karena keberkahan dalam sebuah pernikahan itu harus diawali dengan keberkahan dalam pencarian. Cara mencari jodohnya harus halal, gak main asal-asalan.

Dan yang lebih dasyat lagi, bagi mereka yang mencoba bermain kotor saat mencari jodoh, maka tak mungkin mereka akan merasakan keindahan dipandangan pertama sebagimana para ikhwan dan akhwat yang berhasil menjaga nafsunya.

Sungguh indah dan indah tak tergambarkan, kecuali mereka yang benar-benar menjaga kesuciannya. Dan sangatlah rugi dan begitu rugi jikalau mereka telah mencuri start untuk menculik kenikmatan sesaat, selain karena tak merasakan kebahagian sejati, dia juga diancam dengan siksa neraka yang telah disiapkan karena telah mendekati zina, dan itu adalah haram semata. Maka indahnya dan barokahnya pandangan pertama hanya dihadiahkan bagi mereka yang berhasil menjaga kesucian syariah tanpa pelanggaran. Inilah barokallahlaka!


Everyone Wants to Succeed

Bila kita berbicara tentang pernikahan, tentulah setiap pasangan pengantin akan berkata “Kami ingin keluarga kami sakinah mawadah warrahmah sampai tua nanti”, iya bukan? Bagi siapa saja hal itu adalah maklum dan pantas karena setiap orang ingin kesuksesan. Everyone wants to Succeed!

Lalu pernahkan Anda ditanya oleh seseorang, apakah anda sudah sukses hari ini? Atau sudahkah keluarga anda bahagia? Atau apakah anda merasa keluarga anda sakinah? Atau pertayaan lainnya yang serupa.

Maka ketauhilah, pertanyaan itu semua adalah menjadi pemetik api kesuksesan yang akan menghantarkan keluarga kita menuju impian yang kita cita-citakan. Seorang pakar konsultan keluarga pernah berkata, titik inti untuk menjadikan keluarga kita menjadi bahagia serta sungguh-sunguh dalam mengejar asa bersama, demi terwujudnya sebuah keluarga yang sakinah mawadah dan warrahmah itu terletak pada kesungguhan kita dalam memegang janji suci yang kita ikrarkan. Allah berfirman:

“Diantara orang orang mukmin itu ada orang yang Benar, menepati apa yang mereka janjikan kepada allah, maka di antara mereka ada yang gugur, dan diantara mereka ada juga yang menunggu-nunggu, dan mereka sedikitpun tidak berubah” ( QS Al Ahzab:23).

Ayat ini memang membahas tentang kondisi para mujahid dalam membela agama Allah dalam memegang janji suci, tapi saya ingin mengajak antum semua untuk berbicara lebih umum saja.

Bahwasanya ada orang yang jujur (shidqun) dalam memegang janji dan diantaranya adalah adanya para suami yang selalu faham akan janji yang mereka ucapkan demi kebahagian keluarga. Berpegang pada janji itu membutuhkan sebuah power full karena tak mudah untuk eksis dalam sebuah kebenaran apalagi membina sebuah mahligai sakinah.

Arnold Scwarzenegger, salah seorang aktor hollywood pernah berkata: “Sebuah kekuatan tidak lahir dari sebuah kekuatan. Perjuangan anda sesungguhnya mengembangkan kekuatan yang ada dalam diri anda, ketika anda menghadapi kesulitan dan memutuskan untuk terus maju tanpa menyerah, itulah yang disebut sebuah kekuatan”

Menjalankan roda sakinah butuh sebuah perencanaan yang matang, maka berpegang pada shidqun adalah kunci dari keberhasilan.


Saat Tatapan Mata Keberkahan Begitu Menggoda

Bak raja sehari, itulah ungkapan yang mashur di nusantara ini bagi para pengantin. Kebahagian yang tersiar di hari itu membuat banyak mata berbingar karena dua sejoli menyatu dalam mahligai halal keberkahan.


² Ada dzikrulah dengan sholat dua rokaat tanda syukur keberkahan, ada adegan kasih sayang saling menyuap dengan buah dan air susu. Serta ada rayuan sang pangeran yang mulai berani menggoda, serta ada sang ratu yang kian memanja. ²     


Mata memandang, senyuman menggoda, ada lirikan tajam dan suara dehem yang berisyarat, hantarkan dua sejoli yang halal dalam tatapan mata tertajam panah hasrat yang lama tersimpan. Tawa kecil mulai terdengar, ada cubitan cinta tanda malu yang tak terkira, karena dua sejoli yang beriman belum pernah merasa bagaimana indahnya duduk berdua, saat pundak harus tersenggol, dan jari tangan saling mengikat, dan kaki saling menginjak nakal.

Ada dzikrulah dengan sholat dua rokaat tanda syukur keberkahan, ada adegan kasih sayang saling menyuap dengan buah dan air susu. Serta ada rayuan sang pangeran yang mulai berani menggoda, serta ada sang ratu yang kian memanja.

