Senin, 15 September 2014

Makna Pelukan Bagi Buah Hati

Bunda Shalihah dan calon bunda yang merindukan datangnya sang buah hati....


Si Kecil baru saja bisa berjalan tertatih-tatih. Karena gembira, ia pun ingin segera mencapai tujuan yang diinginkan. Keseimbangan hilang, ia pun jatuh dan menangis. Tak perlu panik, Bunda. Tak usah reaktif dengan berteriak seolah dunia akan kiamat. Tak perlu juga menunjukkan wajah cemas, ketakutan, atau bahkan histeris.

Jatuh adalah proses alami manusia untuk tumbuh. Datangi Si Kecil dengan tenang, berjongkoklah dan berikan pelukan terbaik yang Bunda bisa. Yaaa...pelukan. Tak perlu mengomel panjang lebar dan menyalahkan jalan karena membuat Si Kecil menangis sebagaimana banyak dilakukan ibu-ibu lainnya. Berikan kata-kata positif di telinga si kecil sembari terus memeluknya. Pelukan ini Bunda, memberi efek luar biasa pada pertumbuhan Si Kecil ke depan.

Pelukan bisa membuat Si Kecil merasa aman dan terlindungi. Ia merasa dicintai dan disayang. 
Rasa ini menguatkan jiwanya sebagai bekal kelak ketika ia dewasa. Ia akan tumbuh menjadi sosok yang percaya diri dan menyenangkan bagi lingkungan. Meskipun pelukan tak lagi diberikan ketika ia beranjak besar sebagaimana kebiasaan orang tua di Indonesia, hal ini tak lagi menjadi masalah. Kebutuhan emosional Si Kecil telah terpenuhi dengan baik di masa kanaknya.

Begitu sebaliknya. Bila Si Kecil jarang atau bahkan tidak pernah mendapat pelukan dari Bunda sebagai orang terdekatnya, maka biasanya ia akan tumbuh menjadi pribadi yang labil. Ia akan cenderung kesulitan untuk beradaptasi, merasa tak percaya diri, bahkan cenderung emosian atau mudah marah. ‘Luka’ ini akan terus dibawanya sampai kapan pun hingga ia menyadari bahwa ‘luka’ ini harus diobati. Bila tidak, maka anak yang kurang mendapat pelukan dari bundanya ini akan terus hidup dalam kebimbangan, kekacauan bahkan penuh masalah.

Bila tidak disertai keimanan yang kuat, bukan tidak mungkin Si Kecil akan tumbuh menjadi sosok yang haus kasih sayang. Ia akan mencari ‘hal’ yang pernah hilang di masa kecilnya ini pada lawan jenis dengan pola gaul bebas. Naudzubillah. Tentu ini bukan hal yang kita harapkan terjadi pada si buah hati. Karena itu, senyampang Si Kecil masih balita berikan pelukan sebagai hadiah terindah dari Bunda. Pelukan ini  bisa sebagai ‘reward’ ketika ia melakukan hal yang positif. Bisa juga sebagai ‘penghiburan’ ketika ia merasa sedih, cemas dan ketakutan.

Bagaimana bila Si Kecil saat ini sudah duduk di bangku SD, SMP atau bahkan SMA? Ia bukan lagi Si Kecil yang dengan mudah dipeluk oleh ibunya. Masa lalu memang tak bisa diulang, Bunda. Tapi sebesar apa pun ia selama masih tinggal seatap dengan ibunya, selalu ada jalan keluar untuk ‘menambal’ apa yang dulu pernah ia dapatkan.

