Do’a yang
juga termasuk do’a yang singkat namun penuh makna disebutkan pula oleh An
Nawawi dalam Riyadhus Shalihin dan akan kita bahas dalam kesempatan kali ini.
Do’a
tersebut adalah: Allahumma inni
a’udzu bika minal ‘ajzi, wal kasali, wal jubni, wal haromi, wal bukhl. Wa
a’udzu bika min ‘adzabil qobri wa min fitnatil mahyaa wal mamaat. (Ya
Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut,
kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari
siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian).
Anas bin
Malik radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam biasa membaca do’a:
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ
بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ
بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ
“Allahumma
inni a’udzu bika minal ‘ajzi, wal kasali, wal jubni, wal haromi, wal bukhl. Wa
a’udzu bika min ‘adzabil qobri wa min fitnatil mahyaa wal mamaat. (Ya Allah,
aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di
waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur
serta bencana kehidupan dan kematian).” (HR. Bukhari no. 6367 dan Muslim
no. 2706)
Faedah dari
hadits di atas:
1. Dianjurkan untuk
membiasakan do’a tersebut.
2. Do’a tersebut berisi
permintaan agar kita diberi keselamatan terhindar dari sifat-sifat jelek yang
disebutkan di dalamnya.
3. Do’a tersebut berisi
permintaan agar kita tidak terjerumus dalam sifat-sifat jelek tersebut.
4. Meminta perlindungan dari
sifat ‘ajz, yaitu tidak adanya kemampuan untuk melakukan
kebaikan. Demikian keterangan dari An Nawawi rahimahullah.
5. Meminta perlindungan dari
sifat kasal, yaitu tidak ada atau kurangnya dorongan
(motivasi) untuk melakukan kebaikan padahal dalam keadaan mampu untuk
melakukannya. Inilah sebagaimana yang dijelaskan oleh An Nawawi rahimahullah. Jadi
‘ajz itu tidak ada kemampuan sama sekali, sedangkankasal itu
masih ada kemampuan namun tidak ada dorongan untuk melakukan kebaikan.
6. Meminta perlindungan dari
sifat al jubn,artinya berlindung dari rasa takut (lawan dari
berani), yaitu berlindung dari sifat takut untuk berperang atau tidak berani
untuk beramar ma’ruf nahi mungkar. Juga do’a ini bisa berarti meminta
perlindungan dari hati yang lemah.
7. Meminta perlindungan
dari al harom, artinya berlindung dari kembali pada
kejelekan umur (di masa tua). Ada apa dengan masa tua? Karena pada masa tua,
pikiran sudah mulai kacau, kecerdasan dan pemahaman semakin berkurang, dan
tidak mampu melakukan banyak ketaatan.
8. Meminta perlindungan dari
sifat bukhl, artinya berlindung dari sifat pelit (kikir).
Yaitu do’a ini berisi permintaan agar seseorang bisa menunaikan hak pada harta
dengan benar, sehingga memotivasinya untuk rajin berinfak (yang wajib atau yang
sunnah), bersikap dermawan dan berakhlak mulia. Juga do’a ini memaksudkan agar
seseorang tidak tamak dengan harta yang tidak ada padanya.
9. Meminta perlindungan dari
siksa kubur.
10. Menunjukkan adanya siksa
dan fitnah kubur, karena bagaimana mungkin sesuatu yang dimintai perlindungan,
namun hal itu tidak ada. Sungguh mustahil!!! Ibnu Hajar Al Makki mengatakan, “Dalam
doa perlindungan terhadap siksa kubur ini terdapat bantahan telak terhadap
Mu’tzilah yang mengingkari adanya siksa kubur.”
11. Meminta perlindungan dari
fitnah (cobaan) ketika hidup dan mati. Ibnu Daqi Al ‘Ied mengatakan, “Fitnah
kehidupan adalah fitnah yang dihadapi manusia semasa ia hidup yaitu berupa
fitnah-fitnah dunia (harta), fitnah syahwat, kebodohan dan yang paling besar
dari itu semua –semoga Allah melindungi kita darinya- yaitu cobaan di ujung
akhir menjelang kematian. Sedangkan fitnah kematian yang dimaksud adalah
fitnah ketika mati. Fitnah kehidupan bisa kita maksudkan pada segala fitnah
yang ada sebelum kematian. Boleh jadi fitnah kematian juga bermakna fitnah
(cobaan) di kubur.”
֎֎֎
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan Lupa tinggalkan pesan, kritik dan sarannya.. Makasih ^_^