Sabtu, 06 September 2014

Muslimah Sholihah itu Gimana Sih?

Terkadang kita mendengar kata Sholihah, dan tak jarang para akhwat berdoa, “Ya Allah… Jadikan aku wanita yang sholihah, yang baik dari yang terbaik. Dan karuniakan aku pendamping yang baik dalam mendapatkan sesuatu yang terbaik dariMu. Amiin”

Mungkin Sabahat Muslimah juga bisa berdoa demikian juga kan? Untuk kesekian kalinya kupanjatkan do’a itu dalam sujud panjangku. Aku berharap Allah selalu menjaga diriku, agar aku bisa menjadi muslimah yang taat, istiqomah dan terlindung dari segala fitnah dunia yang akan menyesatkan jalanku.

Menjadi wanita sholihah adalah sebuah pilihan yang memerlukan perjuangan dan keteguhan hati agar tidak berpaling dari jalanNya. Sebagaimana kita semua telah mengetahui bahwa wanita sholihah merupakan salah satu nikmat dunia.

Namun sering kita bertanya dalam hati, siapakah wanita sholihah itu dan bagaimanapula ciri-cirinya?

1. Menundukkan pandangan

قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ Artinya: “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (An-Nur: 30)



Dalam kaidah syar'i disaat laki-laki yang diseru maka secara otomatis muslimah pun ikut didalamnya. Pun termasuk dalam perintah menundukkan pandangan ini.

Ghaddul bashar adalah menundukkan atau menjaga pandangan, sehingga pandangan tertuju ke tanah, tidak diangkat ke atas. Maksudnya adalah menghindarkan pandangan dari menikmati yang bukan mahram beserta perhiasan-perhiasannya. Subhanalloh... Ternyata menundukkan atau menjaga pandangan merupakan salah satu karakter bidadari. وَعِنْدَهُمْ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ عِينٌ Artinya: “Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita matanya.” (Ash-Shaffat:48) Alasan dari hadits tersebut dijelaskan pada hadits yang lain. “Pandangan mata adalah panah beracun di antara panah-panah iblis. Barangsiapa meninggalkannya karena takut kepada-Ku maka Aku ganti dengan keimanan yang dirasakan manis dalam hatinya.” (HR. Hakim).
2. Menjaga lisan

"Lidah dan dua buah bibir. Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan." (Al-Balad: 9-10). Lisan adalah raja atas semua anggota tubuh. Semua tunduk dan patuh kepadanya. Jika ia lurus, niscaya semua anggota tubuh ikut lurus.
Jika ia bengkok, maka bengkoklah semua anggota tubuh. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِذَا أَصْبَحَ ابْنُ آدَمَ فَإِنَّ الْأَعْضَاءَ كُلَّهَا تُكَفِّرُ اللِّسَانَ فَتَقُوْلُ: اِتَّقِ اللهَ فِيْنَا فَإِنَّمَا نَحْنُ بِكَ فَإِنِ اسْتَقَمْتَ اسْتَقَمْنَا وَإِنِ اعْوَجَجْتَ اِعْوَجَجْنَا.
"Apabila anak cucu Adam masuk waktu pagi hari, maka seluruh anggota badan tunduk kepada lisan, seraya berkata, 'Bertakwalah kepada Allah dalam menjaga hak-hak kami, karena kami mengikutimu, apabila kamu lurus, maka kami pun lurus, dan apabila kamu bengkok, maka kami pun bengkok'." (HR. at-Tirmidzi dan Ahmad).

Tidak seorang pun dapat selamat dari tergelincirnya lisan kecuali orang yang mau mengendalikannya dengan tali kekang syariat, sehingga lisannya tidak mengucapkan kecuali sesuatu yang memberi manfaat di dunia dan akhirat. Ketika Aisyah berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, Gambaran bagaimanakah bahayanya dikala kurang pandai menjaga lisan. حَسْبُكَ مِنْ صَفِيَّةَ كَذَا وَكَذَا، تَعْنِيْ قَصِيْرَةً، فَقَالَ: لَقَدْ قُلْتِ كَلِمَةً لَوْ مُزِجَتْ بِمَاءِ الْبَحْرِ لَمَزَجَتْهُ. "Cukuplah bagi Anda bahwa Shafiyah itu orangnya begini, begini."
Maksudnya tubuhnya pendek. Maka Nabi bersabda kepadanya, "Engkau telah mengucapkan suatu perkataan yang bila dicampur dengan air laut niscaya dia akan merubahnya." (HR. Abu Dawud). ASTAGHFIRULLOH...
Begitu mengerikannya gambaran akibat dosa bila sahabat Muslimah kurang pandai menjaga lisan ini.

