Jumat, 16 Januari 2015

Awas, Ini Dia Godaan untuk Keluarga

Membina keluarga sakinah mawaddah wa rahmah, keluarga yang harmonis, yang dilandasi dengan penuh cinta dan kasih sayang, merupakan dambaan semua umat Islam di dunia. Sebab, dari keluarga sakinah akan lahir generasi yang baik dan sholeh. Allah swt dengan tegas mengingatkan dalam firmannya pada Alquran surat

Ar-Ruum (30) ayat 21, ''Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian, itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.''
Untuk membina keluarga yang sakinah, menurut ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat KH Harfidz Usman, sekarang ini memang bukanlah hal mudah. Hal itu, kata ulama asal Menes Banten ini, karena godaan kehidupan dunia yang dihadapi masyarakat sekarang ini cenderung begitu beragam. ''Sekarang ini, godaan demi godaan terus menghantui kita. Dari godaan yang kita lihat secara nyata di depan mata, atau pun godaan secara visual di televisi. Secara umum diakui, orang yang paling mudah tergoda adalah perempuan,'' tandas kyai Hafidz.

Keharmonisan keluarga, sambung Kiai Hafidz, kadang terganggu oleh hal-hal yang sepele. Semisalnya adanya komunikasi yang kurang baik antara suami dan istri. ''Gesekan seperti ini sering terjadi dalam sebuah rumah tangga. Hanya, karena tidak ada komunikasi yang baik, atau sebaliknya, di antara kedua belah pihak antara suami dan istri, tidak mampu meredam emosi sehingga terlontar komunikasi dan kata-kata yang kasar, sangat berdampak buruk terhadap keluarga mereka terutama anak-anak mereka,'' ia mengingatkan.

Karena itu, Kiai Hafidz Usman menyodorkan cara yang efektif untuk menjaga keutuhan sebuah keluarga. ''Cara yang efektif untuk menjaga keutuhan keluarga adalah dengan menyelenggarakan shalat berjamaah, walaupun tidak mesti harus setiap waktu. Dengan adanya shalat berjamaah di dalam rumah tangga atau juga diisi makan bersama keluarga di dalam rumah tangga, keharmonisasn yang tercipta. Suami yang menjadi imam, istri dan anak yang menjadi makmum, akan timbul rasa kebersamaan yang tinggi. Shalat berjamaah merupakan tonggak membikin keluarga harmonis,'' ujarnya.

Pimpinan Pesantren Arafah Ciawi Bogor KH Anwar Sanusi mengungkapkan setidaknya ada tiga pondasi utama untuk membangun keluarga sakinah. Pertama qaulun ma'rufun (saling bicara baik). Hendaknya, dalam rumah tangga tercipta sebuah komunikasi, adanya pembicaraan yang baik antara suami dan istri, antara ayah, ibu dan anak. Suami tak pernah bertutur kata kasar kepada istri dan anaknya, istri tak pernah mengeluarkan kata-kata yang kasar kepada suami dan anak, begitu pun anak tidak pernah mengeluarkan kata-kata yang menyakiti kedua orang tuanya. Kondisi inilah yang membangun keluarga sakinah.

Pondasi kedua, adalah ta'muruna bil ma'ruf yakni selalu berusaha mengajak kepada kebaikan. “Suami selalu mengajak istri dan anaknya kepada hal-hal yang baik. Istri selalu cenderung untuk berbuat baik dan anak pun demikian,” tambahnya.


Pondasi ketiga adalah mu'syarah bil ma'ruf yakni saling berhubungan yang baik antara anggota rumah tangga. Jika ketiga fondasi ini bisa dilaksanakan dengan baik, insya Allah keharmonisan keluarga akan tercipta di setiap rumah tangga umat Islam,'' tandas kyai Anwar Sanusi seraya menambahkan, yang tak kalah pentingnya adalah bagaimana seorang ibu benar-benar menjadi tauladan dalam rumah tangga.

Ia lalu mengutip pernyataan seorang ulama terkemuka asal Mesir yang mengatakan Al-Ummu madrasatun, idzaa a'dadtaha a'dadta sya'ban thayyibal a'raq (Ibu itu bagaikan sekolah. Apabila dipersiapkan/dididik dengan baik, ia akan melahirkan generasi yang baik.. Kyai Sanusi sangat menyayangkan fakta menyebutkan 60 persen perceraian yang terjadi belakangan ini, atas inisiatif perempuan. ''Begitu perempuan memiliki karir dan ekonomi yang mapan, kadang merasa lebih dari suaminya. Lihat, bagaimana Khadijah kaya dan terkemuka, namun ia juga memiliki keimanan yang sangat tinggi, sangat patuh kepada sang suami,'' ujarnya.