Semua adalah keberkahan yang tiada terkira di awal jumpa. Sungguh indah sebuah pernikahan yang sesuai sunah dan jalan yang halal.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa tinggalkan pesan, kritik dan sarannya.. Makasih ^_^

Sabtu, 13 September 2014

Sejak Pandangan Pertama, Barokah itu Telah Hadir

Tatkala ucapan janji dalam akad nikah telah terikrar, maka senyum pun terbingar dengan indahnya, hati senang tiada tara, air mata kebahagiaan pun menetes dengan redupnya, karena asa yang diimpikan untuk berjalan dalam syariah suci telah terjalani.

Sang ikhwan berdiri sebagai suami yang gagah rupawan, dengan membawa banyak harap yang telah tertanam dalam benakdiri, dengan tersenyum malu dia pun menghampiri sang istri yang kini telah dipersuntingnya. Maka coba tanyakan padanya, apakah dadanya gemuruh bak ombak besar di laut, karena hendak mendatangi bidadarinya saat ini? Maka pancaran merona kebahagian pun terlihat nyata. Itulah kebahagian yang sangat luar biasa, hanya mereka yang sanggup menahan kesucian dan nafsunya yang akan merasakan perasaan itu. Bukan mereka yang mengumbar nafsu dengan pacaran, tidak akan mungkin bisa merasakan ‘sensasi’ itu.


²         Barokallah laka! Menghantarkan sang suami kelak menjadi suami selembut dan berkasih sayang bak Nabi Muhammad SAW sang Rosululloh, menjadikan dia ayah sebijak Luqmanul Hakim, menjadikan, kakek setegar Nabi Ibrahim AS yang kelak anak cucunya menjadi penerus para nabinya insya Allah.


Sedangkan sang istri yang berparas cantik bak ratu Bilqis pun, terhias dengan menawan, busana muslimah nan syar’i tergambar apik, wajahnya tertunduk malu, terlintas dalam benak dada, menaruh harap, karena telah datang suami yang kelak akan menjadi Qowwam dalam keluarganya. Yang sanggup mendekap saat terdinginkan keadaan, yang siap menopang saat terlesukan suasana, dan menjaga serta membimbing kala terkalutkan rasa. Sungguh dengan selalu taat dalam kemakrufan kepada suami tercinta, adalah kunci dari kebahagian mahligai untuk selamanya.

Maka tatkala kedua pasutri (pasangan suami-istri) masuk dalam kamar cinta pengantin, mereka sungguh saat itu mawar qolbu memekar dengan harumnya, gemetar rasa gambarkan kebahagian, tiada terkata indahnya saat itu. Tatkala sang suami memandang dengan rasa kehalalan untuk pertama kali, sang istri membalas dengan pandangan cinta penuh dengan pesona, teriring senyum cerah sembari bersalaman dengan suami, dan dicium lah telapak tangan sebagai bukti kehalalan. Sontak suami pun mengecup kening tanda kasih sayang yang terungkapkan, merekapun berdekap dengan dekapan cinta dan kemesraan, dalam suasana indah tersebut mereka berkata (dalam hati) “Indahnya hari ini (dan seterusnya) setelah kian lama aku menahan rasa ini, kini tiba kebahagian dalam keberkahan dalam bingkai halal untuk luapkan keinginan fitroh manusiawi”.. (aduh…jadi iri banget tahu kalau di bayangkan),


²Barokallah laka! Membentuk sang istri secerdas Aisyah ra, setegar ibunda Siti Hajar, kuat dalam godaan bak Maryam dan penopang dakwah suami bagai ibunda Khadijah ra. Insya Allah. ²     


Barokallah laka! Menghantarkan sang suami kelak menjadi suami selembut dan berkasih sayang bak Nabi Muhammad SAW sang Rosululloh, menjadikan dia ayah sebijak Luqmanul Hakim, menjadikan, kakek setegar Nabi Ibrahim AS yang kelak anak cucunya menjadi penerus para nabinya insya Allah.

Barokallah laka! Membentuk sang istri secerdas Aisyah ra, setegar ibunda Siti Hajar, kuat dalam godaan bak Maryam dan penopang dakwah suami bagai bunda Khadijah ra. Insya Allah.

Benarlah apa yang di wahyukan Allah SWT dalam Al Quran surat An Nuurr ayat 26:

“Wanita yang kotor adalah untuk lelaki yang kotor, dan laki laki yang kotor hanyalah untuk wanita yang kotor, wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik dan laki laki yang baik hanyalah untuk wanita yang baik” (QS An-Nuur: 26).


Hanyalah Untuk Mereka yang Kuat Bertahan

Apa yang tergambarkan di atas, adalah sebuah potret kebahagiaan pengantin, di mana mereka berhasil menjaga hasrat mereka di saat masih perjaka dan gadis. Gak ada rumus pacaran, gak ada jadwal ngapel (berkunjung –red), gak kenal jalan berdua, apa lagi sampai nonton bioskop bareng setelah kajian, aduh…nggak deh.. Semua itu harus kita jauhi, karena keberkahan dalam sebuah pernikahan itu harus diawali dengan keberkahan dalam pencarian. Cara mencari jodohnya harus halal, gak main asal-asalan.

