Keistimewaan Nabi Muhammad shallallahu ’alaihi wa
sallam dapat dibagi menjadi 2:
1. Keistimewaan beliau dari Nabi lainnya
2. Keistimewaan beliau dari umatnya
Keistimewaan Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam Dibanding Nabi Lainnya
Pertama: Beliau adalah kholilullah (kekasih
Allah) selain Nabi Ibrahim ’alaihis salam
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
إِنِّي
أَبْرَأُ إِلَى اللَّهِ أَنْ يَكُونَ لِي مِنْكُمْ خَلِيلٌ فَإِنَّ اللَّهَ
تَعَالَى قَدْ اتَّخَذَنِي خَلِيلًا كَمَا اتَّخَذَ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا وَلَوْ
كُنْتُ مُتَّخِذًا مِنْ أُمَّتِي خَلِيلًا لَاتَّخَذْتُ أَبَا بَكْرٍ خَلِيلًا
“Sungguh aku memohon pada Allah akan memilih aku di antara
kalian sebagai kekasih Allah. Maka Allah Ta’ala memilihku sebagai
kekasih-Nya sebagaimana Allah menjadikan Ibrahim juga kekasih-Nya. Seandainya,
aku memilih di antara umatku seorang kekasih, maka aku akan memilih Abu Bakr
sebagai kekasihku.”
Kholil/khullah adalah tingkatan
tertinggi dalam derajat mahabbah (kecintaan) dan inilah yang
merupakan tingkatan paling sempurna. Oleh karena itu, beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, ”Allah Ta’ala memilihku sebagai
kekasih-Nya sebagaimana Allah menjadikan Ibrahim juga kekasih-Nya.” Dan
tidak ada dalam hadits yang mengatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam adalah habibullah. Maka perhatikanlah hal ini!!
Kedua: Beliau adalah penutup para Nabi dan risalah
(wahyu) yang beliau bawa telah sempurna serta merupakan risalah yang terakhir
Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman
مَا
كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ
وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang
laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi.”
(QS. Al Ahzab: 40)
Dan tidaklah datang orang yang mengaku dirinya sebagai Nabi
-sesudah beliau- kecuali mereka adalahdajjal/pendusta. Munculnya
orang-orang yang mengaku Nabi ini merupakan kebenaran dari berita Rasulullahshallallahu
‘alaihi wa sallam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا
تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُبْعَثَ دَجَّالُونَ كَذَّابُونَ قَرِيبٌ مِنْ
ثَلَاثِينَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ رَسُولُ اللَّهِ
”Tidak akan terjadi hari kiamat hingga mucul para
dajjal/para pendusta, yang berjumlah sekitar 30-an. Mereka semua mengaku sebagai
utusan Allah (rasulullah).”
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga
bersabda,
وَإِنَّهُ
سَيَكُونُ فِي أُمَّتِي ثَلَاثُونَ كَذَّابُونَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ
نَبِيٌّ وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّينَ لَا نَبِيَّ بَعْدِي
”Sesungguhnya akan ada pada umatku 30 orang pendusta yang
mengaku Nabi. Padahal akulah penutup para nabi, tidak ada nabi lagi sesudahku.”
Sabda beliau shallallahu ’alaihi wa sallam ini
telah terjadi saat ini. Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa
nafsunya. Sepeninggal beliau shallallahu ’alaihi wa sallam atau
bahkan di zaman beliau masih hidup telah muncul para dajjal. Di antaranya
adalah Musailamah al-Kazzab. Yang kemudian di zaman Abu Bakr ash-Shiddiq, dia
ditumpas oleh Abu Bakar –radhiyallahu ’anhu-. Begitu juga istri
Musailamah juga mengaku sebagai Nabi.
Dan orang yang mengaku dajjal sampai hari kiamat masih
bermunculan. Seperti di zaman kita saat ini juga terdapat orang yang mengaku
Nabi –yaitu dajjal- seperti Mirza Gulam Ahmad, Lia Aminudin, dll.
Ketiga: Beliau memiliki kedudukan yang terpuji (Al
Maqom Al Mahmudah)
Yaitu syafa’atul ’uzhma, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا
مَحْمُودًا
“Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang
terpuji”. (QS. Al Isra’: 79)
Begitu juga dalam hadits -yang panjang- tentang syafa’at yang
telah disepakati keshahihannya:
Sesungguhnya Allah mengumpulkan orang-orang terdahulu dan
orang-orang belakangan di suatu di suatu bukit. Sebagian orang berkata
kepada sebagian yang lain: ”Tidakkah kalian memperhatikan apa yang kalian
berada di dalamnya. Tidakkah kalian melihat pada apa yang disampaikan pada
kalian. Tidakkah kalian melihat siapa yang memberi syafa’at kalian kepada Rabb
kalian.” Kemudian mereka mendatangi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, ’Isa, hingga
Muhammad –sholawat Allah dan salam-Nya bagi mereka semuanya-. Tiap Nabi
tersebut mengatakan:”Pergilah kepada selainku”. Kecuali Nabi Muhammad shallallahu
’alaihi wa sallammengatakan:”Saya memiliki syafa’at tersebut.” Kemudian
beliau sujud kepada yang mengizinkan syafa’at baginya (yaitu Allah)
Dengan demikian jelaslah keutamaan Nabi shallallahu
’alaihi wa sallam dari seluruh makhluk. Dan beliau dikhususkan dengan
kedudukan yang demikian.