֎֎֎


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa tinggalkan pesan, kritik dan sarannya.. Makasih ^_^

Jumat, 16 Januari 2015

Awas, Ini Dia Godaan untuk Keluarga

Membina keluarga sakinah mawaddah wa rahmah, keluarga yang harmonis, yang dilandasi dengan penuh cinta dan kasih sayang, merupakan dambaan semua umat Islam di dunia. Sebab, dari keluarga sakinah akan lahir generasi yang baik dan sholeh. Allah swt dengan tegas mengingatkan dalam firmannya pada Alquran surat

Ar-Ruum (30) ayat 21, ''Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian, itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.''
Untuk membina keluarga yang sakinah, menurut ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat KH Harfidz Usman, sekarang ini memang bukanlah hal mudah. Hal itu, kata ulama asal Menes Banten ini, karena godaan kehidupan dunia yang dihadapi masyarakat sekarang ini cenderung begitu beragam. ''Sekarang ini, godaan demi godaan terus menghantui kita. Dari godaan yang kita lihat secara nyata di depan mata, atau pun godaan secara visual di televisi. Secara umum diakui, orang yang paling mudah tergoda adalah perempuan,'' tandas kyai Hafidz.

Keharmonisan keluarga, sambung Kiai Hafidz, kadang terganggu oleh hal-hal yang sepele. Semisalnya adanya komunikasi yang kurang baik antara suami dan istri. ''Gesekan seperti ini sering terjadi dalam sebuah rumah tangga. Hanya, karena tidak ada komunikasi yang baik, atau sebaliknya, di antara kedua belah pihak antara suami dan istri, tidak mampu meredam emosi sehingga terlontar komunikasi dan kata-kata yang kasar, sangat berdampak buruk terhadap keluarga mereka terutama anak-anak mereka,'' ia mengingatkan.

Karena itu, Kiai Hafidz Usman menyodorkan cara yang efektif untuk menjaga keutuhan sebuah keluarga. ''Cara yang efektif untuk menjaga keutuhan keluarga adalah dengan menyelenggarakan shalat berjamaah, walaupun tidak mesti harus setiap waktu. Dengan adanya shalat berjamaah di dalam rumah tangga atau juga diisi makan bersama keluarga di dalam rumah tangga, keharmonisasn yang tercipta. Suami yang menjadi imam, istri dan anak yang menjadi makmum, akan timbul rasa kebersamaan yang tinggi. Shalat berjamaah merupakan tonggak membikin keluarga harmonis,'' ujarnya.

Pimpinan Pesantren Arafah Ciawi Bogor KH Anwar Sanusi mengungkapkan setidaknya ada tiga pondasi utama untuk membangun keluarga sakinah. Pertama qaulun ma'rufun (saling bicara baik). Hendaknya, dalam rumah tangga tercipta sebuah komunikasi, adanya pembicaraan yang baik antara suami dan istri, antara ayah, ibu dan anak. Suami tak pernah bertutur kata kasar kepada istri dan anaknya, istri tak pernah mengeluarkan kata-kata yang kasar kepada suami dan anak, begitu pun anak tidak pernah mengeluarkan kata-kata yang menyakiti kedua orang tuanya. Kondisi inilah yang membangun keluarga sakinah.

Pondasi kedua, adalah ta'muruna bil ma'ruf yakni selalu berusaha mengajak kepada kebaikan. “Suami selalu mengajak istri dan anaknya kepada hal-hal yang baik. Istri selalu cenderung untuk berbuat baik dan anak pun demikian,” tambahnya.


Pondasi ketiga adalah mu'syarah bil ma'ruf yakni saling berhubungan yang baik antara anggota rumah tangga. Jika ketiga fondasi ini bisa dilaksanakan dengan baik, insya Allah keharmonisan keluarga akan tercipta di setiap rumah tangga umat Islam,'' tandas kyai Anwar Sanusi seraya menambahkan, yang tak kalah pentingnya adalah bagaimana seorang ibu benar-benar menjadi tauladan dalam rumah tangga.

Ia lalu mengutip pernyataan seorang ulama terkemuka asal Mesir yang mengatakan Al-Ummu madrasatun, idzaa a'dadtaha a'dadta sya'ban thayyibal a'raq (Ibu itu bagaikan sekolah. Apabila dipersiapkan/dididik dengan baik, ia akan melahirkan generasi yang baik.. Kyai Sanusi sangat menyayangkan fakta menyebutkan 60 persen perceraian yang terjadi belakangan ini, atas inisiatif perempuan. ''Begitu perempuan memiliki karir dan ekonomi yang mapan, kadang merasa lebih dari suaminya. Lihat, bagaimana Khadijah kaya dan terkemuka, namun ia juga memiliki keimanan yang sangat tinggi, sangat patuh kepada sang suami,'' ujarnya.


֎֎֎


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa tinggalkan pesan, kritik dan sarannya.. Makasih ^_^