Jumat, 26 Desember 2014

Ini 4 Metode Mendidik Anak yang Dikenal Dalam Islam

Memiliki anak yang bisa dibanggakan orang tua pastilah keinginan semua orang tua. Memiliki anak yang bisa menjadi sandaran dihari tua pun dambaan semua orang tua. Keinginan ini bisa dirasakan bukanlah seperti membuat mie instan. Namun tentunya membutuhkan proses panjang yang akan mendidik dan menempa buah hati kita akan menjadi seorang muslim Kamil yang mampu menghadapi hidup ini seterang cahaya keimanan.

Sesungguhnya Islam telah memancarkan cahaya dalam pendidikan. Pendidikan secara islami memiliki keistimewaan, yaitu menjadi bekal hidup sepanjang masa baik di dunia maupun diakherat. Metode pendidikan yang berlandaskan Alquran dan sunnah ini sangat penting. Pendidikan Islam harus ditanamkam sejak dini bahkan sejak anak masih dalam kandungan. Karena kehidupan ini harus selalu selaras dengan ilmu dan hukum Islam. Ada beberapa metode yang diperlukan dalam mendidik buah hati

Pertama: Pendidikan Dengan Observasi

Bentuk pendidikan secara observasi merupakan pendidikan yang mendasar, dimana orang tua selalau menyertai anak-anaknya dalam pembentukan aqidah dan akhlak yang terbentuk dalam diri anak. Orang tua disyari'atkan mengamati atas apa yang terjadi dengan anak-anaknya. Dengan mendampingi buah hati bukan hanya untuk memantau atau menjaga buah hati saja, namun sebenarnya dengan bersandingnya orang tua akan mengasah rasa kasih sayang yang terpancar dari orang tua. Karena orang tua melarang ataupun memerintah selalu dengan penuh kasih sayang dan kelembutan hati. Rosululloh bersabda:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا نَحَلَ وَالِدٌ وَلَدَهُ نُحْلًا أَفْضَلَ مِنْ أَدَبٍ حَسَنٍ
Artinya: Orang tua tidak bisa memberi pemberian kepada anaknya yang lebih utama daripada adab yang baik.(H.R. Ahmad)

Namun terkadang sikap pura-pura pun dibutuhkan dalam menghadapi berbagai perangai anak yang mungkin kurang disenangi orang tua. Terutama dikala anak memasuki usia satu setengah sampai tiga tahun, pada tahun ini anak biasanya cenderung untuk mencari perhatian dari orang tua maupun yang ada disekitarnya. Disaat demikian diperlukan sikap kepura-puraan, sebab apabila orang tua menanggapinya dengan keras anak akan cenderung lebih aktif lagi. Tapi sikap toleransi orang tua kepada anak juga dibutuhkan dalam kesempatan yang lain, kerena terlalu detail dalam menilai anak akan menimbulkan dampak negatif pada psikis maupun pendidikannya.
Kedua: Pendidikan dengan Pembiasaan

Pendidikan dengan cara pembiasaan sangat dibutuhkan, baik dalam segi pembiasaan ibadah maupun pembentukan akhlak. Karena dikala buah hati kita telah memiliki kebiasaan yang benar secara syar'i, maka suatu kebaikan akan otomatis menghiasi segala geraknya. Karena kebaikan itu telah menghunjam dengan bekas yang dalam bak ukiran di atas batu yang keras.

Ibnu mas'ud mengungkapkan: "Biasakanlah anak-anak untuk melakukan kebaikan, sebab kebaikan itu sebuah kebiasaan".

Dengan demikian pendidikan dengan pembiasaan bukan hanya sebatas pada hal-hal yang bersifat ibadah, namun juga pada akhlaq dan kebiasaan hidup.

