Sabtu, 03 Januari 2015

Faedah Tauhid (4), Rahmat Allah Mendahului Murka-Nya

Rahmat Allah mengalahkan murka-Nya. Ini adalah berita gembira bagi hamba yang penuh dosa agar tidak berputus asa dari rahmat Allah. Rahmat Allah begitu luas bagi pelaku dosa yang dapat kita ambil dari nama Allah Al ‘Afwu (Maha Pemaaf) dan Al Ghofur (Maha Pengampun). Jadi janganlah berputus asa dan segeralah bertaubat.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ « لَمَّا خَلَقَ اللَّهُ الْخَلْقَ كَتَبَ فِى كِتَابِهِ – هُوَ يَكْتُبُ عَلَى نَفْسِهِ ، وَهْوَ وَضْعٌ عِنْدَهُ عَلَى الْعَرْشِ – إِنَّ رَحْمَتِى تَغْلِبُ غَضَبِى »

Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata, “Tatkala Allah menciptakan makhluk-Nya, Dia menulis dalam kitab-Nya, yang kitab itu terletak di sisi-Nya di atas ‘Arsy, “Sesungguhnya rahmat-Ku lebih mengalahkan kemurkaan-Ku.” (HR. Bukhari no. 7404 dan Muslim no. 2751).

Hadits ini adalah hadits yang amat mulia yang berisi kumpulan sifat-sifat Allah yang diselisihi oleh para penentang sifat Allah (mu’attilah). Sifat Allah yang ditentang adalah sifat menetap tinggi di atas ‘Arsy, sifat kitabah (menulis), sifat rahmat,  dan sifat ghodob (marah).  Padahal seluruh sifat tadi didukung oleh dalil Al Qur’an dan hadits serta ijma’ para ulama salaf. Dalil yang mendukung adalah,

كَتَبَ رَبُّكُمْ عَلَى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ

“Rabbmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang (rahmat)” (QS. Al An’am: 54). Ayat ini menunjukkan sifat kitabah dan sifat rahmat bagi Allah.

يَخَافُونَ رَبَّهُمْ مِنْ فَوْقِهِمْ

Mereka takut kepada Rabb mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).” (QS. An Nahl: 50). Ayat ini menunjukkan sifat fauqiyah bahwa Allah berada di atas seluruh makhluk-Nya.

الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى
“(Yaitu) Rabb Yang Maha Pemurah. Yang menetap tinggi di atas ‘Arsy” (QS. Thoha: 5).
وَرَبُّكَ الْغَفُورُ ذُو الرَّحْمَةِ
Dan Rabbmulah yang Maha Pengampun, lagi mempunyai rahmat.” (QS. Al Kahfi: 58).
Dalam kitab musnad dan sunan disebutkan lafazh hadits,
كَتَبَ بِيَدِهِ
Allah menulis dengan tangan-Nya.” (HR. Tirmidzi no. 3543, Ibnu Majah no. 4295 dan Ahmad 2: 433, shahih)

Dalam lafazh Muslim terdapat lafazh,

لَمَّا قَضَى اللَّهُ الْخَلْقَ كَتَبَ فِى كِتَابِهِ عَلَى نَفْسِهِ فَهُوَ مَوْضُوعٌ عِنْدَهُ إِنَّ رَحْمَتِى تَغْلِبُ غَضَبِى
Tatkala Allah menciptakan makhluk-Nya, Dia menulis dalam kitab-Nya, yang kitab itu terletak di sisi-Nya, “Sesungguhnya rahmat-Ku lebih mengalahkan kemurkaan-Ku” (HR. Muslim no. 2751).

Beberapa faedah dari hadits di atas:
1. Alam ini memiliki awal. Yang dimaksud dengan makhluk yang disebutkan dalam hadits di atas adalah langit, bumi dan seluruh makhluk yang berada di antara keduanya yang diciptakan Allah dalam waktu enam hari.

2. Sesungguhnya alam itu diciptakan dan sesuatu yang baru, bukan sesuatu yang tanpa berawal atau muncul bersamaan dengan keberadaan Allah sebagaimana anggapan kalangan filsafat.

3. Kitabah (menulis) adalah di antara perbuatan Allah. Kitabah memiliki dua makna: (1) ijaab (mengabulkan) dan (2) menulis dengan tangan dan pena.

4. Allah mewajibkan sesuatu pada diri-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Sebagaimana Allah mengharamkan sesuatu pada diri-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Namun tidak ada seorang pun yang mewajibkan atau mengharamkan sesuatu bagi Allah. Hal ini mengandung faedah:

5. Bantahan terhadap Asya’iroh yang berkata bahwa Allah tidaklah mewajibkan sesuatu pada diri-Nya.

6. Menetapkan sifat nafs (diri) bagi Allah sebagai sifat dzatiyah.

7. Allah memiliki sifat fouqiyah pada Allah (yaitu Allah berada di atas seluruh makhluk-Nya) dan sifat istiwa’ (menetap tinggi di atas ‘Arsy) bagi Allah.