3. Menjaga perilaku

Barangsiapa yang bersungguh-sungguh menundukkan hawa nafsunya untuk bisa berhias diri dengan sifat-sifat keutamaan, serta menundukkannya untuk menyingkirkan akhlak-akhlak yang tercela niscaya dia akan mendapatkan banyak kebaikan dan akan tersingkir darinya kejelekan-kejelekan. Akhlak ada yang didapatkan secara bawaan dan ada pula yang dimiliki setelah melatih diri dan membiasakannya.

Mujahadah tidaklah cukup sekali atau dua kali, namun ia harus dilakukan sepanjang hayat hingga menjelang kematiannya. Allah tabaraka wa ta’ala berfirman yang artinya, “Sembahlah Rabbmu hingga datang kematian kepadamu.” (QS. Al Hijr: 99). Kesungguh-sungguhan akan banyak berguna di dalam upaya untuk mendapatkan hal ini.
Sebab kemuliaan akhlak tergolong hidayah yang akan diperoleh oleh seseorang dengan jalan bersungguh-sungguh dalam mendapatkannya. Allah ‘azza wa jalla berfirman yang artinya, “Orang-orang yang bersungguh-sungguh di jalan Kami maka akan Kami mudahkan untuknya jalan-jalan menuju keridhaan Kami. Dan sesungguhnya Allah pasti bersama orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al ‘Ankabut: 69).


Diantara karakter yang muncul dari buah dalam menjaga diri sebagai Muslimah adalah:

           a. Wanita yang taat Wanita muslimah selalu menjaga ketaatan kepada suaminya

Seiya sekata, sayang kepadanya, mengajaknya kepada kebaikan, menasihatinya, memelihara kesejahteraannya, tidak mengeraskan suara dan perkataan kepadanya, serta tidak menyakiti hatinya. Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. (Annisa:34) Adapun bagaimana kedudukan seorang suami dihadapan seorang istri telah digambarkan Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam. Dari Abu Huraira ra, Nabi SAW.
Bersabda : “ Sekiranya aku boleh menyuruh seseorang sujud kepada orang lain, tentu aku akan menyuruh seorang istri sujud kepada suaminya. “ ( HR. Tirmidzi ) Istri diwajibkan mentaati suaminya selama perintah-perintah itu benar atau Bukan dalam kemaksiyatan, maka istri wajib menta’atinya.

          b. Senantiasa bertaubatnya Manusia tidak ada yang bisa lepas dari kesalahan maupun dosa

Apa lagi kita sebagai muslimah yang telah menjadi fitrah kita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: كُلُّ بَنِي آدَم خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ “Setiap anak Adam melakukan kesalahan dan sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan adalah orang-orang yang bertaubat”. (Hasan. Riwayat Ahmad) Dengan senantiasa bertaubat kepada Allah inilah sebagai gerbang bagi Sahabat Muslimah untuk selalu bermuhasabah. Dan dengan muhasabah lah akan terjadi peningkatan dan koreksi atas apa yang telah kita lakukan. Sehingga kita menjadi muslimah yang semakin baik dan lebih baik lagi.

          c. Menjadikan segala aktrifitas bernilai ibadah Salah satu ciri muslimah sejati yaitu dikala sang suami meninggalkannya tidak ada rasa was-was ataupun khawatir.