Ketiga: Pendidikan dengan Nasehat

Pendidikan dengan nasehat ini harus memperhatikan dua sisi yaitu mengarahkan kepada kebenaran dengan mengingkari kemungkaran. Dikala anak telah memahami keduanya, di sinilah sesungguhnya peran nasihat sangat dibutuhkan. Karena sesungguhnya daya nalar anak masih membutuhkan bimbingan supaya tepat dalam menyimpulkan apa yang dilihatnya. Dengan nasihat inilah orang tua mendorong anak untuk memperbaiki kesalahan dengan menjelaskan akan sebab akibatnya. Rosululloh mengungkapkan "Agama adalah nasihat".

Al Khaththabi mengatakan: Nasihat adalah sebuah kalimat yang luas cakupan maknanya. Maknanya adalah menghendaki kebaikan bagi orang yang diberi nasehat.
Ibnu Shalah: Nasihat adalah kata-kata yang mencakup aktivitas seorang yang memberi nasihat kepada yang diberi nasihat dalam bentuk iradah (tekad) dan perbuatan.

Keempat: Pendidikan dengan Tarhib wa Targhib

Pendidikan dengan tarhib (ancaman) dan targhib (motivasi) merupakan salah satu cara jitu yang dibutuhkan dalam mendidik anak. Metode ini bisa membantu menumbuhkan perangai bagus dan akhlakul karimah serta nilai-nilai sosial pada diri anak. Alloh pun dalam Al Qur'an menggunakan wa'dun wal wa'id (janji dan ancaman). Alloh memberikan janji berupa surga yang penuh dengan kenikmatan tanpa cela dan memberikan ancaman neraka yang penuh dengan siksaan.

Motode tarhib, menurut penelitian di era kekinian ditemukan ternyata metode ini sangat dibutuhkan. Karena jikalau anak terlalu dilonggarkan dalam melakukan tindakan, maka akibatnya ia akan menyusahkan kedua orang tuanya. Dan dengan adanya ancaman hukuman akan mampu memperbaiki perangai dan akhlaq pada diri anak. Sebagaimana yang diajarkan Rosululloh dalam mendidik anak-anak kecil supaya tertib dalam mengerjakan sholat. Rosululloh bersabda:

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُرُوا الصَّبِيَّ بِالصَّلَاةِ إِذَا بَلَغَ سَبْعَ سِنِينَ وَإِذَا بَلَغَ عَشْرَ سِنِينَ فَاضْرِبُوهُ عَلَيْهَا

Artinya: Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Perintahkanlah anak kecil untuk melaksanakan shalat apabila sudah mencapai umur tujuh tahun, dan apabila sudah mencapai umur sepuluh tahun maka pukullah dia apabila tidak melaksanakannya. (HR Abu Dawud).

Bagi para orang tua, jangan terlalu sering memberikan ancaman kepada anak tanpa memberikan hukuman, sebab hal itu akan menjadikan diri anak tidak terlalu mengindahkan ancaman tersebut. Namun laksanakanlah ancaman tersebut agar anak merasa jera dan tidak mengulanginya lagi. Ini sangat penting, sebagai bukti kesungguhan kita.

Begitu juga metode targhib dalam awal-awal fase kehidupan anak, terkadang anak akan merasa berat dalam mengerjakan sebuah amalan, maka hal ini membutuhkan motivasi dari kedua orang tuanya sebagai pendorong untuk melakukannya sehingga anak merasa senang dan terasa ringan dalam menjalankannya, karena ada sebuah imbalan yang dijanjikan.
Berhati-hatilah kepada orang tua didalam menggunakan metode at tarhib wat targhib ini, jangan sampai menimbulkan rasa takut pada anak yang berlebihan karena akan menjadikan anak semakin minder. Tapi tanamkanlah rasa takut kepada Alloh dan siksa-siksa-Nya baik di dunia maupun di akherat kelak.


