Kembali kita
lanjutkan pembahasan sebelumnya, yaitu renungan “Allah Maha Pemberi Rizki“.
Sebab
Bertambah dan Barokahnya Rizki
Takwa kepada
Allah adalah sebab utama rizki menjadi barokah.
Allah subhanahu
wa ta’ala menceritakan mengenai Ahli Kitab,
وَلَوْ أَنَّهُمْ أَقَامُوا
التَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِمْ مِنْ رَبِّهِمْ لَأَكَلُوا
مِنْ فَوْقِهِمْ وَمِنْ تَحْتِ أَرْجُلِهِمْ مِنْهُمْ أُمَّةٌ مُقْتَصِدَةٌ
وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ سَاءَ مَا يَعْمَلُونَ
“Dan
sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan Injil dan (Al
Quran) yang diturunkan kepada mereka dari Rabbnya, niscaya mereka akan mendapat
makanan dari atas dan dari bawah kaki mereka. Di antara mereka ada golongan
yang pertengahan. dan Alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan
mereka.” (QS. Al Maidah: 66)
Dalam ayat
lain, Allah Ta’ala berfirman,
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ القُرَى
آَمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ
وَالأَرْضِ
“Jikalau
sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.” (QS. Al A’rof: 96)
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ
يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا , وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Barangsiapa
bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluark, dan
memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath Tholaq:
2-3)
وَأَنْ لَوِ اسْتَقَامُوا
عَلَى الطَّرِيقَةِ لَأَسْقَيْنَاهُمْ مَاءً غَدَقًا
“Dan
bahwasanya jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam),
benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezki yang
banyak).” (QS. Al Jin: 16)
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ
“Dan (ingatlah
juga), tatkala Rabbmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti
Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.” (QS. Ibrahim: 7)
Sebab
Berkurang dan Hilangnya Barokah Rizki
Kebalikan
dari di atas, rizki bisa berkurang dan hilang barokahnya karena maksiat dan
dosa. Mungkin saja hartanya banyak, namun hilang barokah atau
kebaikannya. Karena rizki dari Allah tentu saja diperoleh dengan ketaatan.
Allah Ta’ala berfirman,
ظَهَرَ الفَسَادُ فِي البَرِّ
وَالبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي
عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah
nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar Rum:
41). Yang dimaksudkan kerusakan di sini—kata sebagian ulama– adalah
kekeringan, paceklik, hilangnya barokah (rizki). Ibnu ‘Abbas radhiyallahu
‘anhuma berkata, “Yang dimaksudkan kerusakan di sini adalah hilangnya
barokah (rizki) karena perbuatan hamba. Ini semua supaya mereka kembali pada
Allah dengan bertaubat.” Sedangkan yang dimaksud dengan kerusakan di laut
adalah sulitnya mendapat buruan di laut. Kerusakan ini semua bisa terjadi
karena dosa-dosa manusia.
Yang
Penting Berusaha dan Tawakkal
Keimanan
yang benar rizki bukan hanya dinanti-nanti. Kita bukan menunggu ketiban rizki
dari langit. Tentu saja harus ada usaha dan tawakkal, yaitu bersandar pada
Allah. Dari Umar bin Al Khoththob radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ
عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو
خِمَاصاً وَتَرُوحُ بِطَاناً
“Seandainya
kalian betul-betul bertawakkal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian
rizki sebagaimana burung mendapatkan rizki. Burung tersebut pergi pada pagi
hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang.
Ibnu ‘Allan
mengatakan bahwa As Suyuthi mengatakan, “Al Baihaqi mengatakan dalam Syu’abul
Iman:
Hadits ini bukanlah
dalil untuk duduk-duduk santai, enggan melakukan usaha untuk memperoleh rizki.
Bahkan hadits ini merupakan dalil yang memerintahkan untuk mencari rizki karena
burung tersebut pergi di pagi hari untuk mencari rizki. Jadi, yang dimaksudkan
dengan hadits ini –wallahu a’lam-: Seandainya mereka bertawakkal pada Allah
Ta’ala dengan pergi dan melakukan segala aktivitas dalam mengais rizki,
kemudian melihat bahwa setiap kebaikan berada di tangan-Nya dan dari sisi-Nya,
maka mereka akan memperoleh rizki tersebut sebagaimana burung yang pergi pagi
hari dalam keadaan lapar, kemudian kembali dalam keadaan kenyang. Namun
ingatlah bahwa mereka tidak hanya bersandar pada kekuatan, tubuh, dan usaha
mereka saja, atau bahkan mendustakan yang telah ditakdirkan baginya. Karena ini
semua adanya yang menyelisihi tawakkal.”
Rizki
yang Paling Mulia
Sebagian
kita menyangka bahwa rizki hanyalah berputar pada harta dan makanan. Setiap
meminta dalam do’a mungkin saja kita berpikiran seperti itu. Perlu kita ketahui
bahwa rizki yang paling besar yang Allah berikan pada hamba-Nya adalah surga (jannah).
Inilah yang Allah janjikan pada hamba-hamba-Nya yang sholeh. Surga adalah
nikmat dan rizki yang tidak pernah disaksikan oleh mata, tidak pernah didengar
oleh telinga, dan tidak pernah tergambarkan dalam benak pikiran. Setiap rizki
yang Allah sebutkan bagi hamba-hamba-Nya, maka umumnya yang dimaksudkan adalah
surga itu sendiri. Hal ini sebagaimana maksud dari firman Allah Ta’ala,
لِيَجْزِيَ الَّذِينَ آَمَنُوا
وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
“Supaya
Allah memberi Balasan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang
saleh. mereka itu adalah orang-orang yang baginya ampunan dan rezki yang mulia.”
(QS. Saba’: 4)
وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللهِ وَيَعْمَلْ
صَالِحًا يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ
فِيهَا أَبَدًا قَدْ أَحْسَنَ اللهُ لَهُ رِزْقًا
“Dan
barangsiapa beriman kepada Allah dan mengerjakan amal yang saleh niscaya Allah
akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya Allah
memberikan rezki yang baik kepadanya.” (QS. Ath Tholaq: 11)
Jika setiap
kita memahami hal ini, yang Allah satu-satunya pemberi rizki dan sungguh Allah
benar-benar yang terbaik bagi kita, maka tentu saja kita tidak akan
menggantungkan hati pada selain Allah untuk melariskan bisnis. Allah Ta’ala
sungguh benar-benar Maha Mencukupi. Allah Maha Mengetahui manakah yang terbaik
untuk hamba-Nya, sehingga ada yang Dia jadikan kaya dan miskin. Setiap hamba
tidak perlu bersusah payah mencari solusi rizki dengan meminta dan
menggantungkan hati pada selain-Nya. Tidak perlu lagi bergantung pada jimat dan
penglaris. Gantilah dengan banyak memohon dan meminta kemudahan rizki dari
Allah.
֎֎֎
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan Lupa tinggalkan pesan, kritik dan sarannya.. Makasih ^_^