Bagi kita dengan adat ketimuran yang cenderung ‘kagok’ dengan kedekatan secara fisik seperti pelukan, bisa dimulai dengan memberikan buah hati dengan perhatian. Tidak perlu langsung berubah secara drastis dengan memeluknya ketika sebelumnya hal ini tidak pernah dilakukan. Bunda bisa memulainya dengan mengubah sikap. Sosok ibu yang dulu sering marah-marah bila dekat dengan anaknya, hal ini bisa mulai dikurangi. Nada tinggi suara yang otomatis keluar bila berdekatan dengan anak yang beranjak dewasa, mulai direndahkan sekian oktaf. Bangunlah suasana tenang, aman dan nyaman dalam keluarga. Ini semua kuncinya ada pada sosok ibu sebagai pengendali suasana keluarga.

Komunikasi. Mulailah membiasakan diri dengan mau mendengarkan cerita buah hati yang tidak kecil lagi. Bila ini sudah bisa terjalin, berilah pelukan di momen istimewa semisal ketika usai menerima raport. Baik atau buruk hasilnya, yakinkah bahwa mereka tetap istimewa di hati orang tua. Berawal dari sini, gejala kenakalan remaja yang biasanya muncul, dengan izin Allah bisa diminimalkan. Anak akan memunyai rasa percaya terhadap orang tua sehingga tak perlu mencari perhatian dengan bertingkah aneh-aneh di luar sana.


Lihatlah Bunda, pelukan ini bisa mengatasi banyak hal terutama masalah psikologi pada buah hati bahkan diri kita sendiri. Mulai sekarang, jangan pelit memeluk mereka, putra-putri kita baik yang masih kecil, remaja atau bahkan beranjak dewasa. Percayalah, satu ketika nanti dalam perjalanan kehidupan buah hati yang masih panjang, mereka akan berterima kasih pada orang tuanya. Pelukan orang tua memberi kekuatan dalam dirinya. Dalam pelukan, mengalir rasa kedekatan yang penuh kehangatan, aman dan nyaman untuk melangkah sebagai sosok yang cukup mendapat kasih sayang dari rumah. Bekal ini cukup untuk mengantarkan buah hati menjadi orang yang sukses dunia dan akhirat, insya Allah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa tinggalkan pesan, kritik dan sarannya.. Makasih ^_^

Senin, 15 September 2014

Makna Pelukan Bagi Buah Hati

Bunda Shalihah dan calon bunda yang merindukan datangnya sang buah hati....


Si Kecil baru saja bisa berjalan tertatih-tatih. Karena gembira, ia pun ingin segera mencapai tujuan yang diinginkan. Keseimbangan hilang, ia pun jatuh dan menangis. Tak perlu panik, Bunda. Tak usah reaktif dengan berteriak seolah dunia akan kiamat. Tak perlu juga menunjukkan wajah cemas, ketakutan, atau bahkan histeris.

Jatuh adalah proses alami manusia untuk tumbuh. Datangi Si Kecil dengan tenang, berjongkoklah dan berikan pelukan terbaik yang Bunda bisa. Yaaa...pelukan. Tak perlu mengomel panjang lebar dan menyalahkan jalan karena membuat Si Kecil menangis sebagaimana banyak dilakukan ibu-ibu lainnya. Berikan kata-kata positif di telinga si kecil sembari terus memeluknya. Pelukan ini Bunda, memberi efek luar biasa pada pertumbuhan Si Kecil ke depan.

Pelukan bisa membuat Si Kecil merasa aman dan terlindungi. Ia merasa dicintai dan disayang. 
Rasa ini menguatkan jiwanya sebagai bekal kelak ketika ia dewasa. Ia akan tumbuh menjadi sosok yang percaya diri dan menyenangkan bagi lingkungan. Meskipun pelukan tak lagi diberikan ketika ia beranjak besar sebagaimana kebiasaan orang tua di Indonesia, hal ini tak lagi menjadi masalah. Kebutuhan emosional Si Kecil telah terpenuhi dengan baik di masa kanaknya.

