Terkadang kita mendengar kata Sholihah, dan tak jarang para
akhwat berdoa, “Ya Allah… Jadikan aku wanita yang sholihah, yang baik dari
yang terbaik. Dan karuniakan aku pendamping yang baik dalam mendapatkan sesuatu
yang terbaik dariMu. Amiin”
Mungkin Sabahat Muslimah juga bisa berdoa demikian juga kan?
Untuk kesekian kalinya kupanjatkan do’a itu dalam sujud panjangku. Aku berharap
Allah selalu menjaga diriku, agar aku bisa menjadi muslimah yang taat,
istiqomah dan terlindung dari segala fitnah dunia yang akan menyesatkan
jalanku.
Menjadi wanita sholihah adalah sebuah pilihan yang memerlukan
perjuangan dan keteguhan hati agar tidak berpaling dari jalanNya. Sebagaimana
kita semua telah mengetahui bahwa wanita sholihah merupakan salah satu nikmat
dunia.
Namun sering kita bertanya dalam hati, siapakah
wanita sholihah itu dan bagaimanapula ciri-cirinya?
1. Menundukkan pandangan
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ Artinya:
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci
bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.”
(An-Nur: 30)
Dalam kaidah syar'i disaat laki-laki yang diseru maka secara
otomatis muslimah pun ikut didalamnya. Pun termasuk dalam perintah menundukkan
pandangan ini.
Ghaddul
bashar adalah menundukkan atau menjaga pandangan, sehingga pandangan tertuju ke
tanah, tidak diangkat ke atas. Maksudnya adalah menghindarkan pandangan dari
menikmati yang bukan mahram beserta perhiasan-perhiasannya. Subhanalloh...
Ternyata menundukkan atau menjaga pandangan merupakan salah satu karakter
bidadari. وَعِنْدَهُمْ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ عِينٌ
Artinya: “Di sisi mereka ada
bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita matanya.”
(Ash-Shaffat:48) Alasan dari hadits tersebut dijelaskan pada hadits yang lain.
“Pandangan mata adalah panah beracun di antara panah-panah iblis. Barangsiapa
meninggalkannya karena takut kepada-Ku maka Aku ganti dengan keimanan yang
dirasakan manis dalam hatinya.” (HR. Hakim).
2. Menjaga lisan
"Lidah dan dua buah bibir. Dan Kami telah menunjukkan
kepadanya dua jalan." (Al-Balad: 9-10).
Lisan adalah raja atas semua anggota tubuh.
Semua tunduk dan patuh kepadanya. Jika ia lurus, niscaya semua anggota tubuh
ikut lurus.
Jika ia bengkok, maka bengkoklah semua anggota tubuh. Nabi
Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِذَا أَصْبَحَ ابْنُ آدَمَ فَإِنَّ الْأَعْضَاءَ كُلَّهَا تُكَفِّرُ اللِّسَانَ فَتَقُوْلُ: اِتَّقِ اللهَ فِيْنَا فَإِنَّمَا نَحْنُ بِكَ فَإِنِ اسْتَقَمْتَ اسْتَقَمْنَا وَإِنِ اعْوَجَجْتَ اِعْوَجَجْنَا.
"Apabila anak cucu Adam masuk waktu pagi hari, maka
seluruh anggota badan tunduk kepada lisan, seraya berkata, 'Bertakwalah kepada
Allah dalam menjaga hak-hak kami, karena kami mengikutimu, apabila kamu lurus,
maka kami pun lurus, dan apabila kamu bengkok, maka kami pun bengkok'."
(HR. at-Tirmidzi dan Ahmad).
Tidak seorang pun dapat selamat dari tergelincirnya lisan
kecuali orang yang mau mengendalikannya dengan tali kekang syariat, sehingga
lisannya tidak mengucapkan kecuali sesuatu yang memberi manfaat di dunia dan
akhirat. Ketika Aisyah berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, Gambaran
bagaimanakah bahayanya dikala kurang pandai menjaga lisan. حَسْبُكَ مِنْ صَفِيَّةَ كَذَا وَكَذَا، تَعْنِيْ قَصِيْرَةً، فَقَالَ: لَقَدْ قُلْتِ كَلِمَةً لَوْ مُزِجَتْ بِمَاءِ الْبَحْرِ لَمَزَجَتْهُ.
"Cukuplah bagi Anda bahwa Shafiyah itu orangnya begini, begini."
Maksudnya tubuhnya pendek. Maka Nabi bersabda kepadanya,
"Engkau telah mengucapkan suatu perkataan yang bila dicampur dengan air
laut niscaya dia akan merubahnya." (HR. Abu Dawud).
ASTAGHFIRULLOH...
Begitu mengerikannya gambaran akibat dosa bila sahabat
Muslimah kurang pandai menjaga lisan ini.
3. Menjaga perilaku
Barangsiapa yang bersungguh-sungguh menundukkan hawa nafsunya
untuk bisa berhias diri dengan sifat-sifat keutamaan, serta menundukkannya
untuk menyingkirkan akhlak-akhlak yang tercela niscaya dia akan mendapatkan
banyak kebaikan dan akan tersingkir darinya kejelekan-kejelekan. Akhlak ada
yang didapatkan secara bawaan dan ada pula yang dimiliki setelah melatih diri
dan membiasakannya.