Inilah beberapa metode dalam mengasuh buah hati yang bisa dilakukan orang tua dalam menuju tercapainya generasi Islam yang sholih dan sholihah. Wallohu a'lam bisshowab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa tinggalkan pesan, kritik dan sarannya.. Makasih ^_^

Jumat, 26 Desember 2014

Ini 4 Metode Mendidik Anak yang Dikenal Dalam Islam

Memiliki anak yang bisa dibanggakan orang tua pastilah keinginan semua orang tua. Memiliki anak yang bisa menjadi sandaran dihari tua pun dambaan semua orang tua. Keinginan ini bisa dirasakan bukanlah seperti membuat mie instan. Namun tentunya membutuhkan proses panjang yang akan mendidik dan menempa buah hati kita akan menjadi seorang muslim Kamil yang mampu menghadapi hidup ini seterang cahaya keimanan.

Sesungguhnya Islam telah memancarkan cahaya dalam pendidikan. Pendidikan secara islami memiliki keistimewaan, yaitu menjadi bekal hidup sepanjang masa baik di dunia maupun diakherat. Metode pendidikan yang berlandaskan Alquran dan sunnah ini sangat penting. Pendidikan Islam harus ditanamkam sejak dini bahkan sejak anak masih dalam kandungan. Karena kehidupan ini harus selalu selaras dengan ilmu dan hukum Islam. Ada beberapa metode yang diperlukan dalam mendidik buah hati

Pertama: Pendidikan Dengan Observasi

Bentuk pendidikan secara observasi merupakan pendidikan yang mendasar, dimana orang tua selalau menyertai anak-anaknya dalam pembentukan aqidah dan akhlak yang terbentuk dalam diri anak. Orang tua disyari'atkan mengamati atas apa yang terjadi dengan anak-anaknya. Dengan mendampingi buah hati bukan hanya untuk memantau atau menjaga buah hati saja, namun sebenarnya dengan bersandingnya orang tua akan mengasah rasa kasih sayang yang terpancar dari orang tua. Karena orang tua melarang ataupun memerintah selalu dengan penuh kasih sayang dan kelembutan hati. Rosululloh bersabda:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا نَحَلَ وَالِدٌ وَلَدَهُ نُحْلًا أَفْضَلَ مِنْ أَدَبٍ حَسَنٍ
Artinya: Orang tua tidak bisa memberi pemberian kepada anaknya yang lebih utama daripada adab yang baik.(H.R. Ahmad)

Namun terkadang sikap pura-pura pun dibutuhkan dalam menghadapi berbagai perangai anak yang mungkin kurang disenangi orang tua. Terutama dikala anak memasuki usia satu setengah sampai tiga tahun, pada tahun ini anak biasanya cenderung untuk mencari perhatian dari orang tua maupun yang ada disekitarnya. Disaat demikian diperlukan sikap kepura-puraan, sebab apabila orang tua menanggapinya dengan keras anak akan cenderung lebih aktif lagi. Tapi sikap toleransi orang tua kepada anak juga dibutuhkan dalam kesempatan yang lain, kerena terlalu detail dalam menilai anak akan menimbulkan dampak negatif pada psikis maupun pendidikannya.
Kedua: Pendidikan dengan Pembiasaan

Pendidikan dengan cara pembiasaan sangat dibutuhkan, baik dalam segi pembiasaan ibadah maupun pembentukan akhlak. Karena dikala buah hati kita telah memiliki kebiasaan yang benar secara syar'i, maka suatu kebaikan akan otomatis menghiasi segala geraknya. Karena kebaikan itu telah menghunjam dengan bekas yang dalam bak ukiran di atas batu yang keras.

Ibnu mas'ud mengungkapkan: "Biasakanlah anak-anak untuk melakukan kebaikan, sebab kebaikan itu sebuah kebiasaan".

Dengan demikian pendidikan dengan pembiasaan bukan hanya sebatas pada hal-hal yang bersifat ibadah, namun juga pada akhlaq dan kebiasaan hidup.