Hal itu terjadi karena sang suami yakin bahwa istri yang ditinggalkannya akan teguh menjaga kehormatan dirinya karena telah memahami betul bahayanya berkhalwat. Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, artinya: “Tidaklah seorang wanita itu berkhalwat dengan seorang laki-laki, kecuali setan menjadi pihak ketiganya” (Riwayat Ahmad) Sang istri juga senantiasa menjaga amanahnya dan senantiasa memanfaatkan segala rizqi yang telah diberikannya bernilai ibadah. Ini terjadi karena Sahabat Muslimah memahami betul bahwa Ridho Allah lah satu satunya tujuan dalam hidupnya.

          d. Mendidik anak-anaknya dengan kasih sayang Wanita muslimah adalah wanita yang mendidik anak-anaknya

Untuk taat kepada Allah Subhaanahu wata’ala, mengajarkan kepada mereka aqidah yang benar, menanamkan ke dalam hati mereka perasaan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya menjauhkan mereka dari segala jenis kemaksiatan dan perilaku tercela.
Allah berfirman, artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim:6)

         e. Mengatur waktu agar tidak terbuang sia-sia.

Wanita muslimah sholihah selalu menjaga waktunya agar tidak terbuang sia-sia, baik siang hari atau malamnya. Maka dia menjauhkan diri dari segala aktrifitas yang kurang bermanfaat.

4.Berpakaian/Berhijab

Wanita muslimah adalah yang menjaga hijabnya dengan rasa senang hati. Sehingga dia tidak keluar kecuali dalam keadaan berhijab rapi, mencari perlindungan Allah dan bersyukur kepadaNya atas kehormatan yang diberikan dengan adanya hukum hijab ini, dimana Allah Subhanahu wata’ala menginginkan kesucian baginya dengan hijab tersebut.
Allah berfirman: Artinya: “Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab:59) Berhijab bukan hanya secara fisik semata, tetapi lebih dari itu. Hijab hati adalah penting bagi muslimah agar terpancar inner beauty yang anggun.

Dengan menjaga hati, menjaga sikap dan perilaku agar tidak membuat orang lain sakit hati. Selalu berkhusnudzon dan memahami orang lain sebelum kita menuntut untuk dipahami oleh orang lain adalah hal yang harus kita biasakan dalam kehidupan sehari-hari.


Semoga Allah senantiasa menjadikan seluruh Sahabat Muslimah menjadi muslimah Sholihah.. Aamiin....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa tinggalkan pesan, kritik dan sarannya.. Makasih ^_^

Sabtu, 06 September 2014

Muslimah Sholihah itu Gimana Sih?

Terkadang kita mendengar kata Sholihah, dan tak jarang para akhwat berdoa, “Ya Allah… Jadikan aku wanita yang sholihah, yang baik dari yang terbaik. Dan karuniakan aku pendamping yang baik dalam mendapatkan sesuatu yang terbaik dariMu. Amiin”

Mungkin Sabahat Muslimah juga bisa berdoa demikian juga kan? Untuk kesekian kalinya kupanjatkan do’a itu dalam sujud panjangku. Aku berharap Allah selalu menjaga diriku, agar aku bisa menjadi muslimah yang taat, istiqomah dan terlindung dari segala fitnah dunia yang akan menyesatkan jalanku.

Menjadi wanita sholihah adalah sebuah pilihan yang memerlukan perjuangan dan keteguhan hati agar tidak berpaling dari jalanNya. Sebagaimana kita semua telah mengetahui bahwa wanita sholihah merupakan salah satu nikmat dunia.

Namun sering kita bertanya dalam hati, siapakah wanita sholihah itu dan bagaimanapula ciri-cirinya?

1. Menundukkan pandangan

قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ Artinya: “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (An-Nur: 30)



Dalam kaidah syar'i disaat laki-laki yang diseru maka secara otomatis muslimah pun ikut didalamnya. Pun termasuk dalam perintah menundukkan pandangan ini.

Ghaddul bashar adalah menundukkan atau menjaga pandangan, sehingga pandangan tertuju ke tanah, tidak diangkat ke atas. Maksudnya adalah menghindarkan pandangan dari menikmati yang bukan mahram beserta perhiasan-perhiasannya. Subhanalloh... Ternyata menundukkan atau menjaga pandangan merupakan salah satu karakter bidadari. وَعِنْدَهُمْ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ عِينٌ Artinya: “Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita matanya.” (Ash-Shaffat:48) Alasan dari hadits tersebut dijelaskan pada hadits yang lain. “Pandangan mata adalah panah beracun di antara panah-panah iblis. Barangsiapa meninggalkannya karena takut kepada-Ku maka Aku ganti dengan keimanan yang dirasakan manis dalam hatinya.” (HR. Hakim).
2. Menjaga lisan