Keempat: Risalah beliau adalah umum bagi semesta
alam dan beliau diutus kepada jin dan manusia
Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ يَا
أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا
“Katakanlah: “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan
Allah kepadamu semua.” (QS. Al A’raf: 158)
وَمَا
أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ
النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
“Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat
manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi
peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.” (QS. Saba:
28)
تَبَارَكَ
الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَى عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا
“Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al
Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh
alam.” (QS. Al Furqon: 1)
وَمَا
أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi)
rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al Anbiya’: 107)
وَإِذْ
صَرَفْنَا إِلَيْكَ نَفَرًا مِنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُونَ الْقُرْآَنَ فَلَمَّا
حَضَرُوهُ قَالُوا أَنْصِتُوا فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوْا إِلَى قَوْمِهِمْ
مُنْذِرِينَ
“Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin
kepadamu yang mendengarkan Al Quran, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan
(nya) lalu mereka berkata: “Diamlah kamu (untuk mendengarkannya).” Ketika
pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi
peringatan.” (QS. Al Ahqaf: 29)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah –rahimahullah- berkata,
”Wajib bagi manusia untuk mengetahui bahwa Allah ‘azza wa
jalla telah mengutus Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada
manusia dan jin. Dan wajib bagi mereka untuk beriman kepada beliau dan beriman
dengan wahyu yang beliau bawa dan mentaati beliau. Mereka (manusia) harus
menghalalkan yang Allah dan Rasul-Nya halalkan dan mengharamkan yang diharamkan
oleh keduanya. Mereka harus pula mencintai yang Allah dan Rasul-Nya cintai dan
membenci yang Allah dan Rasul-Nya benci. Setiap orang yang telah tegak hujjah
dengan risalah (wahyu) Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dari
kalangan manusia dan jin kemudian tidak beriman padanya, maka berhak mendapat
adzab Allah Ta’ala, sebagaiman orang kafir yang telah diutus rasul
bagi mereka. Inilah landasan yang telah disepakati oleh sahabat, tabi’in (yang
mengikuti para sahabat dengan baik), para imam kaum muslimin, dan seluruh
kelompok kaum muslimin yang merupakan ahlus sunnah wal jama’ah dan
selain mereka –radhiyallahu ‘anhum ajma’in-.”
Kelima: Beliau diberikan (diturunkan) Al Qur’an
yang merupakan mu’jizat terbesar dan hujjah bagi para hamba. Allah sendiri yang
akan menjaga Al Qur’an ini dan Allah menantang orang-orang yang meragukan Al
Qur’an untuk membuat yang semisalnya.
Allah Ta’ala berfirman pada para penantang
Allah yang ingin membuat Al Qur’an,
قُلْ
لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَذَا
الْقُرْآَنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا
”Katakanlah: “Sesungguhnya jika manusia dan jin
berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan
dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi
pembantu bagi sebagian yang lain.” (QS. Al Isra’: 88)
Jika tidak mampu membuat seluruh Al Qur’an, Allah menantang
lagi dengan cukup membuat 10 ayat. Allah berfirman,
أَمْ
يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِثْلِهِ مُفْتَرَيَاتٍ
وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
“Bahkan mereka mengatakan: “Muhammad telah
membuat-buat Al Quran itu”, Katakanlah: “(Kalau demikian), maka datangkanlah
sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah
orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang
orang-orang yang benar.” (QS. Hud: 13)
Jika tidak mampu membuat 10 surat, silakan jika mampu membuat
satu surat saja!!
وَإِنْ
كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ
مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
”Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al
Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah[31] satu
surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain
Allah, jika kamu orang-orang yang benar.” (Al Baqarah: 23)
Keenam: Beliau melakukan isro’ ke
Baitul Maqdis dan mi’roj ke Sidrotul Muntaha
Keistimewaan Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam Dari Umatnya
Di antaranya ialah:
- Wajibnya
shalat tahajud di waktu malam
- Amalan
yang khusus ditetapkan untuk beliau, seperti:
- Diharamkan
zakat bagi beliau dan keluarganya
- Dihalalkan
bagi beliau puasa wishol
- Dihalalkan
bagi beliau menikah lebih dari empat wanita
- Beliau
tidak diwarisi
- Tidak
boleh menikahi istri beliau setelah beliau wafat
֎֎֎
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan Lupa tinggalkan pesan, kritik dan sarannya.. Makasih ^_^