Ketiga: Pendidikan dengan Nasehat

Pendidikan dengan nasehat ini harus memperhatikan dua sisi yaitu mengarahkan kepada kebenaran dengan mengingkari kemungkaran. Dikala anak telah memahami keduanya, di sinilah sesungguhnya peran nasihat sangat dibutuhkan. Karena sesungguhnya daya nalar anak masih membutuhkan bimbingan supaya tepat dalam menyimpulkan apa yang dilihatnya. Dengan nasihat inilah orang tua mendorong anak untuk memperbaiki kesalahan dengan menjelaskan akan sebab akibatnya. Rosululloh mengungkapkan "Agama adalah nasihat".

Al Khaththabi mengatakan: Nasihat adalah sebuah kalimat yang luas cakupan maknanya. Maknanya adalah menghendaki kebaikan bagi orang yang diberi nasehat.
Ibnu Shalah: Nasihat adalah kata-kata yang mencakup aktivitas seorang yang memberi nasihat kepada yang diberi nasihat dalam bentuk iradah (tekad) dan perbuatan.

Keempat: Pendidikan dengan Tarhib wa Targhib

Pendidikan dengan tarhib (ancaman) dan targhib (motivasi) merupakan salah satu cara jitu yang dibutuhkan dalam mendidik anak. Metode ini bisa membantu menumbuhkan perangai bagus dan akhlakul karimah serta nilai-nilai sosial pada diri anak. Alloh pun dalam Al Qur'an menggunakan wa'dun wal wa'id (janji dan ancaman). Alloh memberikan janji berupa surga yang penuh dengan kenikmatan tanpa cela dan memberikan ancaman neraka yang penuh dengan siksaan.

Motode tarhib, menurut penelitian di era kekinian ditemukan ternyata metode ini sangat dibutuhkan. Karena jikalau anak terlalu dilonggarkan dalam melakukan tindakan, maka akibatnya ia akan menyusahkan kedua orang tuanya. Dan dengan adanya ancaman hukuman akan mampu memperbaiki perangai dan akhlaq pada diri anak. Sebagaimana yang diajarkan Rosululloh dalam mendidik anak-anak kecil supaya tertib dalam mengerjakan sholat. Rosululloh bersabda:

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُرُوا الصَّبِيَّ بِالصَّلَاةِ إِذَا بَلَغَ سَبْعَ سِنِينَ وَإِذَا بَلَغَ عَشْرَ سِنِينَ فَاضْرِبُوهُ عَلَيْهَا

Artinya: Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Perintahkanlah anak kecil untuk melaksanakan shalat apabila sudah mencapai umur tujuh tahun, dan apabila sudah mencapai umur sepuluh tahun maka pukullah dia apabila tidak melaksanakannya. (HR Abu Dawud).

Bagi para orang tua, jangan terlalu sering memberikan ancaman kepada anak tanpa memberikan hukuman, sebab hal itu akan menjadikan diri anak tidak terlalu mengindahkan ancaman tersebut. Namun laksanakanlah ancaman tersebut agar anak merasa jera dan tidak mengulanginya lagi. Ini sangat penting, sebagai bukti kesungguhan kita.

Begitu juga metode targhib dalam awal-awal fase kehidupan anak, terkadang anak akan merasa berat dalam mengerjakan sebuah amalan, maka hal ini membutuhkan motivasi dari kedua orang tuanya sebagai pendorong untuk melakukannya sehingga anak merasa senang dan terasa ringan dalam menjalankannya, karena ada sebuah imbalan yang dijanjikan.
Berhati-hatilah kepada orang tua didalam menggunakan metode at tarhib wat targhib ini, jangan sampai menimbulkan rasa takut pada anak yang berlebihan karena akan menjadikan anak semakin minder. Tapi tanamkanlah rasa takut kepada Alloh dan siksa-siksa-Nya baik di dunia maupun di akherat kelak.


Inilah beberapa metode dalam mengasuh buah hati yang bisa dilakukan orang tua dalam menuju tercapainya generasi Islam yang sholih dan sholihah. Wallohu a'lam bisshowab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa tinggalkan pesan, kritik dan sarannya.. Makasih ^_^