"Lidah dan dua buah bibir. Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan." (Al-Balad: 9-10). Lisan adalah raja atas semua anggota tubuh. Semua tunduk dan patuh kepadanya. Jika ia lurus, niscaya semua anggota tubuh ikut lurus.
Jika ia bengkok, maka bengkoklah semua anggota tubuh. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِذَا أَصْبَحَ ابْنُ آدَمَ فَإِنَّ الْأَعْضَاءَ كُلَّهَا تُكَفِّرُ اللِّسَانَ فَتَقُوْلُ: اِتَّقِ اللهَ فِيْنَا فَإِنَّمَا نَحْنُ بِكَ فَإِنِ اسْتَقَمْتَ اسْتَقَمْنَا وَإِنِ اعْوَجَجْتَ اِعْوَجَجْنَا.
"Apabila anak cucu Adam masuk waktu pagi hari, maka seluruh anggota badan tunduk kepada lisan, seraya berkata, 'Bertakwalah kepada Allah dalam menjaga hak-hak kami, karena kami mengikutimu, apabila kamu lurus, maka kami pun lurus, dan apabila kamu bengkok, maka kami pun bengkok'." (HR. at-Tirmidzi dan Ahmad).

Tidak seorang pun dapat selamat dari tergelincirnya lisan kecuali orang yang mau mengendalikannya dengan tali kekang syariat, sehingga lisannya tidak mengucapkan kecuali sesuatu yang memberi manfaat di dunia dan akhirat. Ketika Aisyah berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, Gambaran bagaimanakah bahayanya dikala kurang pandai menjaga lisan. حَسْبُكَ مِنْ صَفِيَّةَ كَذَا وَكَذَا، تَعْنِيْ قَصِيْرَةً، فَقَالَ: لَقَدْ قُلْتِ كَلِمَةً لَوْ مُزِجَتْ بِمَاءِ الْبَحْرِ لَمَزَجَتْهُ. "Cukuplah bagi Anda bahwa Shafiyah itu orangnya begini, begini."
Maksudnya tubuhnya pendek. Maka Nabi bersabda kepadanya, "Engkau telah mengucapkan suatu perkataan yang bila dicampur dengan air laut niscaya dia akan merubahnya." (HR. Abu Dawud). ASTAGHFIRULLOH...
Begitu mengerikannya gambaran akibat dosa bila sahabat Muslimah kurang pandai menjaga lisan ini.

3. Menjaga perilaku

Barangsiapa yang bersungguh-sungguh menundukkan hawa nafsunya untuk bisa berhias diri dengan sifat-sifat keutamaan, serta menundukkannya untuk menyingkirkan akhlak-akhlak yang tercela niscaya dia akan mendapatkan banyak kebaikan dan akan tersingkir darinya kejelekan-kejelekan. Akhlak ada yang didapatkan secara bawaan dan ada pula yang dimiliki setelah melatih diri dan membiasakannya.

Mujahadah tidaklah cukup sekali atau dua kali, namun ia harus dilakukan sepanjang hayat hingga menjelang kematiannya. Allah tabaraka wa ta’ala berfirman yang artinya, “Sembahlah Rabbmu hingga datang kematian kepadamu.” (QS. Al Hijr: 99). Kesungguh-sungguhan akan banyak berguna di dalam upaya untuk mendapatkan hal ini.
Sebab kemuliaan akhlak tergolong hidayah yang akan diperoleh oleh seseorang dengan jalan bersungguh-sungguh dalam mendapatkannya. Allah ‘azza wa jalla berfirman yang artinya, “Orang-orang yang bersungguh-sungguh di jalan Kami maka akan Kami mudahkan untuknya jalan-jalan menuju keridhaan Kami. Dan sesungguhnya Allah pasti bersama orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al ‘Ankabut: 69).