Begitu sebaliknya. Bila Si Kecil jarang atau bahkan tidak pernah mendapat pelukan dari Bunda sebagai orang terdekatnya, maka biasanya ia akan tumbuh menjadi pribadi yang labil. Ia akan cenderung kesulitan untuk beradaptasi, merasa tak percaya diri, bahkan cenderung emosian atau mudah marah. ‘Luka’ ini akan terus dibawanya sampai kapan pun hingga ia menyadari bahwa ‘luka’ ini harus diobati. Bila tidak, maka anak yang kurang mendapat pelukan dari bundanya ini akan terus hidup dalam kebimbangan, kekacauan bahkan penuh masalah.

Bila tidak disertai keimanan yang kuat, bukan tidak mungkin Si Kecil akan tumbuh menjadi sosok yang haus kasih sayang. Ia akan mencari ‘hal’ yang pernah hilang di masa kecilnya ini pada lawan jenis dengan pola gaul bebas. Naudzubillah. Tentu ini bukan hal yang kita harapkan terjadi pada si buah hati. Karena itu, senyampang Si Kecil masih balita berikan pelukan sebagai hadiah terindah dari Bunda. Pelukan ini  bisa sebagai ‘reward’ ketika ia melakukan hal yang positif. Bisa juga sebagai ‘penghiburan’ ketika ia merasa sedih, cemas dan ketakutan.

Bagaimana bila Si Kecil saat ini sudah duduk di bangku SD, SMP atau bahkan SMA? Ia bukan lagi Si Kecil yang dengan mudah dipeluk oleh ibunya. Masa lalu memang tak bisa diulang, Bunda. Tapi sebesar apa pun ia selama masih tinggal seatap dengan ibunya, selalu ada jalan keluar untuk ‘menambal’ apa yang dulu pernah ia dapatkan.

Bagi kita dengan adat ketimuran yang cenderung ‘kagok’ dengan kedekatan secara fisik seperti pelukan, bisa dimulai dengan memberikan buah hati dengan perhatian. Tidak perlu langsung berubah secara drastis dengan memeluknya ketika sebelumnya hal ini tidak pernah dilakukan. Bunda bisa memulainya dengan mengubah sikap. Sosok ibu yang dulu sering marah-marah bila dekat dengan anaknya, hal ini bisa mulai dikurangi. Nada tinggi suara yang otomatis keluar bila berdekatan dengan anak yang beranjak dewasa, mulai direndahkan sekian oktaf. Bangunlah suasana tenang, aman dan nyaman dalam keluarga. Ini semua kuncinya ada pada sosok ibu sebagai pengendali suasana keluarga.

Komunikasi. Mulailah membiasakan diri dengan mau mendengarkan cerita buah hati yang tidak kecil lagi. Bila ini sudah bisa terjalin, berilah pelukan di momen istimewa semisal ketika usai menerima raport. Baik atau buruk hasilnya, yakinkah bahwa mereka tetap istimewa di hati orang tua. Berawal dari sini, gejala kenakalan remaja yang biasanya muncul, dengan izin Allah bisa diminimalkan. Anak akan memunyai rasa percaya terhadap orang tua sehingga tak perlu mencari perhatian dengan bertingkah aneh-aneh di luar sana.


Lihatlah Bunda, pelukan ini bisa mengatasi banyak hal terutama masalah psikologi pada buah hati bahkan diri kita sendiri. Mulai sekarang, jangan pelit memeluk mereka, putra-putri kita baik yang masih kecil, remaja atau bahkan beranjak dewasa. Percayalah, satu ketika nanti dalam perjalanan kehidupan buah hati yang masih panjang, mereka akan berterima kasih pada orang tuanya. Pelukan orang tua memberi kekuatan dalam dirinya. Dalam pelukan, mengalir rasa kedekatan yang penuh kehangatan, aman dan nyaman untuk melangkah sebagai sosok yang cukup mendapat kasih sayang dari rumah. Bekal ini cukup untuk mengantarkan buah hati menjadi orang yang sukses dunia dan akhirat, insya Allah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa tinggalkan pesan, kritik dan sarannya.. Makasih ^_^