Dan yang lebih dasyat lagi, bagi mereka yang mencoba bermain kotor saat mencari jodoh, maka tak mungkin mereka akan merasakan keindahan dipandangan pertama sebagimana para ikhwan dan akhwat yang berhasil menjaga nafsunya.

Sungguh indah dan indah tak tergambarkan, kecuali mereka yang benar-benar menjaga kesuciannya. Dan sangatlah rugi dan begitu rugi jikalau mereka telah mencuri start untuk menculik kenikmatan sesaat, selain karena tak merasakan kebahagian sejati, dia juga diancam dengan siksa neraka yang telah disiapkan karena telah mendekati zina, dan itu adalah haram semata. Maka indahnya dan barokahnya pandangan pertama hanya dihadiahkan bagi mereka yang berhasil menjaga kesucian syariah tanpa pelanggaran. Inilah barokallahlaka!


Everyone Wants to Succeed

Bila kita berbicara tentang pernikahan, tentulah setiap pasangan pengantin akan berkata “Kami ingin keluarga kami sakinah mawadah warrahmah sampai tua nanti”, iya bukan? Bagi siapa saja hal itu adalah maklum dan pantas karena setiap orang ingin kesuksesan. Everyone wants to Succeed!

Lalu pernahkan Anda ditanya oleh seseorang, apakah anda sudah sukses hari ini? Atau sudahkah keluarga anda bahagia? Atau apakah anda merasa keluarga anda sakinah? Atau pertayaan lainnya yang serupa.

Maka ketauhilah, pertanyaan itu semua adalah menjadi pemetik api kesuksesan yang akan menghantarkan keluarga kita menuju impian yang kita cita-citakan. Seorang pakar konsultan keluarga pernah berkata, titik inti untuk menjadikan keluarga kita menjadi bahagia serta sungguh-sunguh dalam mengejar asa bersama, demi terwujudnya sebuah keluarga yang sakinah mawadah dan warrahmah itu terletak pada kesungguhan kita dalam memegang janji suci yang kita ikrarkan. Allah berfirman:

“Diantara orang orang mukmin itu ada orang yang Benar, menepati apa yang mereka janjikan kepada allah, maka di antara mereka ada yang gugur, dan diantara mereka ada juga yang menunggu-nunggu, dan mereka sedikitpun tidak berubah” ( QS Al Ahzab:23).

Ayat ini memang membahas tentang kondisi para mujahid dalam membela agama Allah dalam memegang janji suci, tapi saya ingin mengajak antum semua untuk berbicara lebih umum saja.

Bahwasanya ada orang yang jujur (shidqun) dalam memegang janji dan diantaranya adalah adanya para suami yang selalu faham akan janji yang mereka ucapkan demi kebahagian keluarga. Berpegang pada janji itu membutuhkan sebuah power full karena tak mudah untuk eksis dalam sebuah kebenaran apalagi membina sebuah mahligai sakinah.

Arnold Scwarzenegger, salah seorang aktor hollywood pernah berkata: “Sebuah kekuatan tidak lahir dari sebuah kekuatan. Perjuangan anda sesungguhnya mengembangkan kekuatan yang ada dalam diri anda, ketika anda menghadapi kesulitan dan memutuskan untuk terus maju tanpa menyerah, itulah yang disebut sebuah kekuatan”

Menjalankan roda sakinah butuh sebuah perencanaan yang matang, maka berpegang pada shidqun adalah kunci dari keberhasilan.


Saat Tatapan Mata Keberkahan Begitu Menggoda

Bak raja sehari, itulah ungkapan yang mashur di nusantara ini bagi para pengantin. Kebahagian yang tersiar di hari itu membuat banyak mata berbingar karena dua sejoli menyatu dalam mahligai halal keberkahan.


² Ada dzikrulah dengan sholat dua rokaat tanda syukur keberkahan, ada adegan kasih sayang saling menyuap dengan buah dan air susu. Serta ada rayuan sang pangeran yang mulai berani menggoda, serta ada sang ratu yang kian memanja. ²     


Mata memandang, senyuman menggoda, ada lirikan tajam dan suara dehem yang berisyarat, hantarkan dua sejoli yang halal dalam tatapan mata tertajam panah hasrat yang lama tersimpan. Tawa kecil mulai terdengar, ada cubitan cinta tanda malu yang tak terkira, karena dua sejoli yang beriman belum pernah merasa bagaimana indahnya duduk berdua, saat pundak harus tersenggol, dan jari tangan saling mengikat, dan kaki saling menginjak nakal.

Ada dzikrulah dengan sholat dua rokaat tanda syukur keberkahan, ada adegan kasih sayang saling menyuap dengan buah dan air susu. Serta ada rayuan sang pangeran yang mulai berani menggoda, serta ada sang ratu yang kian memanja.

Semua adalah keberkahan yang tiada terkira di awal jumpa. Sungguh indah sebuah pernikahan yang sesuai sunah dan jalan yang halal.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa tinggalkan pesan, kritik dan sarannya.. Makasih ^_^