Diantara karakter yang muncul dari buah dalam menjaga diri sebagai Muslimah adalah:

           a. Wanita yang taat Wanita muslimah selalu menjaga ketaatan kepada suaminya

Seiya sekata, sayang kepadanya, mengajaknya kepada kebaikan, menasihatinya, memelihara kesejahteraannya, tidak mengeraskan suara dan perkataan kepadanya, serta tidak menyakiti hatinya. Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. (Annisa:34) Adapun bagaimana kedudukan seorang suami dihadapan seorang istri telah digambarkan Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam. Dari Abu Huraira ra, Nabi SAW.
Bersabda : “ Sekiranya aku boleh menyuruh seseorang sujud kepada orang lain, tentu aku akan menyuruh seorang istri sujud kepada suaminya. “ ( HR. Tirmidzi ) Istri diwajibkan mentaati suaminya selama perintah-perintah itu benar atau Bukan dalam kemaksiyatan, maka istri wajib menta’atinya.

          b. Senantiasa bertaubatnya Manusia tidak ada yang bisa lepas dari kesalahan maupun dosa

Apa lagi kita sebagai muslimah yang telah menjadi fitrah kita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: كُلُّ بَنِي آدَم خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ “Setiap anak Adam melakukan kesalahan dan sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan adalah orang-orang yang bertaubat”. (Hasan. Riwayat Ahmad) Dengan senantiasa bertaubat kepada Allah inilah sebagai gerbang bagi Sahabat Muslimah untuk selalu bermuhasabah. Dan dengan muhasabah lah akan terjadi peningkatan dan koreksi atas apa yang telah kita lakukan. Sehingga kita menjadi muslimah yang semakin baik dan lebih baik lagi.

          c. Menjadikan segala aktrifitas bernilai ibadah Salah satu ciri muslimah sejati yaitu dikala sang suami meninggalkannya tidak ada rasa was-was ataupun khawatir.

Hal itu terjadi karena sang suami yakin bahwa istri yang ditinggalkannya akan teguh menjaga kehormatan dirinya karena telah memahami betul bahayanya berkhalwat. Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, artinya: “Tidaklah seorang wanita itu berkhalwat dengan seorang laki-laki, kecuali setan menjadi pihak ketiganya” (Riwayat Ahmad) Sang istri juga senantiasa menjaga amanahnya dan senantiasa memanfaatkan segala rizqi yang telah diberikannya bernilai ibadah. Ini terjadi karena Sahabat Muslimah memahami betul bahwa Ridho Allah lah satu satunya tujuan dalam hidupnya.

          d. Mendidik anak-anaknya dengan kasih sayang Wanita muslimah adalah wanita yang mendidik anak-anaknya

Untuk taat kepada Allah Subhaanahu wata’ala, mengajarkan kepada mereka aqidah yang benar, menanamkan ke dalam hati mereka perasaan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya menjauhkan mereka dari segala jenis kemaksiatan dan perilaku tercela.
Allah berfirman, artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim:6)

         e. Mengatur waktu agar tidak terbuang sia-sia.

Wanita muslimah sholihah selalu menjaga waktunya agar tidak terbuang sia-sia, baik siang hari atau malamnya. Maka dia menjauhkan diri dari segala aktrifitas yang kurang bermanfaat.

4.Berpakaian/Berhijab

Wanita muslimah adalah yang menjaga hijabnya dengan rasa senang hati. Sehingga dia tidak keluar kecuali dalam keadaan berhijab rapi, mencari perlindungan Allah dan bersyukur kepadaNya atas kehormatan yang diberikan dengan adanya hukum hijab ini, dimana Allah Subhanahu wata’ala menginginkan kesucian baginya dengan hijab tersebut.
Allah berfirman: Artinya: “Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab:59) Berhijab bukan hanya secara fisik semata, tetapi lebih dari itu. Hijab hati adalah penting bagi muslimah agar terpancar inner beauty yang anggun.

Dengan menjaga hati, menjaga sikap dan perilaku agar tidak membuat orang lain sakit hati. Selalu berkhusnudzon dan memahami orang lain sebelum kita menuntut untuk dipahami oleh orang lain adalah hal yang harus kita biasakan dalam kehidupan sehari-hari.


Semoga Allah senantiasa menjadikan seluruh Sahabat Muslimah menjadi muslimah Sholihah.. Aamiin....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa tinggalkan pesan, kritik dan sarannya.. Makasih ^_^