Minggu, 04 Januari 2015

BOROS

Perliku tabdzir (boros) sendiri dalam Islam disebut sebagai saudara syaithan; yang mana syaithan adalah salah satu makhluk Allah Ta’ala yang sangat kufur, hingga kita seharusnya senantiasa berlindung kepada Allah dari sifat tabdzir tersebut.

“...dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya,” (QS Al-Israa: 26-27).

Sahabat Ibnu Mas’ud Radhiyallahuanhu, ketika menjelaskan,

“Sungguh, pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan...” (QS Al-Israa: 27).

Beliau (Ibnu Masud Radhiyallahuanhu) mengatakan bahwa, “Hal ini merujuk pada sikap seseorang yang membelanjakan sesuatu secara berlebihan di saat yang tidak tepat,” (dalam Tafsir Ibnu Katsir).

Penjelasan senada juga terucap dari mulut mulia ulama besar Imam Mujahid yang berkata, “Jika seseorang membelanjakan semua hartanya untuk hal-hal yang tepat (secara syar’i), maka ia bukanlah seseorang yang boros. Namun jika ia membelanjakan sedikit saja hartanya di jalan kemaksiatan, maka ia adalah seorang yang boros,” (dalam Tafsir Ibnu Katsir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa tinggalkan pesan, kritik dan sarannya.. Makasih ^_^

Minggu, 04 Januari 2015

BOROS

Perliku tabdzir (boros) sendiri dalam Islam disebut sebagai saudara syaithan; yang mana syaithan adalah salah satu makhluk Allah Ta’ala yang sangat kufur, hingga kita seharusnya senantiasa berlindung kepada Allah dari sifat tabdzir tersebut.

“...dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya,” (QS Al-Israa: 26-27).

Sahabat Ibnu Mas’ud Radhiyallahuanhu, ketika menjelaskan,

“Sungguh, pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan...” (QS Al-Israa: 27).

Beliau (Ibnu Masud Radhiyallahuanhu) mengatakan bahwa, “Hal ini merujuk pada sikap seseorang yang membelanjakan sesuatu secara berlebihan di saat yang tidak tepat,” (dalam Tafsir Ibnu Katsir).

Penjelasan senada juga terucap dari mulut mulia ulama besar Imam Mujahid yang berkata, “Jika seseorang membelanjakan semua hartanya untuk hal-hal yang tepat (secara syar’i), maka ia bukanlah seseorang yang boros. Namun jika ia membelanjakan sedikit saja hartanya di jalan kemaksiatan, maka ia adalah seorang yang boros,” (dalam Tafsir Ibnu Katsir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa tinggalkan pesan, kritik dan sarannya.. Makasih ^_^