Bunda Shalihah dan calon bunda yang merindukan datangnya sang buah
hati....
Si Kecil baru saja bisa berjalan tertatih-tatih. Karena gembira, ia
pun ingin segera mencapai tujuan yang diinginkan. Keseimbangan hilang, ia pun
jatuh dan menangis. Tak perlu panik, Bunda. Tak usah reaktif dengan berteriak
seolah dunia akan kiamat. Tak perlu juga menunjukkan wajah cemas, ketakutan,
atau bahkan histeris.
Jatuh adalah proses alami manusia untuk tumbuh. Datangi Si Kecil
dengan tenang, berjongkoklah dan berikan pelukan terbaik yang Bunda bisa.
Yaaa...pelukan. Tak perlu mengomel panjang lebar dan menyalahkan jalan karena
membuat Si Kecil menangis sebagaimana banyak dilakukan ibu-ibu lainnya. Berikan
kata-kata positif di telinga si kecil sembari terus memeluknya. Pelukan ini
Bunda, memberi efek luar biasa pada pertumbuhan Si Kecil ke depan.
Pelukan bisa membuat Si Kecil merasa aman dan terlindungi. Ia merasa
dicintai dan disayang.
Rasa ini menguatkan jiwanya sebagai bekal kelak ketika
ia dewasa. Ia akan tumbuh menjadi sosok yang percaya diri dan menyenangkan bagi
lingkungan. Meskipun pelukan tak lagi diberikan ketika ia beranjak besar
sebagaimana kebiasaan orang tua di Indonesia, hal ini tak lagi menjadi masalah.
Kebutuhan emosional Si Kecil telah terpenuhi dengan baik di masa kanaknya.
Begitu sebaliknya. Bila Si Kecil jarang atau bahkan tidak pernah
mendapat pelukan dari Bunda sebagai orang terdekatnya, maka biasanya ia akan
tumbuh menjadi pribadi yang labil. Ia akan cenderung kesulitan untuk
beradaptasi, merasa tak percaya diri, bahkan cenderung emosian atau mudah
marah. ‘Luka’ ini akan terus dibawanya sampai kapan pun hingga ia menyadari
bahwa ‘luka’ ini harus diobati. Bila tidak, maka anak yang kurang mendapat
pelukan dari bundanya ini akan terus hidup dalam kebimbangan, kekacauan bahkan
penuh masalah.
Bila tidak disertai keimanan yang kuat, bukan tidak mungkin Si Kecil
akan tumbuh menjadi sosok yang haus kasih sayang. Ia akan mencari ‘hal’ yang
pernah hilang di masa kecilnya ini pada lawan jenis dengan pola gaul bebas.
Naudzubillah. Tentu ini bukan hal yang kita harapkan terjadi pada si buah hati.
Karena itu, senyampang Si Kecil masih balita berikan pelukan sebagai hadiah
terindah dari Bunda. Pelukan ini bisa sebagai ‘reward’ ketika ia
melakukan hal yang positif. Bisa juga sebagai ‘penghiburan’ ketika ia merasa
sedih, cemas dan ketakutan.
Bagaimana bila Si Kecil saat ini sudah duduk di bangku SD, SMP atau
bahkan SMA? Ia bukan lagi Si Kecil yang dengan mudah dipeluk oleh ibunya. Masa
lalu memang tak bisa diulang, Bunda. Tapi sebesar apa pun ia selama masih
tinggal seatap dengan ibunya, selalu ada jalan keluar untuk ‘menambal’ apa yang
dulu pernah ia dapatkan.
Bagi kita dengan adat ketimuran yang cenderung ‘kagok’ dengan
kedekatan secara fisik seperti pelukan, bisa dimulai dengan memberikan buah
hati dengan perhatian. Tidak perlu langsung berubah secara drastis dengan
memeluknya ketika sebelumnya hal ini tidak pernah dilakukan. Bunda bisa
memulainya dengan mengubah sikap. Sosok ibu yang dulu sering marah-marah bila
dekat dengan anaknya, hal ini bisa mulai dikurangi. Nada tinggi suara yang
otomatis keluar bila berdekatan dengan anak yang beranjak dewasa, mulai
direndahkan sekian oktaf. Bangunlah suasana tenang, aman dan nyaman dalam
keluarga. Ini semua kuncinya ada pada sosok ibu sebagai pengendali suasana
keluarga.
Komunikasi. Mulailah membiasakan diri dengan mau mendengarkan cerita
buah hati yang tidak kecil lagi. Bila ini sudah bisa terjalin, berilah pelukan
di momen istimewa semisal ketika usai menerima raport. Baik atau buruk
hasilnya, yakinkah bahwa mereka tetap istimewa di hati orang tua. Berawal dari
sini, gejala kenakalan remaja yang biasanya muncul, dengan izin Allah bisa
diminimalkan. Anak akan memunyai rasa percaya terhadap orang tua sehingga tak
perlu mencari perhatian dengan bertingkah aneh-aneh di luar sana.
Lihatlah Bunda, pelukan ini bisa mengatasi banyak hal terutama masalah
psikologi pada buah hati bahkan diri kita sendiri. Mulai sekarang, jangan pelit
memeluk mereka, putra-putri kita baik yang masih kecil, remaja atau bahkan
beranjak dewasa. Percayalah, satu ketika nanti dalam perjalanan kehidupan buah
hati yang masih panjang, mereka akan berterima kasih pada orang tuanya. Pelukan
orang tua memberi kekuatan dalam dirinya. Dalam pelukan, mengalir rasa
kedekatan yang penuh kehangatan, aman dan nyaman untuk melangkah sebagai sosok
yang cukup mendapat kasih sayang dari rumah. Bekal ini cukup untuk mengantarkan
buah hati menjadi orang yang sukses dunia dan akhirat, insya Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan Lupa tinggalkan pesan, kritik dan sarannya.. Makasih ^_^