Inilah
mungkin yang banyak dilupakan oleh banyak orang atau mungkin belum diketahui.
Padahal di antara do’a yang mustajab (terijabahi/terkabul) adalah do’a seorang
muslim kepada saudaranya.
Berikut kami
bawakan beberapa hadits yang shahih yang dibawakan oleh Bukhari dalam
kitabnya Adabul Mufrod. Bukhari membawakan bab dalam kitabnya
tersebut: Bab278- Do’a Seseorang kepada Saudaranya di Saat Saudaranya Tidak
Mengetahuinya. Semoga bermanfaat.
Hadits pertama
Dari Abu
Bakar Ash Shidiq radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,
“إن دعوة الأخ في الله تستجاب”
“Sesungguhnya
do’a seseorang kepada saudaranya karena Allah adalah do’a yang mustajab
(terkabulkan).“
(Shohih secara sanad)
(Shohih secara sanad)
Hadits
kedua
Dari Shofwan
bin ‘Abdillah bin Shofwan –istrinya adalah Ad Darda’ binti Abid Darda’-, beliau
mengatakan,
قدمت عليهم الشام، فوجدت أم الدرداء في البيت، ولم أجد أبا الدرداء. قالت: أتريد الحج العام ؟ قلت : نعم. قالت: فادع الله لنا بخير؛ فإن النبي صلى الله عليه وسلم كان يقول
“Aku tiba di
negeri Syam. Kemudian saya bertemu dengan Ummud Darda’ (ibu mertua Shofwan,
pen) di rumah. Namun, saya tidak bertemu dengan Abud Darda’ (bapak mertua
Shofwan, pen). Ummu Darda’ berkata, “Apakah engkau ingin berhaji tahun ini?”
Aku (Shofwan) berkata, “Iya.”
Ummu Darda’ pun mengatakan, “Kalau begitu do’akanlah kebaikan padaku karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,”
Ummu Darda’ pun mengatakan, “Kalau begitu do’akanlah kebaikan padaku karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,”
“إن دعوة المرء المسلم مستجابة لأخيه بظهر الغيب، عند رأسه ملك موكل، كلما دعا لأخيه بخير، قال: آمين، ولك بمثل”. قال: فلقيت أبا الدرداء في السوق، فقال مثل ذلك، يأثر عن النبي صلى الله عليه وسلم.
“Sesungguhnya
do’a seorang muslim kepada saudaranya di saat saudaranya tidak mengetahuinya
adalah doa’a yang mustajab (terkabulkan). Di sisi orang yang akan mendo’akan
saudaranya ini ada malaikat yang bertugas mengaminkan do’anya. Tatkala dia
mendo’akan saudaranya dengan kebaikan, malaikat tersebut akan berkata: Amin.
Engkau akan mendapatkan semisal dengan saudaramu tadi.”
Shofwan pun
mengatakan, “Aku pun bertemu Abu Darda’ di pasar, lalu Abu Darda’ mengatakan
sebagaimana istrinya tadi. Abu Darda’ mengatakan bahwa dia menukilnya dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
(Shohih) Lihat Ash Shohihah (1399): [Muslim: 48-Kitab Adz Dzikr wad Du’aa’, hal. 88]
(Shohih) Lihat Ash Shohihah (1399): [Muslim: 48-Kitab Adz Dzikr wad Du’aa’, hal. 88]
Hadits
ketiga
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, beliau berkata bahwa seseorang mengatakan,
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى وَلِمُحَمَّدٍ وَحْدَنَا
“Ya Allah ampunilah aku dan Muhammad saja!”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda,
لَقَدْ حَجَبْتَهَا عَنْ نَاسٍ كَثِيرٍ
“Sungguh engkau telah menyempitkan do’amu tadi dari do’a kepada orang banyak.”
(Shohih) Lihat Al Irwa’ (171): [Bukhari: 78-Kitab Al Adab, 27-Bab kasih sayang terhadap sesama manusia dan terhadap hewan ternak, dari Abu Hurairah]
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, beliau berkata bahwa seseorang mengatakan,
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى وَلِمُحَمَّدٍ وَحْدَنَا
“Ya Allah ampunilah aku dan Muhammad saja!”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda,
لَقَدْ حَجَبْتَهَا عَنْ نَاسٍ كَثِيرٍ
“Sungguh engkau telah menyempitkan do’amu tadi dari do’a kepada orang banyak.”
(Shohih) Lihat Al Irwa’ (171): [Bukhari: 78-Kitab Al Adab, 27-Bab kasih sayang terhadap sesama manusia dan terhadap hewan ternak, dari Abu Hurairah]
Pelajaran
yang dapat dipetik dari hadits-hadits di atas
Pertama: Islam sangat mendorong
umatnya agar dapat mengikat hubungan antara saudaranya sesama muslim dalam
berbagai keadaan dan di setiap saat.
Kedua: Do’a seorang muslim
kepada saudaranya karena Allah di saat saudaranya tidak mengetahuinya adalah
do’a yang sangat utama dan do’a yang akan segera terijabahi (mustajab). Orang
yang mendo’akan saudaranya tersebut akan mendapatkan semisal yang didapatkan
oleh saudaranya.
Ketiga: Ada malaikat yang
bertugas mengaminkan do’a seorang muslim kepada suadaranya di saat saudaranya
tidak mengetahuinya.
Keempat: Malaikat tidaklah
mengaminkan do’a selain do’a dalam kebaikan.
Kelima: Sebagaimana terdapat
dalam hadits ketiga di atas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingkari
Arab Badui di mana dia membatasi rahmat Allah yang luas meliputi segala
makhluk-Nya, lalu dibatasi hanya pada dirinya dan Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam saja.
֎֎֎
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan Lupa tinggalkan pesan, kritik dan sarannya.. Makasih ^_^