Satu
pelajaran lagi dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah tentang masalah iman mengenai
tanda cinta pada Allah. Beliau, Abul ‘Abbas Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan,
حَبُّ اللَّهِ وَرَسُولِهِ مَوْجُودٌ
فِي قَلْبِ كُلِّ مُؤْمِنٍ لَا يُمْكِنُهُ دَفْعُ ذَلِكَ مِنْ قَلْبِهِ إذَا كَانَ
مُؤْمِنًا . وَتَظْهَرُ عَلَامَاتُ حُبِّهِ لِلَّهِ وَلِرَسُولِهِ إذَا أَخَذَ
أَحَدٌ يَسُبُّ الرَّسُولَ وَيَطْعَنُ عَلَيْهِ أَوْ يَسُبُّ اللَّهَ وَيَذْكُرُهُ
بِمَا لَا يَلِيقُ بِهِ . فَالْمُؤْمِنُ يَغْضَبُ لِذَلِكَ أَعْظَمَ مِمَّا
يَغْضَبُ لَوْ سُبَّ أَبُوهُ وَأُمُّهُ
Cinta pada
Allah dan Rasul-Nya telah ada dalam hati setiap orang beriman. Tidak mungkin
seseorang menghilangkan rasa cinta tersebut jika memang ia adalah orang yang
beriman. Tanda cinta pada Allah dan Rasul-Nya begitu nampak jika ada seseorang
yang mencela Rasul dan menjelek-jelekkannya, atau ada orang yang mencaci maki
Allah atau menyebut tentang Allah dengan sesuatu yang tidak pantas.
Maka orang
beriman akan benci dengan hal-hal tadi. Kebenciannya tersebut lebih
besar dari kebenciannya ketika ayah atau ibunya dicacimaki.
Sumber: Majmu’ Al
Fatawa, Ibnu Taimiyah, Darul Wafa’, 16/343.
Silakan
renungkan baik-baik nasehat di atas. Apakah sudah benar-benar kita telah
mencintai Allah dan Rasul-Nya dengan memiliki tanda yang beliau rahimahullah
sebutkan. Jika Allah dan Rasul-Nya dilecehkan dan direndahkan atau diperlakukan
dengan tidak layak, malah kita adem ayem dan tidak ada rasa benci sama sekali,
maka tanda cinta pada Allah dan Rasul-Nya tersebut yang patut ditanyakan. Sudah
benarkah seperti itu?
Semoga
menjadi bahan renungan yang berharga.
֎֎֎
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan Lupa tinggalkan pesan, kritik dan sarannya.. Makasih ^_^