8. Allah memiliki kitab yang berisi, “Sesungguhnya rahmat-Ku lebih mengalahkan kemurkaan-Ku.”

9. Kitab tadi berada di atas ‘Arsy.

10. Allah memiliki sifat rahmat.

11. Allah memiliki sifat ghodob (marah).

12. Rahmat Allah mengalahkan murka-Nya.

13. Rahmat Allah mengalahkan murka-Nya dibuktikan dengan nama Allah Al ‘Afwu (Maha Pemaaf), Al Ghofur (Maha Pengampun), At Tawwab (Maha Penerima Taubat) di mana Allah begitu pemaaf, begitu mengampuni dosa-dosa hamba dan menerima taubat mereka.

14. Rahmat (sifat penyayang) merupakan lawan dari sifat ghodob (marah), ridho lawan dari sifat sakhoth(murka), sebagaimana hal ini ditunjukkan dalam berbagai ayat Al Qur’an di antaranya:
أَفَمَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَ اللَّهِ كَمَنْ بَاءَ بِسَخَطٍ مِنَ اللَّهِ وَمَأْوَاهُ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
Apakah orang yang mengikuti keridhaan Allah sama dengan orang yang kembali membawa kemurkaan (yang besar) dari Allah dan tempatnya adalah Jahannam? Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. Ali Imran: 162).

Juga ditunjukkan dalam hadits,
اللَّهُمَّ أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ
Ya Allah, aku berlindung dengan ridho-Mu dari murka-Mu” (HR. Muslim no. 486).

15. Hadits di atas menunjukkan bahwa sifat harap mengalahkan rasa takut.

16. Sifat Allah itu bertingkat-tingkat.

17. Hadits di atas menunjukkan kabar gembira bagi orang-orang yang berbuat dosa, janganlah mereka berputus asa dari rahmat Allah.

18. Penetapan sifat ‘indi’ (sisi) bagi Allah yang menunjukkan tempat.

19. Hadits di atas menunjukkan bantahan bagi Jahmiyah dan Mu’tazilah serta yang mengikuti pemahaman mereka di mana mereka menolak berbagai sifat yang telah disebutkan dalam hadits ini.
Semakin merenungi nama dan sifat Allah, semakin hati ini menjadi tenang.

֎֎֎


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa tinggalkan pesan, kritik dan sarannya.. Makasih ^_^

Sabtu, 03 Januari 2015

Faedah Tauhid (4), Rahmat Allah Mendahului Murka-Nya

Rahmat Allah mengalahkan murka-Nya. Ini adalah berita gembira bagi hamba yang penuh dosa agar tidak berputus asa dari rahmat Allah. Rahmat Allah begitu luas bagi pelaku dosa yang dapat kita ambil dari nama Allah Al ‘Afwu (Maha Pemaaf) dan Al Ghofur (Maha Pengampun). Jadi janganlah berputus asa dan segeralah bertaubat.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ « لَمَّا خَلَقَ اللَّهُ الْخَلْقَ كَتَبَ فِى كِتَابِهِ – هُوَ يَكْتُبُ عَلَى نَفْسِهِ ، وَهْوَ وَضْعٌ عِنْدَهُ عَلَى الْعَرْشِ – إِنَّ رَحْمَتِى تَغْلِبُ غَضَبِى »

Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata, “Tatkala Allah menciptakan makhluk-Nya, Dia menulis dalam kitab-Nya, yang kitab itu terletak di sisi-Nya di atas ‘Arsy, “Sesungguhnya rahmat-Ku lebih mengalahkan kemurkaan-Ku.” (HR. Bukhari no. 7404 dan Muslim no. 2751).

Hadits ini adalah hadits yang amat mulia yang berisi kumpulan sifat-sifat Allah yang diselisihi oleh para penentang sifat Allah (mu’attilah). Sifat Allah yang ditentang adalah sifat menetap tinggi di atas ‘Arsy, sifat kitabah (menulis), sifat rahmat,  dan sifat ghodob (marah).  Padahal seluruh sifat tadi didukung oleh dalil Al Qur’an dan hadits serta ijma’ para ulama salaf. Dalil yang mendukung adalah,

كَتَبَ رَبُّكُمْ عَلَى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ

“Rabbmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang (rahmat)” (QS. Al An’am: 54). Ayat ini menunjukkan sifat kitabah dan sifat rahmat bagi Allah.

يَخَافُونَ رَبَّهُمْ مِنْ فَوْقِهِمْ

Mereka takut kepada Rabb mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).” (QS. An Nahl: 50). Ayat ini menunjukkan sifat fauqiyah bahwa Allah berada di atas seluruh makhluk-Nya.

الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى
“(Yaitu) Rabb Yang Maha Pemurah. Yang menetap tinggi di atas ‘Arsy” (QS. Thoha: 5).
وَرَبُّكَ الْغَفُورُ ذُو الرَّحْمَةِ
Dan Rabbmulah yang Maha Pengampun, lagi mempunyai rahmat.” (QS. Al Kahfi: 58).
Dalam kitab musnad dan sunan disebutkan lafazh hadits,
كَتَبَ بِيَدِهِ
Allah menulis dengan tangan-Nya.” (HR. Tirmidzi no. 3543, Ibnu Majah no. 4295 dan Ahmad 2: 433, shahih)

Dalam lafazh Muslim terdapat lafazh,

لَمَّا قَضَى اللَّهُ الْخَلْقَ كَتَبَ فِى كِتَابِهِ عَلَى نَفْسِهِ فَهُوَ مَوْضُوعٌ عِنْدَهُ إِنَّ رَحْمَتِى تَغْلِبُ غَضَبِى
Tatkala Allah menciptakan makhluk-Nya, Dia menulis dalam kitab-Nya, yang kitab itu terletak di sisi-Nya, “Sesungguhnya rahmat-Ku lebih mengalahkan kemurkaan-Ku” (HR. Muslim no. 2751).

Beberapa faedah dari hadits di atas:
1. Alam ini memiliki awal. Yang dimaksud dengan makhluk yang disebutkan dalam hadits di atas adalah langit, bumi dan seluruh makhluk yang berada di antara keduanya yang diciptakan Allah dalam waktu enam hari.

2. Sesungguhnya alam itu diciptakan dan sesuatu yang baru, bukan sesuatu yang tanpa berawal atau muncul bersamaan dengan keberadaan Allah sebagaimana anggapan kalangan filsafat.

3. Kitabah (menulis) adalah di antara perbuatan Allah. Kitabah memiliki dua makna: (1) ijaab (mengabulkan) dan (2) menulis dengan tangan dan pena.

4. Allah mewajibkan sesuatu pada diri-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Sebagaimana Allah mengharamkan sesuatu pada diri-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Namun tidak ada seorang pun yang mewajibkan atau mengharamkan sesuatu bagi Allah. Hal ini mengandung faedah:

5. Bantahan terhadap Asya’iroh yang berkata bahwa Allah tidaklah mewajibkan sesuatu pada diri-Nya.

6. Menetapkan sifat nafs (diri) bagi Allah sebagai sifat dzatiyah.

7. Allah memiliki sifat fouqiyah pada Allah (yaitu Allah berada di atas seluruh makhluk-Nya) dan sifat istiwa’ (menetap tinggi di atas ‘Arsy) bagi Allah.

8. Allah memiliki kitab yang berisi, “Sesungguhnya rahmat-Ku lebih mengalahkan kemurkaan-Ku.”

9. Kitab tadi berada di atas ‘Arsy.

10. Allah memiliki sifat rahmat.

11. Allah memiliki sifat ghodob (marah).

12. Rahmat Allah mengalahkan murka-Nya.

13. Rahmat Allah mengalahkan murka-Nya dibuktikan dengan nama Allah Al ‘Afwu (Maha Pemaaf), Al Ghofur (Maha Pengampun), At Tawwab (Maha Penerima Taubat) di mana Allah begitu pemaaf, begitu mengampuni dosa-dosa hamba dan menerima taubat mereka.

14. Rahmat (sifat penyayang) merupakan lawan dari sifat ghodob (marah), ridho lawan dari sifat sakhoth(murka), sebagaimana hal ini ditunjukkan dalam berbagai ayat Al Qur’an di antaranya:
أَفَمَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَ اللَّهِ كَمَنْ بَاءَ بِسَخَطٍ مِنَ اللَّهِ وَمَأْوَاهُ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
Apakah orang yang mengikuti keridhaan Allah sama dengan orang yang kembali membawa kemurkaan (yang besar) dari Allah dan tempatnya adalah Jahannam? Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. Ali Imran: 162).

Juga ditunjukkan dalam hadits,
اللَّهُمَّ أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ
Ya Allah, aku berlindung dengan ridho-Mu dari murka-Mu” (HR. Muslim no. 486).

15. Hadits di atas menunjukkan bahwa sifat harap mengalahkan rasa takut.

16. Sifat Allah itu bertingkat-tingkat.

17. Hadits di atas menunjukkan kabar gembira bagi orang-orang yang berbuat dosa, janganlah mereka berputus asa dari rahmat Allah.

18. Penetapan sifat ‘indi’ (sisi) bagi Allah yang menunjukkan tempat.

19. Hadits di atas menunjukkan bantahan bagi Jahmiyah dan Mu’tazilah serta yang mengikuti pemahaman mereka di mana mereka menolak berbagai sifat yang telah disebutkan dalam hadits ini.
Semakin merenungi nama dan sifat Allah, semakin hati ini menjadi tenang.

֎֎֎


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa tinggalkan pesan, kritik dan sarannya.. Makasih ^_^