Asal kita
termasuk dalam kalangan ahli tauhid, yaitu orang yang tidak mengerjakan
perbuatan syirik atau kalau sudah terjerumus dalam syirik lalu bertaubat, maka
pasti masuk surga. Inilah keutamaan orang yang menjauhi perbuatan syirik, baik
itu tradisi dan lainnya, maka pasti ia masuk surga apa pun amalnya, walaupun
juga ia ahli maksiat. Ini juga menunjukkan bahwa amalan tauhid bisa
menghapuskan berbagai dosa.
Dari ‘Ubadah
bin Ash Shomit, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
مَنْ شَهِدَ أَنْ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُولُهُ ، وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ وَكَلِمَتُهُ ،
أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ ، وَرُوحٌ مِنْهُ ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ
حَقٌّ ، أَدْخَلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ عَلَى مَا كَانَ مِنَ الْعَمَلِ
“Barangsiapa
bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah semata,
tidak ada sekutu bagi-Nya, juga bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan
Rasul-Nya; begitu juga bersaksi bahwa ‘Isa adalah hamba Allah dan Rasul-Nya,
serta kalimat-Nya (yaitu Allah menciptakan Isa dengan kalimat ‘kun’, -pen) yang
disampaikan pada Maryam dan ruh dari-Nya; juga bersaksi bahwa surga dan neraka
benar adanya; maka Allah akan memasukkan-Nya dalam surga apa pun amalnya.”
(HR. Bukhari no. 3435 dan Muslim no. 28)
Dalam lafazh
Muslim disebutkan,
أَدْخَلَهُ اللَّهُ مِنْ أَىِّ
أَبْوَابِ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةِ شَاءَ
“Allah
akan memasukkannya ke pintu surga mana saja dari delapan pintu yang ia suka.”
Maksud
hadits ‘ala maa kaana minal ‘amal terdapat dua makna:
1- Allah
akan memasukkannya ke dalam surga walaupun ia ahli maksiat dan penuh dosa
karena orang yang bertauhid (tidak berbuat syirik) pasti masuk surga.
2- Allah
akan memasukkannya dalam surga dan kedudukannya dalam surga tergantung amalnya.
Faedah
dari hadits di atas:
1- Keutamaan
tauhid dan tauhid bisa menghapuskan berbagai macam dosa.
2- Luasnya
karunia dan kebaikan Allah pada hamba-Nya.
3- Wajib
menjauhkan diri dari sikap melecehkan Rasul dan orang sholih, begitu pula sikap
berlebihan terhadap mereka. Jika Rasul (utusan Allah), maka tidak boleh
didustakan. Jika hamba, maka tidak boleh diangkat kedudukannya secara
berlebihan.
4- Akidah
tauhid menyelisihi agama kufur lainnya baik Nashrani, Yahudi atau agama orang
musyrik.
5- Ahli
tauhid namun penuh dosa tidak kekal dalam neraka.
6- Hal ini
bukan berarti kita boleh meremehkan maksiat karena ahli tauhid yang
menyempurnakan tauhidnya dengan menjauhi maksiat akan lebih mulia kedudukannya
di surga dan lebih selamat dari siksa neraka.
֎֎֎
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan Lupa tinggalkan pesan, kritik dan sarannya.. Makasih ^_^