Mujahadah tidaklah cukup sekali atau dua kali, namun ia harus
dilakukan sepanjang hayat hingga menjelang kematiannya. Allah tabaraka wa
ta’ala berfirman yang artinya, “Sembahlah Rabbmu hingga datang kematian
kepadamu.” (QS. Al Hijr: 99). Kesungguh-sungguhan akan banyak berguna di dalam
upaya untuk mendapatkan hal ini.
Sebab kemuliaan akhlak tergolong hidayah yang akan diperoleh
oleh seseorang dengan jalan bersungguh-sungguh dalam mendapatkannya. Allah
‘azza wa jalla berfirman yang artinya, “Orang-orang yang bersungguh-sungguh di
jalan Kami maka akan Kami mudahkan untuknya jalan-jalan menuju keridhaan Kami.
Dan sesungguhnya Allah pasti bersama orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al
‘Ankabut: 69).
Diantara karakter yang muncul dari buah dalam menjaga diri
sebagai Muslimah adalah:
a. Wanita yang taat Wanita muslimah selalu
menjaga ketaatan kepada suaminya
Seiya sekata, sayang kepadanya, mengajaknya kepada kebaikan,
menasihatinya, memelihara kesejahteraannya, tidak mengeraskan suara dan
perkataan kepadanya, serta tidak menyakiti hatinya. Kaum laki-laki itu adalah pemimpin
bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka
(laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki)
telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. (Annisa:34) Adapun bagaimana
kedudukan seorang suami dihadapan seorang istri telah digambarkan Rosululloh
Shollallohu Alaihi Wasallam. Dari Abu Huraira ra, Nabi SAW.
Bersabda : “ Sekiranya aku boleh menyuruh seseorang sujud
kepada orang lain, tentu aku akan menyuruh seorang istri sujud kepada suaminya.
“ ( HR. Tirmidzi ) Istri diwajibkan mentaati suaminya selama perintah-perintah
itu benar atau Bukan dalam kemaksiyatan, maka istri wajib menta’atinya.
b. Senantiasa bertaubatnya Manusia tidak ada yang
bisa lepas dari kesalahan maupun dosa
Apa lagi kita sebagai muslimah yang telah menjadi fitrah kita
diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok. Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wasallam bersabda: كُلُّ بَنِي آدَم خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ “Setiap
anak Adam melakukan kesalahan dan sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan
adalah orang-orang yang bertaubat”. (Hasan. Riwayat Ahmad) Dengan senantiasa
bertaubat kepada Allah inilah sebagai gerbang bagi Sahabat Muslimah untuk
selalu bermuhasabah. Dan dengan muhasabah lah akan terjadi peningkatan dan koreksi
atas apa yang telah kita lakukan. Sehingga kita menjadi muslimah yang semakin
baik dan lebih baik lagi.
c. Menjadikan segala aktrifitas bernilai ibadah
Salah satu ciri muslimah sejati yaitu dikala sang suami meninggalkannya tidak
ada rasa was-was ataupun khawatir.
Hal itu terjadi karena sang suami yakin bahwa istri yang
ditinggalkannya akan teguh menjaga kehormatan dirinya karena telah memahami
betul bahayanya berkhalwat. Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,
artinya: “Tidaklah seorang wanita itu berkhalwat dengan seorang laki-laki,
kecuali setan menjadi pihak ketiganya” (Riwayat Ahmad) Sang istri juga
senantiasa menjaga amanahnya dan senantiasa memanfaatkan segala rizqi yang
telah diberikannya bernilai ibadah. Ini terjadi karena Sahabat Muslimah
memahami betul bahwa Ridho Allah lah satu satunya tujuan dalam hidupnya.
d. Mendidik anak-anaknya dengan kasih sayang
Wanita muslimah adalah wanita yang mendidik anak-anaknya
Untuk taat kepada Allah Subhaanahu wata’ala, mengajarkan
kepada mereka aqidah yang benar, menanamkan ke dalam hati mereka perasaan cinta
kepada Allah dan Rasul-Nya menjauhkan mereka dari segala jenis kemaksiatan dan
perilaku tercela.
Allah berfirman, artinya: “Wahai orang-orang yang beriman,
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim:6)
e. Mengatur waktu agar tidak terbuang sia-sia.
Wanita muslimah sholihah selalu menjaga waktunya agar tidak
terbuang sia-sia, baik siang hari atau malamnya. Maka dia menjauhkan diri dari
segala aktrifitas yang kurang bermanfaat.
4.Berpakaian/Berhijab
Wanita
muslimah adalah yang menjaga hijabnya dengan rasa senang hati. Sehingga dia
tidak keluar kecuali dalam keadaan berhijab rapi, mencari perlindungan Allah
dan bersyukur kepadaNya atas kehormatan yang diberikan dengan adanya hukum
hijab ini, dimana Allah Subhanahu wata’ala menginginkan kesucian baginya dengan
hijab tersebut.
Allah berfirman: Artinya: “Hai Nabi, Katakanlah kepada
isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin:
“Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian
itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak di ganggu.
Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab:59)
Berhijab bukan hanya secara fisik semata, tetapi lebih dari itu. Hijab hati adalah
penting bagi muslimah agar terpancar inner beauty yang anggun.
Dengan menjaga hati, menjaga sikap dan perilaku agar tidak
membuat orang lain sakit hati. Selalu berkhusnudzon dan memahami orang lain
sebelum kita menuntut untuk dipahami oleh orang lain adalah hal yang harus kita
biasakan dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga Allah senantiasa menjadikan seluruh Sahabat Muslimah menjadi
muslimah Sholihah.. Aamiin....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan Lupa tinggalkan pesan, kritik dan sarannya.. Makasih ^_^